kutukan boneka beruang

1 1 2
                                    

Di pinggiran kota. Berdiri sebuah Panti Asuhan Kasih, rumah bagi anak-anak yatim, miskin, dan terlantar. Namun, panti asuhan ini menyimpan sebuah keanehan yaitu semua anak harus sudah berada di kamar mereka sebelum jam enam sore dan tidak boleh keluar lagi.

Di taman belakang panti, Lina, Ara, dan Indy, tiga anak perempuan berusia delapan tahun, asyik bermain petak umpet. Matahari mulai terbenam, langit berubah jingga kemerahan.

"Indy, ketemu!" seru Lina, muncul dari balik pohon mangga. Indy, yang bersembunyi di balik patung kura-kura dekat pohon mangga, tertangkap.

"Aduh, kalah lagi!" Indy cemberut, tapi tak lama kemudian ia tertawa bersama Lina.

"Sekarang giliran Ara." kata Lina. Menunjuk Ara yang bersembunyi di balik ayunan.

Ara berlari dengan cepat, berusaha menghindar dari kejaran Lina dan Indy. Mereka bertiga asyik bermain, tak menyadari bahwa jam sudah hampir menunjukkan pukul enam.

"Cepat masuk, anak-anak! Sudah hampir jam enam!" teriak Bunda Sarah, pengasuh panti.

Lina langsung berhenti mengejar Ara, sementara Indy langsung berlari menghampiri Bunda Sarah.

"Lina, ayo! Nanti Bunda Sarah marah kalau kita gak masuk," seru Indy. Melihat ke arah Lina yang masih diam di tempat, lalu kembali berlari.

"Tapi Ara--". Lina mengedarkan pandangannya kesana-kemari mencari Ara. Namun, tidak ada. "Ara." gumam Lina dengan wajah panik dan takut. "Ara!" Teriak Lina. Gadis kecil itu langsung berlari pergi mencari keberadaan temannya.

Bunda Sarah melihat Lina berlari pergi menjadi panik. "Lina! Lina! Mau ke mana, Nak?" teriaknya. Namun, Lina tak menjawab.

Lina terus berlari, memanggil nama Ara, tapi tak ada jawaban. Langit semakin gelap, membuat Lina semakin panik dan takut.

"Ara!" Teriak Lina. Saat berhasil menemukan temannya.

Segera gadis kecil itu berlari menghampiri temannya Ara yang berdiri terdiam dibawah pohon besar, menatap ke arah sebuah boneka beruang yang tergeletak di bawah tanah.

Lina mengabaikan boneka itu dan langsung menarik tangan Ara, "Ayo masuk Ara! Sudah mau jam enam!"

"Lina, tunggu!" Ara menahan tangan Lina. "Ara mau bawa boneka beruang ini, Lina."

Lina mengerutkan kening, bingung. Boneka siapa ini? Kok ada di sini? Pikirnya.

Tanpa berpikir panjang, Lina mengambil boneka beruang itu dan memberikannya pada Ara. Mereka berdua berlari menuju panti asuhan.

Mereka tak menyadari bahwa boneka beruang itu tersenyum lebar, memperlihatkan gigi-gigi tajam yang mengerikan dan berdarah.

Lina dan Ara berlari menuju panti asuhan, membawa boneka beruang itu bersama mereka. Di tengah jalan, mereka bertemu Bunda Sarah yang menghampiri mereka dengan wajah khawatir.

"Lina! Ara! Kalian dari mana saja? Bunda panik mencari kalian!" Bunda Sarah langsung memeluk mereka dengan perasaan lega.

"Maaf, Bunda," ucap kedua gadis kecil itu menunduk, merasa bersalah karena membuat Bunda Sarah khawatir.

Bunda Sarah tersenyum. "Tidak apa-apa. Bunda hanya khawatir sesuatu terjadi pada kalian." Lalu, menggandeng tangan mereka, "Ayo, kembali ke panti."

Malam tiba. Semua anak-anak panti sudah berada di kamar mereka, termasuk Lina, Ara, dan Indy.

Ketiga gadis kecil itu sibuk dengan kegiatan masing-masing. Lina membaca buku, Ara asyik dengan boneka beruangnya, dan Indy tiduran sambil menonton televisi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TIGA SAHABAT BERPETUALANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang