Sayang?

1K 110 160
                                    

Kini Aurora sudah mendudukkan dirinya di sofa yang masih kosong, Rami masih saja terus membuntuti nya dari belakang.

"Ahyeona, aku sangat tidak sabar menanti kelahiran nya." Ucap Pharita heboh, tangan nya sedang sibuk mengelus-elus perut Ahyeon.

"Aku pun sama, Ahyeonie. Aku tidak sabar sebentar lagi akan menjadi aunty." Asa pun tidak mau kalah.

"Kira-kira nanti baby nya perempuan atau laki-laki ya?" Tanya Ruka.

"Ahhh iya? Apakah kamu sudah mengetahui jenis kelaminnya Ahyeon?" Asa bertanya kepada Ahyeon.

"Umm, aku belum memeriksa nya." Jawab Ahyeon. "Aku dan Aurora sengaja untuk tidak memeriksa jenis kelaminnya." Jelas Ahyeon kepada para sahabatnya.

"Aahh, aku harap anak nya laki-laki. Aku akan membuat nya menjadi laki-laki yang gagah dan sangat keren seperti ku!." Ucap Ruka menggebu-gebu.

"Tidak! Aku mau anak nya perempuan, agar aku mengajaknya berbelanja dan ke salon bersama." Pharita tidak setuju dengan ucapan Ruka.

"Ya, aku setuju dengan Pharita. Semoga saat lahir nanti dia adalah perempuan." Asa berada di pihak yang sama dengan Pharita, gadis itu menyetujui ucapan sahabatnya.

"Tapi Canny, lebih setuju dengan Kak Ruka. Aku harap anaknya nanti laki-laki." Sedangkan Chiquita sependapat dengan Ruka.

Aurora yang mendengar keributan para sahabatnya hanya memutar malas matanya saja.

"Ck! Kalian berisik banget si. Apapun jenis kelaminnya nanti, itu gak penting. Yang paling penting adalah Ia lahir dalam keadaan sehat dan selamat." Ucap Rami menyela semua orang.

"Ya, yang di katakan Rami itu benar." Ahyeon menyetujui ucapan Rami.

"Iyaa si." Ucap Asa defensif. "Akan tetapi, jika dapat memilih. Kamu menginginkan Ia perempuan atau laki-laki Ahyeonie?" Tanya Asa penasaran.

"Aku tidak tahu" Ahyeon bingung sendiri ditanya seperti itu oleh sahabat nya. "Ahh iya, bagaimana bisa kalian sudah berada di Korea hari ini? Dan sejak kapan kalian kembali ke Korea? Bukankah kalian akan tiba 2 hari yang akan datang ya?" Ahyeon menanyakan keberadaan para sahabatnya saat ini. Sedari tadi mereka belum membahas nya karena terlalu sibuk melepas rindu satu sama lain dan terus saja membicarakan baby yang ada didalam kandungan nya.

"Ohh itu, aku memang sengaja merahasiakan nya kepada mu dan juga Rora. Karena aku, Ruka, dan juga Pharita bersepakat untuk memberikan kejutan untukmu Ahyeonie." Jelas Asa kepada Ahyeon.

"Iya benar yang dibilang Asa, dan kami sengaja hanya memberi tahu Rami dan Chiki saja, agar mereka bisa menjemput kami di bandara." Ruka menjelaskan kepada Ahyeon.

"Dan kami tiba di Korea itu semalam. saat kami tiba. Canny dan Rami sudah menunggu kami di bandara."

Tiiiinggg~

Suara bell pintu Apartement Aurora berbunyi, Chiquita yang mengetahui kalau suara itu pasti berasal dari kurir yang mengantar kan makanan yang Ia pesan sebelum nya segera berdiri dan berjalan menuju ke arah pintu.

Chiquita segera mengambil pesanan nya yang baru saja di antar oleh Paman Lim, ternyata Paman Lim lah yang mengantar kan pesanan yang Chiquita pesan. Karena Aurora sangat menjaga ketat pengamanan Apartement milik nya.

Rami membantu Chiquita untuk menyusun makanan nya ke atas meja makan.

Ruka, Pharita, dan Asa masih sibuk melepas rindu dengan Ahyeon. Ahyeon pun tidak sengaja menatap beberapa paper bag yang berbeda di atas meja ruang tamu. "Ehh, itu apa? Kenapa banyak sekali paper bag disana?" Ahyeon menatap Asa, dirinya baru menyadari kalau ternyata terdapat beberapa paper bag di atas meja ruang tamunya.

Lowkey [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang