G&H| 4. Bayangan Putih dan Bayangan Hitam

72 10 1
                                    

Sudah pukul 4 sore, bell sekolah sudah berbunyi tandanya waktu untuk pulang. Serentak seluruh murid keluar dari kelas termasuk Grawita. Hari ini terihat cuaca di sore hari sangat cerah. Grawita bersyukur akan hal itu, karena jika langit berubah menjadi mendung Grawita akan kesusahan untuk pulang. Karena transportasi angkot jarang lewat jika hujan datang.

Grawita berjalan menuju pemberhentian bus. Karena hanya disini Grawita bisa menghentikan angkot.

Tak lama angkot berwarna biru dengan nomor 127 datang. Dengan segera Grawita masuk ke dalam dan angkot pun mulai berjalan.

Hari ini Grawita akan mampir ke Perpustakaan Nasional untuk mengerjakan tugasnya.

Sesampainya Grawita di perpustakaan nasional ia masuk ke dalam gedung tersebut.

Haidar sedang berkumpul di rumah Radit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haidar sedang berkumpul di rumah Radit. Makanan cepat saji terhidangkan di depan mereka dan beberapa minuman soda sebagai minuman mereka. Baru beberapa menit mereka berkumpul makanan sudah tersisa separuh.

"Akhirnya gua ngerasain cheat day" Ujar Zaffar sembari memakan satu potongan pizza.

"Harusnya tadi gua pesenin salad aja buat lo. Sayang sixpack lo ilang nanti" Sahut Radit.

"Gak masalah. Gua bisa ngegym besok"

"Asal jangan ajak gua!" Sahut Jauzan mendelik kearah Zaffar.

"Siapa juga yang mau ajak lo. Lemah kayak lo gua ajak, mending gua ajak satpam komplek"

"Tapi nanti kalau Jauzan tiba-tiba ngegym sih gua ketawain" Sahut Radit.

"Ya paling nanti gak sekarang. Kalau sekarang gini aja gua udah banyak suka, gimana kalau gua ngegym??!" Mendengar itu Radit melempar bantal sofa kearah Jauzan dan Zaffar menjitak dahi Jauzan.

Kebisingan yang diciptakan oleh Radit, Zaffar, dan Jauzan tidak membuat pandangan Haidar teralihkan dari pemandangan halaman rumah Radit.

Kamar Radit yang mengarah langsung ke taman depan. Taman depan di rumahnya sangat cantik, diisi bunga-bunga yang cantik dan warna-warni. Ibu Radit memang sangat menyukai tanaman khususnya bunga maka dari itu rumah ini banyak sekali tanaman di luar maupun dalam rumah.

Pemandangan tersebut membuat pikiran Haidar merasa segar. Ia pun teringat dulu, sang bunda suka menanam tanaman.

Kepulan asap dari nikotin keluar dari mulutnya. Sebuah tepukan pada bahu menyadarkannya.

"Ngerokok mulu lo. Paru-paru lo tinggal satu aja" Ucap Radit.

"Nyegerin pikiran elah. Mau rokok lo?" Radit menggelengkan kepalanya.

"Bisa dihantem sama bokap, gua!"

"Yaudah gua aja dah" Jauzan mengambil bungkus rokok yang ada di tangan Haidar kemudian mengambil satu batang nikotin.

Grawita & HaidarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang