two☠

14 1 0
                                    

HAPPY READING><


Setelah mendapat alamat tempat Tama berada, Lio langsung berganti pakaian terburu buru, hanya mengenakan kaos putih oversize dan celana pendek selutut, tak pula membawa jaket ataupun ransel, dompet dan ponsel yang utama sekarang.

Ojol yang dia pesan sudah sampai, setelahnya mereka melaju ke tempat tujuan. Beberapa kali Leo melihat ponsel guna menunjuk jalan. Saat hampir tiba dirinya melihat Tama melaju berlawanan arah.

"Bang bang! Puter balik bang, puter balik!" Dengan brutal Leo menepuk bahu tukang ojol nya, langsung saja mereka putar arah dan dirinya meminta agar lajunya dipercepat. Dan benar saja itu Tama.

"Klakson bang!"

Tin tin tin
Tin tinnnn....

Tama tak berhenti, namun dirinya tahu bahwa itu Lio. Tama tak ingin ambil pusing, dirinya tetap melajukan motornya.

Biarlah diumpati para pengendara lain, Lio tak peduli. Dirinya meminta bang ojol untuk menghalangi jalan Tama, untung saja Tama mengendarai dengan pelan jadi dirinya bisa mengejar.

Dan, berhasil! Lio sontak saja menghampiri Tama yang memandangi nya dari atas motor. Senyum nya lebar sekali. Sampai didepan Tama, dirinya ingin memeluk namun terlebih dahulu ditepis oleh Tama. Lio melunturkan senyumnya, namun apa peduli Tama.

"Bayar." Lio bingung, namun detik selanjutnya dirinya mengerti apa maksud ucapan Tama. Ia menghampiri ojol dan membayar tagihan nya, setelah itu kembali menghadap kekasihnya.

"Naik." Tak banyak bicara Lio pun naik ke motor milik Tama, mengenakan helm terlebih dahulu kemudian melaju entah Tama ingin membawanya kemana, intinya bukan arah ke kontrakan nya. Hatinya merasa gusar, perasaan nya kacau.

Tak ada percakapan diantara keduanya, Lio ingin bertanya namun urung, karena melihat raut Tama yang sukar seakan dirinya tau bahwa kekasihnya sedang dalam mood yang buruk. Entahlah sedang marah atau bagaimana, namun aura yang dikeluarkan begitu mengintimidasi, membuatnya tertekan.

Dan sampai tujuan, ternyata Tama membawanya ke aprtemen lelaki itu, saking sibuk nya Lio melamun sampai tidak sadar bahwa jalan yang dituju adalah kemari.

Keduanya turun dari motor, melangkahkan kaki memasuki gedung apartemen. Lio berjalan dibelakang Tama, dirinya gusar memikirkan apa yang akan dilakukan kekasihnya nanti, belajar dari pengalaman karena selalu diulang ulang setiap kali merasa dirinya ada salah ataupun Tama yang sedang marah.

Tak sadar lagi ternyata mereka sudah sampai didepan pintu, Lio memperhatikan Tama yang memasukkan password dan setelahnya pintu terbuka. Mereka masuk, Lio mengikuti Tama yang duduk dikursi sofa ruang tamu, menunduk tak berani menatap netra kekasihnya.

Sedangkan Tama hanya memandang Lio dalam diam, belum ada percakapan diantara keduanya. Setelah beberapa saat berlalu Tama beranjak dari sofa menuju dapur, dan lagi lagi Lio hanya memperhatikan. Ternyata Tama mengambil minum namun untuk dirinya sendiri.

Lio memberanikan diri untuk melangkahkan kaki menghampiri kekasihnya, memeluk kekasihnya dari belakang, belum juga ada pergerakan dari lelaki didepannya.

"Bagus lu pake begituan?" Akhirnya Tama mengeluarkan kata, namun nada bicaranya tak sedap didengar. Lio tau pasti Tama akan marah jika dirinya memakai pakaian seperti ini, dan selalu seperti itu.

"Aku buru buru Tam, maaf."

"Ngapain buru buru? Mau nemuin siapa?" Lio jengah sebenarnya, Tama terlalu over padanya. Pertanyaan maupun kata kata Tama selalu mampu membuatnya terpojok, padahal kenyataannya tak seperti apa yang lelaki itu pikirkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

❗RED FLAG❗ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang