PROLOG

6 1 0
                                    

Ting!

Gadis itu tersentak dari tidurnya.

Sambil berdecak kesal ia mengambil handphone yang terletak di lantai dan menyipitkan matanya memandangi layar yang silau itu.

03.40 am

Chat group, batinnya

Notifikasi whatsapp dan mimpi itu. Dua hal yang membangunkannya malam ini. Ah soal mimpi, ini sudah terjadi sejak beberapa hari yang lalu. Bahkan saat tidur siang, ia benar-benar dihantui oleh mimpi tersebut. Bukan, satu orang di mimpi itu.

Yara menghela napas sedih. Dadanya lagi-lagi merasakan hal yang sama, seperti terhimpit batu besar. Entahlah, Yara juga sulit untuk mendeskripsikannya.

Sambil menatap langit-langit kamarnya, rasanya Yara ingin sekali menangis, namun air matanya sudah tidak dapat keluar lagi. Kejadian-kejadian itu terus berputar di kepalanya. aku benci kehidupan ini.

Tanpa sadar, Yara tersenyum mengingat hari pertama ia bertemu dengan seseorang di mimpi tersebut, senyum tipis Yara muncul membayangkan orang tersebut, rindu sekali. Meski sekarang, sesak di dadanya tak kunjung hilang.

Bolehkah aku peluk lama, sekali saja?

————————

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

1.405 daysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang