Present a Dark Romance story
Forbidden FateWhat women needs?
Money or Love?
***
⚠️⚠️Mature, harsh words, blood, vulgar & imperfect character⚠️⚠️
***
Vinice, Italy
Di tengah keramaian sebuah pameran seni di Venesia, Italia, diadakan di sebuah galeri mewah yang dipenuhi berbagai karya dari seniman kontemporer terkenal. Cahaya lampu redup yang disorotkan ke arah lukisan-lukisan besar membuat suasana terasa intim, hampir mistis.
Neza Rosenae Myaulizanisaq, dengan langkah tenang dan ekspresi penuh rasa ingin tahu, berhenti di depan sebuah lukisan yang memikat perhatiannya. Lukisan itu, karya seni abstrak berjudul Rupture, menggambarkan kekacauan emosi dalam bentuk warna-warna berani yang menghantam kanvas dengan penuh intensitas.
Tanpa disadari, di sebelahnya berdiri seorang pria dengan tinggi tubuh yang menjulang, mengenakan setelan rapi dan wajah penuh ketenangan. Luca Mahmudov von Hartmann.
Tatapannya fokus pada lukisan yang sama, seolah-olah sedang menganalisis setiap goresan kuas yang mencerminkan kerumitan perasaan seniman.
"Menarik, bagaimana sang seniman mengekspresikan konflik batin," ujar Luca, tanpa mengalihkan pandangannya dari lukisan. Suaranya rendah namun jelas, menembus keheningan galeri yang hanya diisi dengan langkah-langkah tenang para pengunjung.
Neza, yang tadinya sibuk dengan pikirannya sendiri, terkejut sesaat. Namun, dengan sopan ia menjawab, "Ya, kekacauan dan harmoni bertemu di satu kanvas. Seperti ada pertempuran antara ketenangan dan keputusasaan."
Luca menoleh, sedikit terkejut mendengar tanggapan itu. Mata cokelatnya menatap Neza untuk pertama kalinya, menilai perempuan dengan kulit tan dan aura tenang namun misterius itu. Dia tidak menyangka bahwa seorang gadis yang tampak lembut seperti Neza bisa mengartikan lukisan tersebut dengan begitu dalam.
"Kau cukup memahami seni," kata Luca, senyum tipis terukir di wajahnya.
Neza tersenyum tipis, matanya kembali ke lukisan. "Aku mengelola galeri seni kecil di rumah. Tapi di sini, aku hanya penikmat. Dan kamu? Sering datang ke pameran seni?"
Luca tertawa kecil, sebuah suara hangat namun sedikit tertahan. "Seni bukanlah keahlian yang ku miliki. Aku lebih banyak bekerja dengan garis dan struktur yang kaku— seorang arsitek."
Mendengar hal itu, Neza sedikit terpesona. Ada sesuatu dalam cara Luca berbicara, ketenangan dan ketampanannya yang memancarkan pesona alami, membuat Neza semakin penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Fate
General FictionWARNING! ⚠️ ⚠️⚠️ "Maaf, aku lupa memakai pengaman," kata Luca dengan napas yang masih terengah, suaranya sedikit bergetar. Ia menatap Neza, seolah mencoba membaca ekspresinya, mencari tahu apa yang dipikirkannya di tengah keheningan yang tiba-tiba m...