Bab 1 perkenalan

16 6 0
                                    

 

 

Bab 1 Perkenalan

 Aira mendadak gugup saat Atha mengenalkan Zafira padanya, hatinya bagai dicubit sampai membuatnya susah bernapas. Tangannya gemetar, untung saja ia sudah selesai memindahkan makanan dari nampan ke meja. 

“Hai Aira, salam kenal?” Zafira menjulurkan tangan sambil tersenyum ramah. Walau baru pertama kali bertemu, Zafira seperti sudah lama mengenal Aira. Atha sering bercerita tentang gadis bertubuh mungil itu.

“Hai mba Zafira, salam kenal kembali,” sahut Aira tersenyum canggung. Sebenarnya ia ingin tersenyum lebar, tapi bibirnya terasa kaku. Aira tidak mengerti mengapa tiba-tiba lidahnya kelu. Bahkan lututnya terasa lemas seolah tak bertenaga melihat Atha dan Zafira duduk berdekatan.

“Silakan menikmati hidangannya…” ujar Aira memaksakan diri tersenyum mendengar ucapan terimakasih dari Zafira. Perlahan, kakinya bergerak menjauh dari sepasang kekasih yang baru jadian itu.  

Aira berjalan sambil merutuki diri. Tidak mengerti mengapa hatinya begitu sakit melihat Atha dekat dengan Zafira. Bukankah Atha hanya kakak sepupunya? Harusnya ia ikut senang melihat Atha Bahagia. Tapi, lihatlah, betapa konyolnya ia hari ini. Ia tidak suka melihat Atha bahagia dengan wanita lain. Adik sepupu macam apa dia?

“Huff” Aira menghempas nafas yang terasa berat menghimpit dada. Ia terdiam sesaat sembari menatap tumpukan nampan yang tersusun rapi di meja yang terbuat dari alumunium. Senyum Atha dan Zafira terus terbayang di kepalanya. Duh, Aira, ada apa denganmu?

“Woi, ngelamun aja! Tetangga gua abis ngelamun masuk ICU!” ujar Radit menarik nampan dari tangan Aira, lalu meletakkannya di atas meja. Dengan cekatan, ia mengambil pesanan tamu yang siap di sajikan. “Nih, antar ke meja tujuh,”

Aira terkesiap, matanya membulat menatap Radit, lalu beralih menatap nampan yang berisi Ayam bakar, sayur asem, tahu, tempe goreng, komplit dengan nasi dan sambal, “Ngak bisa banget ya, lihat orang nganggur!” Ujar Aira meraih nampan dari tangan Radit.

“Dari pada lo masuk ICU kayak tetangga gua, Noh, mau?” balas Radit menatap Aira yang melotot padanya.

“Sialan! Lo doain gua masuk ICU?” Aira memasang wajah jutek, tanpa menunggu jawaban, Aira berbalik menuju pintu.

“Bukan doain, chaby,… tapi ngingetin!” jawab Radit yang masabodo Aira mendengar atau tidak.

Aira berjalan sambil membawa nampan menuju meja tujuh. Hati hati, Aira meletakkan dan Menyusun menu pesanan. “Silakan,” ujar Air tersenyum ramah, “Ada lagi yang bisa saya bantu?”

“Saat ini cukup, Mba,” jawab wanita yang terlihat tidak sabar lagi ingin menyantap makanannya.

“Selamat menikmati,” sahut Aira sedikit membungkukkan kepala, lalu beranjak pergi. Dari sudut matanya, ia melihat Atha dan Zafira yang terlihat asyik berbincang.

“Aira!” panggil Atha tepat saat gadis bertubuh mungil itu lewat di depannya.  

“Ya?” Sahut Aira berhenti melangkah, lalu berbalik menghadap ke arah Atha. “Kak Atha mau nambah pesanan?” tanya Aira menghindari kontak mata dengan dokter spesialis jantung berwajah tampan di depannya.

“Tidak, aku sudah kenyang. Kamu pulang jam berapa?” Atha menatap Aira sambil menunggu jawaban dari pemilik pipi Chaby di depannya.

“Jam empat,” jawab Aira sekenanya, ia seduh bisa menebak kalimat berikutnya yang akan keluar dari mulut kakak sepupu sekaligus tetangganya itu.

Atha melihat arloji yang berwarna kuning keemasan di lengannya. “Setengah jam lagi… ya sudah, Kak Atha tungguin.”

Aira mengangguk dengan ekspresi wajah datar. Sebenarnya banyak umpatan yang ingin dia tumpahkan pada Atha, sebagai bentuk protes atas sikap manis Atha pada Zafira. Tapi, gadis yang tak lama lagi akan berusia dua puluh tahun itu cukup sadar diri. Siapalah dia dibandingkan dengan Zafira yang merupakan seorang dokter muda berwajah jelita dan memiliki orangtua yang kaya raya. Tidak seperti dirinya yang kuliah pun harus sambil bekerja. Jauh di lubuk hatinya, ia sadar kalau sebaik apapun Atha selama ini padanya, Atha hanya menganggapnya sebagai adik sepupu tidak lebih dari itu. Aira merasa konyol dengan rasa cemburu yang menggelayuti hatinya.

Rahasia hati AiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang