BAB 1 CITA CITA -1

16 1 2
                                    

Sebelumnya maaf cerita nya sedikit random
Karena ....
Orang nya juga random
Awok Awok Awok

Selamat membaca

Tujuh belas tahun yang lalu, saat masih anak – anak kami sering berkumpul disebuah taman yang menjadi titik perkumpulan kami karena taman itu terletak ditengah – tengah sebuah komplek perumahan, ya bisa dibilang kami semua akrab karena sebagian dari kami tinggal disebuah perumahan komplek dan sebagian nya kenal saat disekolah.

Kala itu saat kami bermain ditaman seperti biasa tiba – tiba saja angin berhembus dengan kuatnya di tambah lagi langit yang mulai gelap seolah memberikan tanda akan datang hujan lebat, namun kami tidak menghiraukan nya bahkan itu membuat kami menjadi semakin senang seolah tubuh kami sudah siap untuk dibasahi oleh air hujan dan benar saja satu per satu rintihan hujan pun mulai turun

“Wah hujan nya sudah mulai turun ni, kira – kira hari ini kita mau main apa ya?” ujar Adi

Semua pun berpikir sejenak memikirkan apa yan akan dimainkan, dalam keheningan sejenak Bagas pun memberi sarannya

“Gimana kalau kita main gala? Mumpung kita semua lengkap”

Roki pun langsung memberikan tanggapannya

“ Lengkap gimana? Kita cuman berlima gas”

Bagas pun terheran dan mencoba menghitung semua teman – temannya

“ Aku, Roki, Agra, Adi, Raga, dan..... Eh satu lagi hilang, kemana tu anak?”

“Hedeh Bagas Gas, kamu lupa? Dia kan ngga sekolah karena sakit, ya... walaupun aku ngga yakin dia sakit beneran palingan cuman malas tu anak” ujar Raga 

“Jadi siapa yang akan menjemput Max?” tanya Agra

Semua pun terdiam dan saling menatap wajah, didalam keheningan tiba – tiba semua mata tertuju kepada Raga, seoalah memberikan raut wajah dan senyuman jahat

“Karena diantara kita kamu yang paling dekat dengan Max” ujar Bagas

“Dan cuman kamu yang membawa kendaraan sepeda” tambah Adi

“Jadi kami sepakat untuk mengirim mu menjemput Max, DEAL SEMUA?” tanya Roki

Semua pun menyahut dengan kata ”DEAL!!!”

Raga pun kaget karena semua menunjuk kearahnya ditambah lagi tanpa persetujuan ia sendiri untuk menjemput Max, Raga pun mulai kesal dengan keputusan mereka

“ A..apa apan ni, main putusin sendiri aja, aku ngga mau ya” dengan nada kesalnya

Disaat kekesalan Raga dari jauh terdengar bunyi suara bel “ Tring, tring”

Raga pun menoleh kebelakang dan melihat sepeda nya dibawa oleh Agra yang akan menuju kearahnya, sesampai nya disana Agra langsung memberikan sepeda kepada Raga
Namun Raga tetap masih tidak mau untuk menjemputnya tapi semua tetap memaksa Raga, akhirnya dia pun mengalah dan pergi untuk menjemput Max sambil menoleh kebelakang melihat teman – teman melambaikan tangan seolah memberikan pesan “Semoga Berhasil”.

Sebenarnya alasan Raga untuk tidak mau menjemput Max bukan karena malas tetapi karena ia malas berhadapan dengan orang tua angkat dari Max sendiri, karena bisa dibilang hubungan keluarga Raga dan Max sedikit renggang walaupun rumahnya berdekatan, didalam perjalanan Max masih kesal atas keputusan teman – temannya dengan mengayuh sepeda lebih cepat Raga meluapkan rasa kekesalan nya

“ TUHAN... KENAPA? KENAPA HARUS AKU YANG DIPILIH UNTUK MENJEMPUTNYA?” 

Tiba – tiba muncul suara dari langit DUARRRR

“ E... Engga Tuhan cuman bercanda hehe”

Setelah beberapa menit dalam perjalanan akhirnya Raga sampai dirumah Max, namun ia berhenti dari jauh untuk melihat keadaan apalagi kalau sampai ketahuan oleh orang tua nya sendiri pasti Raga akan disuruh pulang, Raga pun memperhatikan dari jauh dan melihat ke arah rumahnya terlebih dahulu, setelah semua aman Raga pun langsung menghampiri rumah Max dengan sedikit cemas

“ Semoga, ku mohon jangan ibunya yang keluar” harap Raga dalam hatinya

TOK TOK TOK “Max, Max main keluar yuk”

Setelah beberapa kali panggilan akhirnya pintu itu terbuka dan ternyata yang keluar adalah ibu angkat nya

“ Ha... kenapa hari ini sangat sial, oh tuhan..”,

DUARRR suara gemuruh kembali terdengar

“ Becanda Tuhan”

Ibu Max keluar dengan tatapan sedikit risih

“Raga? Ada apa cari Max?, hujan – hujan lagi”

Raga seketika langsung panik tidak tahu apa yang akan dijawab

“E... nganu a ada Max nya tante?”

“Ada, ada keperluan apa dengan Max” dengan tatapan ibunya yang sedikit tajam

“ hmm, ma mau ajak Max main keluar buk”

Raga sudah hampir setengah mati berhadapan dengan ibu Max, al hasil Raga tidak bisa menemui Max karena tidak dibolehkan keluar. Raga pun pergi dengan perasaan sedikit kesal karena usaha nya terasa sia – sia

“ Ha....” menghela nafas berat “Kenapa hari ini aku merasa sangat sial”

Saat Raga mulai meninggalkan halaman rumah Max tiba – tiba terdengar suara panggilan

“Raga.. woi Raga”

Raga pun terheran dari mana datang suara tersebut namun tidak ditemukan asal suara nya dan ia bersiap – siap untuk mengayuh sepeda nya, namun ia mendengar suara yang sama lagi

“WOI BEBEK GUA DIATAS!!!”

Raga pun langsung menoleh keatas dan ternyata itu suara Max

“ Woi Ayam lo ikut main ngga? Gua disuruh buat jemput lo main” ujar Raga

“ Gua ikut, tunggu bentar” minta Max

Max terlihat seperti mengeluarkan tangga dari belakang rumahnya, ternyata dengan cara ini Max bisa keluar tanpa sepengetahuan ibunya

“WOI tolong peganggin malah nonton aja”

Raga pun langsung memegang tangga dengan sedikit kesal

“Setiap menjemputmu kerjaanku pegang tangga terus, sekali – kali pegang duit kek” ujar kekesalannya

“Hehe maaf, nanti kubeliin air minum deh” tawaran Max

Setelah Max turun mereka berdua pun meletakkan tangga disebuah taman kecil yang tertutupi oleh bunga – bunga dan mereka berdua pun pergi dengan cepat menuju ke tempat perkumpulannya.

Rada - Rada GilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang