Bab 10

163 19 8
                                    

"Hanya demi manusia ini, kau bahkan ingin menghabisi pengikut setia kerajaan kita ini?"

Melihat sikap ahyeon yang sudah memunculkan taring disertai dengan aura pembunuh yang kuat darinya, William melayangkan cibiran pada putrinya.

"Suamiku, tapi dia i--"

Sebelum ucapan dari Jung terlontar sempurna, William dengan cepat memotong pembicaraan istrinya tersebut.

"Tanpa perlu kau menjelaskan panjang lebar, aku masih tahu dari keluarga mana manusia ini berasal. Tidak usah mengungkit kebaikan Kakeknya,yang telah memberi kita semua kehidupan!"

"Lagi pula."

William terdengar menggantung kalimatnya. Matanya kemudian menatap ke arah ruka yang tengah dibaringkan di atas pembaringan, lalu kemudian berkata.

"Bukan aku membenci atau tidak memberi restu padamu, Putriku. Ayah hanya belum yakin akan potensi dari pemuda ini. Sebab bisa saja, dia tidak mewarisi kemampuan dari Kakeknya."

Seusai perkataan dari William yang terdengar menggema pada ruangan, keempat sosok yang sedang menatap ruka, nampak saling mendiamkan satu sama lain.

"Tapi jika dia tidak terselamatkan, kita sudah tidak punya harapan lagi," lirih ahyeon bersuara, disertai dengan bulir bening yang mulai menggenang di pelupuk netranya.

"Terlepas dari misi yang Ayah berikan, untuk mencari garis keturunan terakhir dari pelindung dunia kita, sejak pertama kali melihatnya, aku sudah jatuh cinta padanya," Ucap ahyeon menurunkan wajahnya yang sudah dihiasi air mata. Cairan itu dengan cepat diseka, lalu melanjutkan ucapan.

"Jikalau sampai dia tidak terselamatkan, maafkan, jalan salah yang akan Putrimu lakukan nantinya !" Lanjut ahyeon

"Ayah mengerti. Sangat mengerti. Ayah dan Ibumu juga pernah mengalami apa yang kau rasakan," ujar William kemudian melangkah ke arah ahyeon.

Merasa prihatin akan keadaan wanita berusia 23 tahun tersebut. Telapak tangannya kemudian mengusap lembut rambut putrinya, lalu kembali berucap.

"Tenangkan dirimu, Putriku. Biarkan tabib mencari solusi untuknya."

Ahyeon menahan nafas, sebelum menatap pada tabib tua yang masih berdiri di dekat tubuh ruka. Wanita itu sangat berharap, ada solusi yang dapat membawa nyawa ruka untuk kembali.

"Utarakan apa yang bisa kau lakukan Tabib. Apapun itu!"

"Baik, Tuanku."

Tabib membalas dengan cepat, kemudian memegang pergelangan tangan kanan ruka.

"Saat ini denyut nadi Tuan Muda sangat lemah. Bahkan hampir tidak bisa terdeteksi. Tetapi, hamba merasakan ada sesuatu yang aneh pada tubuh Tuan Muda. Selain itu, kita semua bisa melihat adanya cahaya kuning samar yang menyelimuti Tuan Muda."

Dengan cepat ahyeon menyela pembicaraan, sambil melajukan langkah ke sisi ruka.

"Apakah ada potensi kalau cahaya itu sejatinya adalah energi?"

"Hamba sangat meyakini, kalau itu adalah energi yang--"

Kembali ahyeon menyela dengan cepat. "Berarti dirinya yang tidak sadarkan diri sekarang ini, dikarenakan tubuhnya belum mampu mengalirkan energi itu dengan baik. Benar begitu, Tabib?"

"Sangat benar, Ratu," balas tabib tua disertai anggukan kepala. Telapak tangannya kemudian bergerak menyentuh dada kiri ruka, lalu berkata.

"Entah apa yang menjadi pemicu hingga Tuan Muda kehilangan kendali, hingga melepaskan energi, dan justru malah mencelakakan diri."

Queen Of Darkness (BXG) (Ruyeon) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang