Bab 2

191 27 3
                                    

"Jadi pengasuh yang lama berulah lagi?"

Raline menghentikan langkahnya kala indera pendengarannya tak sengaja menangkap pembicaraan itu.

Gadis berparas cantik itu mengurungkan langkahnya menuju teras belakang rumah sahabatnya. Sebelumnya, Raline berniat menemui Shinta, namun urung karena wanita itu terdengar sedang mengobrol dengan seseorang.

"Ngapain nguping di situ?" tanya Giselle yang tiba-tiba muncul di belakang gadis itu.

Raline terperanjat kaget. Gadis itu lantas memberikan sebuah tepukan kecil di lengan milik Giselle.

"Iya, nanti aku bantu cari pengasuh baru ya. Semoga kali ini dapat yang benar-benar baik dan tulus."

Giselle terdiam, mencoba menyimak pembicaraan ibunya dengan seseorang di telepon.

"Jadi Tante Dewi lagi nyari pengasuh baru ya, Ma?" tanya gadis itu tepat setelah pembicaraan ibunya usai.

Wanita paruh baya itu membalikkan badannya. Netranya menatap dua orang gadis cantik yang berdiri di ambang pintu.

"Iya, yang lama berulah lagi," sahut Tante Shinta sembari mendudukkan dirinya di sebuah sofa besar yang berada di sana.

Gadis bernama Giselle itu mengangguk paham.

"Kebetulan nih Raline lagi nyari kerjaan. Gimana kalau dia aja yang jadi pengasuh baru di rumah Tante Dewi?" usul Giselle sembari menarik lengan Raline untuk mendekati Shinta.

Kedua mata wanita paruh baya bernama Shinta itu terbelalak. Merasa tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

"Kamu jangan bercanda Giselle," tegurnya.

"Aku serius, Ma. Tanya aja ke Raline. Katanya dia mau kerja," balas Giselle sembari menatap ibunya dan Raline secara bergantian.

Sementara di sana, Raline mengulum bibir bawahnya dengan perasaan gugup.

"Benar, Raline? Kamu mau kerja?" tanya Shinta untuk memastikan.

Raline menganggukkan kepalanya pelan. Tapi hatinya merasa ragu untuk ini. Bagaimana jika perkataan Giselle sebelumnya benar? Bagaimana jika Raline tidak bisa bekerja dengan baik?

"Tapi Raline kan–"

"Mama tenang aja. Raline serius mau kerja kok. Dia pasti bisa jadi pengasuh yang handal. Kan Raline anaknya pinter dan gampang diajarin," potong Giselle cepat.

"Kamu serius, Raline? Gimana dengan orang tua kamu?" tanya Shinta bimbang.

Raline kembali menganggukkan kepalanya. Kali ini ia harus benar-benar keluar dari zona nyamannya. Ia tak akan membiarkan ucapan Giselle menjadi kenyataan. Bagaimanapun, Raline akan berusaha keras untuk hidupnya sendiri.

"Aku mau kok jadi pengasuh, Tan. Tante tenang aja, nggak usah pikirin orang tua aku. Mereka nggak akan tahu kok," ucap Raline mantap.

****

Sebuah mobil melesat cepat membelah jalanan kota yang ramai lancar.

Dua orang gadis duduk tenang di kursi penumpang. Satu diantaranya menatap keluar jendela, sementara yang lainnya sibuk dengan benda pipih kesayangannya.

Raline menghembuskan napas panjang dan terdengar agak berat.

Hembusan napasnya itu membuat Giselle mengalihkan atensinya dari ponsel. Gadis itu menatap Raline dengan seksama.

"Kenapa, Ral?" tanya Giselle sembari meraih jemari Raline yang berada di paha gadis itu.

Raline menoleh, tatapan matanya tampak sendu dan menyiratkan kekhawatiran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pengasuh Tengil Tuan Rajendra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang