Sekelebat Cahaya

1 0 0
                                    

Arial terbangun mendengar suara token listrik yg terus berbunyi, bukannya tingal dikerajaan nan megah, Arial ternyata tingal dirumah petak dgn suara token listrik yg sering kali habis diwaktu yg tidak tepat.

Rumah itu menjadi begitu gelap, temaram cahaya bulan mencoba menerobos diantara cela cela jendela kayu, "gelap" batin arial berucap, arial bangun dari kasurnya mengambil hp yg tergeletak disamping bersiap untuk mengisi token listrik, seperti biasa arial selalu saja lupa menyimpan id token, "aghhhh, berapa id tokennya" gumam arial lirih, dgn kesadaran gontai berbekal pencahayaan dari senter hp, arial menuju luar rumah untuk mengecek id token listrik dari kilometernya, begitulah arial begitu sulit ditebak dibanding harus mengecek transaksi terakhir dia lebih memilih keluar rumah untuk mengecek langsung dikilometer listrik.

Arial membuka pintu, begitu terkejutnya Arian ketika melihat Didin telah berada didepan kilometer listriknya, mengahafal beberapa digit angka bersiap untuk memencet kilometer liatrik, Arial menegur "Didin ?", didin tampak terkejut, terkesiap seakan sedang tertangkap basah, dengan terbata bata didin menjawab "Emmmm, maaf jika kamu terbangun, ku pikir tidak ada orang dirumah, aku hanya berinisiatif untuk mengisikan token listrik" didin berkata dgn tangannya yg tetap sibuk memencet angka angkat tersebut dikilometer, setelah selesai sebelum mendengar jawaban apapun dari Arial, Didin tiba tiba saja sudah pergi, kembali kerumahnya, ya kerumahnya yg berada tepat didepan rumah Arial.

Kening Arial berkerut, kejadian token listrik yg sekelibat itu membuat bingung dirinya, apa yg dilakukan Didin, apakah nanti akan ditagihkan utang, yaa karna orang tua Didin memiliki kios serba ada disamping rumahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Escape PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang