03. | 𝘛𝘦𝘳𝘰𝘳 𝘏𝘢𝘯𝘢𝘬𝘰-𝘴𝘢𝘯.

78 9 2
                                    

- - ✧ - -
Di malam hari yang sunyi, suara ketukan pintu terdengar, di toilet sekolah. Tiga kali. Suasana sunyi kembali, sebelum sang pengetuk pintu berkata,

"Hanako-san, apa kau ada di dalam?" Ucapanya lirih.

Rasa ketakutan tapi penasaran menyelimuti dirinya, miris. Hanya untuk memastikan rumor yang beredar juga untuk membuktikan pada teman-temannya dia pemberani. Dia berani melakukan hal itu. Dengan ponsel miliknya ditangannya, dia menunggu.
Tak ada jawaban, mungkinkah rumor itu palsu? Wajahnya tampak kecewa, ia menghela nafas.

"Ya, aku disini."

Deg.

Seketika tubuhnya menjadi kaku. Wajahnya menunjukkan rasa ketakutan yang luar biasa. Nafasnya memburu cepat. Tangannya gemetar hebat, juga tubunya yang berkeringat dingin. Matanya membelalak, melihat pintu toilet tersebut perlahan terbuka.

Krieett....

Suara pintu yang berdecit membuatkannya semakin takut. Suasana yang dingin dan mencengkam. Dibalik pintu itu, ia dapat melihat sesuatu. Sebuah senyuman yang mengerikan, dari seorang gadis.

Hi..hi..hi..HIHIHIHIHI!!!

Gadis itu seketika tertawa melengking, diikuti sebuah teriakan. Seketika suasana hening. Meninggalkan ponsel itu yang masih merekam.

- - ✧ - -

"Gaeun... selamat pagi." Sapa lesu Hari.

Hari berjalan lunglai ke dalam kelas, memegang perutnya dengan wajah mulas. Kakinya gemetar, sembari duduk di samping Gaeun. Sang gadis berambut panjang menyadari keanehan pada temannya itu.

"Selamat pagi, Hari. Ada apa? Sepertinya perutmu sakit ya?" Tanya Gaeun cemas.

Hari mengangguk, masih memegangi perutnya.

"Ya... sepertinya sarapan hari ini membuatku-"

Sebelum bisa menjawab, perutnya mengerang hebat. Hari otomatis berlari ke toilet dengan cepat. Gaeun yang cemas, reflek mengikuti Hari menuju toilet lantai tiga. Dan segera memasuki bilik yang kosong, bilik pertama. Gaeun tertawa kecil melihat hal itu. Tapi seketika matanya tertuju pada sebuah benda di depan bilik nomor tiga, diujung toilet. Dia mendekati benda itu, menyadari itu adalah sebuah ponsel. Saat itu masih merekam. Wajahnya seketika berubah serius.

Gaeun mengambil ponsel itu, dan segera menekan tombol untuk mematikan rekaman. Ia melihat waktu rekaman itu adalah dua belas jam. Gaeun terkejut, ponsel ini ditinggalkan dalam keadaan merekam dalam dua belas jam? Kalau dilihat waktu sekarang, ponsel ini mulai merekam pada jam tujuh malam. Sebelum memastikan rekaman apa itu, Hari keluar dari bilik toilet dengan wajah ceria.

"Ah! Akhirnya, perutku tidak sakit lagi!" Teriak Hari senang.

Gaeun menoleh ke arah Hari, mungkin lebih baik mengumpulkan semuanya dan menontonnya bersama. Jadi Gaeun mendekati Hari dan berkata,

"Hari, ada sesuatu yang kutemukan. Bisakah kumpulkan teman-teman saat istirahat?"

Hari bingung, tapi melihat wajah Gaeun yang serius. Hari tau bahwa ini bukan sekedar candaan. Jadi Hari mengangguk dan tersenyum.

"Baik! Jangan khawatir."

Gaeun tersenyum puas, tahu bahwa temannya satu ini bisa diandalkan.

- - ✧ - -

Seperti janji Hari, dia mengumpulkan teman-temannya di taman belakang. Hyunwoo, Doori, Kang lim, dan tentu Gaeun. Mereka semua bingung karena Hari hanya mengumpulkan mereka seperti itu.

𓆩⟡𓆪. 𝐒𝐡𝐢𝐧𝐛𝐢'𝐬 𝐇𝐨𝐮𝐬𝐞 : Dеvіᥣ's dеscеndɑnts.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang