Begitulah kebanyakan hal dilakukan,
Menerima harga harian sebagai imbalan untuk sedikit kebahagiaan,
Aku rasa itulah satu-satunya cara.
Sebelum kereta pertama, Ada dua bayang yang berpotongan dengan rute 16 dan 01,
Di sudut kota yang baru, aku bertemu cahaya langit yang menelan semua kesuraman di dunia,
Angin hangat berhembus berjalan menuju simpang tiga nampak seperti sebuah kebohongan,
Aku akan memutuskan pilihanku sebelum sampai disana,
Aku meninggalkan kopi ku yang tak bisa diminum dan keluar dari pertokoan,
Menuruni bukit, menuju rute 16 dan diterpa angin September yang menembus hatiku.
YOU ARE READING
Schatzi, Jangan Pergi
PoetrySemogaku, pada dunia yang lain, dimensi yang lain, kita sedang bercinta dengan berapi-api. Semogaku, ada sedikit rindu juga disana. Shcatzi, Semper Ad Meliora.