"Jungwonie kenapa kamu berteriak, apa terjadi sesuatu pada kakakmu?" Nyonya Kim datang dengan raut panik.
"Ibu cepat kemari, kakak tidak bersuara lagi."
Sunoo masih berbaring, mendengar keributan di luar dia hanya memutar mata malas, menganggap mereka terlalu banyak drama. Namun setelah itu dia mendengar langkah kaki yang tergesa-gesa datang, dengan senyum jail dia memutuskan untuk ikut andil dalam drama.
"Sudah berapa lama dia tidak bersuara? Astaga putraku, jangan menakuti ibu nak!" Nyonya Kim berlari mendekati Jungwon, tangannya yang memegang kunci sangat gemetar sehingga tidak bisa memasukannya ke dalam lubang kunci.
"Ibu, cepat beri aku kuncinya!" Jungwon mengambil alih kunci, buru-buru membuka kunci pintu. Dia terkejut melihat kakaknya terbaring menutup mata tidak bergerak. "Kakak!"
"Sunoo-ah, putraku! Bangun sayang, ini ibu." Nyonya Kim mengguncangnya beberapa kali tetapi melihat tidak ada reaksi, dia semakin panik.
Sunoo berpikir bahwa itu sudah cukup, dan bersiap untuk perlahan bangun. Namun sebelum itu terjadi dia mendengar Jungwon berbicara, "Ibu ini tidak berhasil, biarkan aku mencoba."
Sunoo mengira-ngira dalam hati, apa yang akan di lakukan Jungwon sekarang? Tapi beberapa saat kemudian dia hanya merasakan tamparan di pipi kirinya dengan suara "Pa!" Yang keras.
"Ah, Sial!" Bocah ini benar-benar berani memukul wajah tampannya. Sunoo menahan keinginan untuk mencekik Jungwon dan segera membuka matanya lebar-lebar.
"Ibu lihat, Kakak akhirnya bangun!" Mata Jungwon berbinar-binar, mengira itu hasil kerja kerasnya. "Kakak, apa kau baik-baik saja?"
"A-aku baik-baik saja, kepalaku hanya sedikit pusing." Iya, aku merasa pusing setelah kau menamparku!
"Jungwonie, bantu ibu membawanya ke kamar. Kakakmu tidak boleh berada disini lagi." Nyonya Kim dan Jungwon memapah Sunoo yang tengah berpura-pura tak berdaya menuju kamar pribadinya.
"Ibu, jika ayah melihat kita sudah memindahkan kakak, apa ayah akan marah?"
"Aku akan memaharinya kembali, sudah cukup kakakmu di kurung di gudang. Jika ayahmu berani memarahiku, selanjutnya dia yang akan ku kurung di gudang tanpa pakaian." Sebelumnya wajah Nyonya Kim terlihat tertekan sama seperti Jungwon, tapi begitu melihat putranya meringkuk tak sadarkan diri, dalam sekejap wajahnya berubah menjadi kejam.
"oww.. itu terdengar kejam." Ringis Jungwon.
Nyonya Kim mendukung Sunoo sehingga dia bisa bersandar di tempat tidur dengan nyaman.
"Sayang jangan khawatir, ibu akan berbicara pada ayah untuk membelamu. Tetapi kamu harus berjanji, kamu tidak boleh melakukan hal itu lagi. Lee Youngbin itu manusia buta yang tidak mengerti berlian yang berkualitas! Jangan khawatir kita akan menemukan seseorang yang lebih baik darinya."
Sunoo enggan untuk menjelaskan jika ibu dan adiknya telah salah paham, jadi dia hanya mengangguk.
"itu bagus! Sekarang beristirahatlah, ibu akan membuatkan makanan favoritmu."
"Terima kasih ibu."
Nyonya Kim mengusap rambut Sunoo sebelum berlalu pergi meninggalkan kedua kakak adik itu.
"Kau!" Sunoo memandang Jungwon penuh dendam. "Kenapa masih disini?"
"Aku? Tentu menemani kakak." Katanya santai, sambil merebahkan diri di samping Sunoo.
Sunoo berdecih sebal, "Pergi, mataku sakit melihatmu."
"Kakak, aku tau kamu kesal dengan Lee Yougbin. Tidak apa-apa lampiaskan saja padaku, untuk kali ini aku rela menerima sumpah serapahmu."
"Tidak ada hubungannya dengan pria brengsek itu. Itu kamu, kamu! Aku kesal padamu." Kata Sunoo sambil meremas selimut, seakan-akan ia sedang meremas leher Jungwon.
"Kenapa kakak kesal padaku?" Tanya Jungwon polos sambil menunjuk dirinya sendiri.
Cerita lengkap chapter 2 udah aku upload d youtube ya, silahkan d kepoin.
Jangan lupa like & subscribe'y
Terimakasih banyak..
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweetest Marriage
Dla nastolatkówBxb HeeseungxSunoo "Sudah Ayah bilang jangan terus-terusan bersedih, laki-laki bukan hanya dia." "Ayah, siapa yang bersedih. Kalian salah paham padaku!" "Lantas kenapa bibirmu selalu terlipat?" "Lalu aku harus bagaimana? Apa aku harus terus tersenyu...