OKE!! sepertinya aku harus menarik kembali kata-kataku tentang Daniel. YA!! dia menyenangkan dan tidak menyebalkan seperti yang ku bilang kemarin-kemarin lalu, yah setidaknya dia tidak memasang muka dingin dan menyebalkannya lagi tadi saat kami lunch bareng.. daan? dan yah ada banyak hal yang baru ku ketahui tentang Daniel.. diaa sosok yang rendah diri, dan lumayan penggombal, terbukti tadi Daniel sempat menebarkan pesonanya kepadaku.
OH! oke sepertinya aku harus mulai hati-hati terhadap cowok yang tampannya terlalu berlebihan itu, jangan sampai aku kepincut dengannya.. jangan.. jangan sampai yatuhaaan..
"Balqis sayang?" aku menoleh, melihat mama berdiri di ambang pintu kamarku.
"iya ma?" jawabku sembari tersenyum. begitupun mama.
"lagi ngapain kamu sendirian bengong-bengong disitu? ayo turun, makan malam udah siap sayang" tanya mama sembari melangkah menghampiriku.
"oh nothing mam, just a bit tired, i'll be there soon" jawabku yang langsung di beri anggukan oleh mama. Aku memutuskan untuk mencuci mukaku lalu turun ke bawah untuk bergabung di meja makan.
"So? gimana?" tanya papa di sela-sela makan. Aku mengernyitkan dahi tanda tidak mengerti. "si bussinessman muda itu gimana?" seperti mengerti akan kernyitan dahiku, papa menyambung kembali pertanyaannya lebih spesifik dari pertanyaan sebelumnya. Sedetik kemudian aku baru menyadari kalau yang di maksud papa adalah Daniel.
"biasa aja" jawabku acuh, sibuk menikmati makan malam yang terhidang di meja makan.
Aku melirik mama dan papa, mereka saling pandang lalu sedetik kemudian mereka memandangku seperti tidak puas dengan jawaban yang ku lontarkan beberapa saat yang lalu.
"biasa aja gimana?" kini giliran mama yang bertanya, sedangkan papa masih tetap memandangku seolah menantikan jawabanku.
"yah biasa aja, punya mata, hidung, mulut, telinga, kaki, tangan, yah pokoknya seperti manusia kebanyakan lah." jawabku masih sibuk dengan makan malam di hadapanku.
mama dan papa berdecak kesal. "kau ini..! ck" ucap papa sambil kemudian kembali menikmati makan malamnya.
"kenapa jawabanmu begitu sayang.. kami lagi serius" ucap mama yang langsung disertai dengan anggukan kecil papa.
"apasih maa.. terus Balqis harus jawab gimana? kalo dia gantengnya terlalu berlebihan terus dia penggombal, gitu huh?" ucapku sambil memutar bola mata.
"aaah jadi kau menyadari juga kalau Daniel ganteng? cakep? aihaih anak mama" goda mama . Tuh kaaaaaaan ini nih yang paling aku hindari, pasti deh kalau jujur gitu terus di goda. apa banget deh.. orang emang Daniel gitu kan? cewek bego plus tolol aja tau mana yang ganteng mana yang jelek.. yajelas 1000 persen lah aku juga bisa ngebedain yang mana yang ganteng mana yang jelek.
"iiih serah mama aja deh" ucapku yang langsung diberi seringaian jahil dari mama dan papa.
Aku memilih untuk melanjutkan makan malamku dengan diam dan lumayan ngebut, takut kalau mama dan papa ngebahas soal Daniel lagi dan aku keceplosan lagi-_-.
****
Daniel *POV*
"Daniel are u okay?" entah sudah berapa kali Opa menanyakan pertanyaan yang sama itu kepadaku tapi hanya ku jawab dengan anggukan kecil.
Panggil aku gila, panggil aku tidak waras, panggil aku sakit jiwa, ah pokoknya sebangsa itulah. Entah mengapa sedari tadi sudut bibirku terus menerus terangkat keatas membuahkan sebuah senyuman.. oh atau lebih tepatnya cengiran.. YA! siapa lagi kalau bukan gara-gara Balqis, cewek yang baru ku kenal itu, cewek yang dijodohkan kepadaku itu telah berhasil membuat sebagian otakku tidak berjalan senormal biasanya.. bibirku terus menerus membuat sebuah cengiran saat memikirkannya, buruk bukan? huh aku seakan di kontrol olehnya.
"Daniel O'Connor are u sick? should i call the doctor?" seru Opa lantang. terlihat dari ekspresi wajahnya yang snagat khawatir melihatku yang sedari tadi senyum-senyum sendiri.
"u better call her" gumamku tanpa kusadari.
Opa menaikkan sebelah alisnya tanda tidak mengerti. "her?" tanya Opa. aku menoleh, alisku juga terangkat sebelah, dan sedetik kemudian aku seperti menyadari kalau tadi aku telah bergumam dan gumamanku itu bukan dalam hati tapii... NYATA! gila... why does she affect me so hard??? kenapa coba aku bisa kayak gini? ah tidak.... apa aku sudah kepincut dengannya? Damn!
"nothing. i'm tired, need to get a rest. Gnite Opa" ucapku mencoba menyudahi pembicaraan dan bergegas pergi ke kamar sebelum Opa menanyakan pertanyaan-pertanyaan lain lagi yang bisa membuat mulutku hilang kendali dan akhirnya aku keceplosan lagi.
****
"ngomong-ngomong tentang cewek yang di jodohkan Opa ke elo. gue udah tau siapa dia." ujar Reeihan.
"basi! gue juga udah tau" ucapku sambil terus menatap layar PS3 ku. merasa tidak tertarik untuk membahas Balqis.
"termasuk kalau dia udah punya pacar?" Glek.. seperti ada petir yang menyambarku, aku menoleh ke arah Reeihan yang tengah menatapku dengan alis yang terangkat sebelah.
"apa maksudmu?" tanyaku dengan alis yang juga terangkat sebelah.
Reeihan melempar beberapa kertas yang di beri clip kertas di ujungnya. Aku mengambilnya dan mulai membaca halaman pertama.
Glekk.. pikiranku kalut. perasaanku campur aduk. aku kenapa? cemburu kah? ah tidak mungkin. apa aku sudah menjatuhkan cintaku ke dia?
"lo kenapa? your face look so pale. jangan bilang lo..." aku menggeleng cepat, memotong kalimat Reeihan yang belum selesai.
"gue gapapa. gue duluan kiddo" ucapku sambil cengir, mencoba menutupi rasa kalutku. Dan disinilah aku sekarang, di dalam mobil menuju penthouseku, masih dengan pikiran kalut.
"Cih, aku kalut? tidak aku baik-baik saja. aku cemburu? tidak, untuk apa?" gumamku kecil. sudut bibirku naik ke atas membuat sebuah senyuman sinis, senyuman sinis untuk diriku sendiri lebih tepatnya.
TBC
kependekan lagi kan? aduuuuuuh udah ga sabar upload sih.. maaf ya kalo ngebosenin+ trlalu pendek. Typo dan sebagainya mohon di maafkan ya hehehe.. kritik dan sarannya masih sangaaaat di butuhkan.. vote kalau suka yaa..;)