Anne memasuki kelas, menuju tempat duduknya. Disambut teman-temannya dengan suka cita, “Selamat pagi,” sapa Cersei. Salah satu temannya.
“Pagi,” balasnya sambil tersenyum riang sambil meletakkan tas berbentuk anak ayam berwarna kuning miliknya ke bangku. Bergabung dengan obrolan teman-temannya yang sudah hadir di kelas lebih awal.
Saat tengah asyik mengobrol dan bercanda bersama teman-temannya. Ponsel Anne berbunyi nyaring, lagu kesukaannya ‘Diamonds’ dari ‘Rihanna’ terdengar, melihat ke layar bahwa itu dari ibunya yang berada di Swedia. Sebuah negara di Eropa utara. Kampung halamannya.
“Halo, selamat pagi. Anakku. Bagaimana kabarmu, Nak?” suara lembut ibunya terdengar dari seberang sana, bertanya kabar pada Anne.
“Tenang, Mor. Anakmu baik-baik saja.”
“Kau berada di Amerika. Kan, sekarang? Jaga dirimu disana sayang. Aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada putriku satu-satunya,” ujar Camila khawatir. Ibu Anne.
“Tenang saja, Mor. Aku bisa menjaga diriku sendiri, sudahlah jangan khawatir.” Nada bicaranya meremehkan, seolah dia tahu semuanya akan berjalan dengan baik.Camila berubah tegas, “Anne. Aku serius. Aku khawatir melepasmu begitu saja, berbeda dengan ayahmu, yang sepertinya mudah saja melepasmu untuk pergi berkuliah di negeri yang jauh…” Sementara wajah Anne yang berubah masam mendengarkan nasihat ibunya.
“Cukup. Mor, Buktinya aku baik-baik saja di Jerman.” Anne malah meninggikan intonasi suaranya, mematikan telepon dan memasukan kembali ke saku. Padahal, sang ibu belum selesai berbicara.
Griselda, menggeleng-gelengkan kepala serta memijat pelipisnya pelan. Terheran-heran oleh kelakuan Anne, mungkin itu sisi buruk dari dia. Selalu menyangkal kepada orang tuanya.
Anne kembali ke obrolan sampai dosen memasuki kelas itu untuk memulai kelas.
✧✧✧
Kelas di hari itu lancar seperti biasa. Semuanya terlihat ceria dan baik-baik saja. Bahkan, Anne sepertinya sudah melupakan perdebatan dengan ibunya beberapa jam yang lalu.
“Anne, ayo kita ke kafetaria!” ajak Cersei.
“Ayo!” kata Anne dengan antusias.
Namun ketika Anne baru tiga langkah dari bangkunya, dia tidak sengaja melihat Logan, teman sekelasnya yang masih diam di bangkunya sambil berkutat dengan ponselnya. Anne melirikkan mata, penasaran apa yang Logan lakukan.
Sepersekian detik, Anne mengerti. Dia melihat ada earphone yang terpasang di kedua telinga Logan, sepertinya dia tidak ingin diganggu, tapi ketika Anne melihat ponsel Logan yang memutar sebuah lagu favoritnya, Diamond dari Rihanna. Anne merasa harus mengganggunya.
“Logan,” Anne memanggilnya, “Logan,” tapi sayangnya, Logan sepertinya tidak mendengar panggilan Anne.
Cersei yang sudah ada di dekat pintu kelas sedikit berteriak, memandang temannya yang sedang berusaha meminta perhatian dari Logan.“ANNE, AYO KE KAFETARIA!”
“IYA, SEBENTAR!”
Rasa penasaran Anne belum usai. Setelah Logan terciduk olehnya karena memutar lagu favorit Anne, sekarang Logan malah mengeluarkan satu buku novel yang menarik perhatiannya. Berjudul ‘Captive in The Dark.’ Anne melangkah ke depan Logan, menggebrak mejanya pelan.
“Ada apa?” Dia mendongak menatap Anne. Logan melepaskan earphone yang menyumpal telinga. Dahinya mengerut, seolah kesal atas gangguan dari Anne.
Mata Anne berbinar-binar, “Wow. Kau mendengarkan lagu ‘Diamonds’ lagu kesukaanku!” serunya sambil cekikikan dan bertepuk tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessive Bite
RomanceAnne mungkin adalah definisi gadis sempurna. Bagaimana tidak? Dia cantik, pintar dan juga ramah kepada siapapun. Namun, pertukaran mahasiswa Jerman-Amerika yang Anne ikuti membuatnya berubah. Apa yang telah terjadi pada Anne?