Author Pov
Arta dan Hasa telah sampai di warung sastra Arta masuk ke dalam toko buku tersebut, Arta langsung mencari buku yang ia maksud, sedangkan Hasa ia memilih duduk di bangku luar yang tersedia untuk pengunjung. Arta mengetuk-ngetuk meja melihat sekeliling, tak banyak yang berubah dari terkahir kali Ia kemari. Lalu dia melihat lihat menu yang di sediakan. Seperti biasa yang pertama Ia pesan adalah kopi.
"Kakk... kopi nya dua ya, kaya biasa" Sembari jari nya menunjukkan angka dua.
"Okee, siap!" Sudah paham apa yang dimaksud oleh Hasa, lantas barista tersebut membuatkan kopi yang dimaksud, espresso.
Mereka menang sudah menjadi— langganan warung sastra.
Hasa mengeluarkan bungkus rokok nya, sembari menunggu. Dinyalakan nya rokok tersebut dengan mancis, kemudian Ia hisap lalu langsung terhembus kepulan asap tembakau itu.
Tak menunggu lama, pesanan pun tiba.
"Nih mba, monggo kopine" Ucap sang barista, membawa nampan berisi dua cangkir kopi. Diletakkan nya di meja kemudian.
"Suwun lho, kak" Ucap nya usai menghisap tembakau lalu mendekatkan cangkir tersebut.
"Iyo, tak lanjut sek yo, enakin aja seperti biasa"
"Siap!" Acungan jempol sebagai balasan.
Asap yang beradu antar kopi yang masih panas dan tembakau yang Ia hisap menghiasi sekeliling nya. Menunggu kopi agar sedikit tidak terlalu panas, Hasa membuka gawai yang Ia miliki, menelusuri sosmed mencari topik yang lagi hangat.
"Dih, yang bener aje, masa alumni lapas di rekrut jadi wakil walikota"
"Peak" Lanjut mengumpat.
"Kenapa lu, ngomel-ngomel sendiri?" Tanya Arta yang baru keluar dari dalam menghampiri bangku sohib nya itu.
Arta duduk disalah satu bangku di meja tersebut, berhadapan dengan Hasa.
"Nih, berita kaga jelas" Hasa mematikan handphone nya lalu menaruh nya di meja.
"Dapet lu buku nya?"
Slurrrp
"Ahhhh.." Lanjut Hasa usai menyeruput kopi yang sudah tak terlalu panas.
"Udeh si, untung kaga susah dicari ni buku" Arta menunjukkan buku yang Ia cari, lansung dimasukkan nya kedalam tas. Hasa memperhatikan lalu mengangguk.
Tak lama setelah itu, mereka mengobrol santai sembari menikmati kopi dan lepus.
Mereka juga memesan makanan untuk mengisi perut. Usai makan mereka mengobrol lagi sebentar tak lupa menghisap tembakau lagi."Abis ini gua balik ke kampus lagi sa, lu kalo mau balik, balik aja"
"Iye, gampang"
Beberapa menit berlalu tak terasa, mereka membayar, lebih tepatnya Arta yang membayar seperti yang sudah disepakati. Beranjak mereka dari sana kembali pada kegiatan masing-masing.
"Lu mau kemana dulu?" Tanya Arta, mereka berjalan di trotoar.
"Mau jalan-jalan dulu kayaknya"
"Yaudah, pisah disini aja" Sontak Hasa memberhentikan langkah, menatap Arta, Arta pun spontan melakukan hal yang sama, heran melihat tingkah Hasa yang tiba-tiba.
"Mas, kamu serius kita pisah?" Hasa langsung mendapatkan toyoran dikepala nya, Arta menghela nafas dengan kesal.
"Gua kira kenapa lu malih" Kesal Arta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatukrama
Historical FictionWhat if seseorang yang masih teringat dengan masa lalu nya menjalin hubungan dengan seseorang yang baru Ia kenal(?) "I love you raden, tapi gua jahat banget sama lo" monolog seorang gadis "I love you too" ucap seseorang yang memang tak sengaja men...