Huang Renjun

149 20 0
                                    







Tahun ini Renjun akan menginjak usia ke 25 tahun. Seperti sebelum-sebelumnya , ulang tahun Renjun akan dirayakan oleh orang tuanya. Ulang tahun Renjun kali ini akan diadakan di hotel keluarga Huang, dan mengundang teman-teman Renjun juga kolega bisnis kedua orang tuanya.

Perayaan ulang tahun Renjun tahun ini akan sedikit berbeda. Selain untuk merayakan ulang tahunya yang ke 25, perayaan kali ini juga bersamaan dengan acara pertunangan nya.

Ya, di umurnya yang ke 25 tahun ia akan bertunangan dengan pacarnya atau mungkin saja dengan pilihan kedua orang tuanya.

Kenapa bisa begitu? Jadi Renjun akan bertunangan dengan dua orang pria, pacarnya dan pilihan orang tuanya?

Entahlah, Renjun pun tidak tau siapa yang akan menjadi tunanganya, pacarnya atau pilihan orang tuanya.

Mungkin orang-orang akan bertanya-tanya, kenapa ia harus bingung? Bukankah Renjun sudah punya pacar pilih saja pacarnya dan beritahu pada kedua orang tuanya bahwa ia sudah memiliki pacar.

Nah itu dia masalahnya, tentu saja kedua orang tuanya tau ia memiliki seorang kekasih, karena kekasihnya adalah anak dari sahabat sekaligus kolega bisnis kedua orang tuanya.

Yang jadi masalahnya adalah Mark kekasihnya, yang sudah menjalin hubungan denganya selama kurang lebih 3 tahun tersebut akar permasalahannya.

Mark tidak kunjung menikahi Renjun, sedangkan Renjun sudah didesak oleh kedua orang tuanya untuk segera menikah.

Sejatinya, meskipun Mark lebih tua setahun daripada Renjun, namun ia masih belum memikirkan untuk ke jenjang yang lebih serius. Begitupun Renjun, sebenarnya iapun berpikiran yang sama dengan Mark.

Tetapi itu memang sudah menjadi sebuah tradisi di keluarganya, yaitu menikah di usia muda.

Mau tidak mau, Renjun juga harus mengikuti tradisi tersebut, sebagai cucu tertua ia diharapkan dapat segera memberikan penerus untuk generasi Huang selanjutnya.

Meskipun Mark belum ingin kejenjang yang lebih serius, namun ketika kedua orang tua Renjun mengancam akan menjodohkan Renjun dengan anak koleganya yang lain, Mark pun setuju dan berjanji akan melamar Renjun di hari ulang tahunya. Ia tidak rela jika Renjun menikah dengan orang lain.

Namun, dua bulan sebelum perayaan ulang tahun Renjun, perusahaan keluarga Mark mengalami masalah sehingga sebagai penerus keluarga Lee, ia yang harus membereskan masalah di perusahaan keluarganya.

Acara ulang tahun serta pertunangan yang sudah dijadwalkan pun, terpaksa harus di undur satu bulan karena permintaan Mark. Ia berjanji setelah mengurus masalah perusahaan nya yang berada di Canada, ia akan kembali dan melamar Renjun sesuai yang sudah direncanakan.

Namun, sampai sekarang Mark tidak juga ada kabar, sedangkan acara pertunangan akan diadakan satu minggu lagi.

Renjun sudah mencoba menghubungi sang kekasih, saat itu Mark berkata akan berusaha menyelesaikan semua urusan nya sebelum acara pertunangan berlangsung. Ia berjanji akan langsung kembali ke Korea jika masalahnya sudah selesai.

Itu adalah percakapan mereka tiga minggu yang lalu, setelah hari itu Mark sangat susah untuk dihubungi.

Kedua orang tua Renjun selalu bertanya tentang kelanjutan pertunangan anaknya dengan dengan Mark, karena sama halnya dengan Mark kedua orang tuanya pun tidak bisa dihubungi.

Renjun dan kedua orang tuanya berusaha untuk tetap menunggu kabar, karena bagaimanapun mereka juga tau bahwa tidak mudah untuk menyelesaikan masalah yang ada di perusahaan dengan cepat.

.

.

.

.

Renjun dan kedua orang tuanya kini sedang makan malam bersama di taman belakang kediaman Huang.

Nyonya Huang sengaja memasak hotpot untuk makan malam kali ini, karena itu makanan favorit Renjun dan Tuan Huang. Selain itu ia juga ingin mencairkan suasana di dalam rumah yang beberapa minggu kebelakang ini sedang tidak baik.

"Jadi apakah Tuan Lee sudah bisa dihubungi sayang?" Nyonya Huang berinisatif memulai percakapan, karena sedari tadi meja makan hanya di isi oleh keheningan. Tidak seperti biasanya, dimana meja makan keluarga Huang yang di isi dengan obrolan, entah itu tentang bisnis ataupun percakapan biasa antara anak dan orang tuanya.

"Belum Ma, Papa sudah mencoba menghubunginya dari kemarin tapi belum ada jawaban. Papa juga sudah meminta bantuan pada kolega yang lain, namun hasilnya tetap sama Tuan Lee dan Mark sama-sama tidak bisa dihubungi!".

"Lalu bagaimana dengan pertunganya Pa? bukankah acaranya satu minggu lagi?"

"Untuk itu Papa sudah membuat rencana lain, jika Mark tidak bisa dihubungi sampai hari pertunangan maka Renjun akan bertunagan dengan yang lain!"

Saat mengatakan hal tersebut Tuan Huang melirik sang putra untuk melihat reaksinya, tetapi Renjun sama sekali tidak memberikan reaksi apapun, ia hanya diam dan tetap fokus mengunyah makan malamnya.

Melihat tidak ada respon dari sang putra, nyonya Huang kemudian meraih tangan Renjun ia berpikir mungkin Renjun sedang melamun sehingga tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Papanya.

Tapi walaupun fokus dengan makanannya Renjun tentu saja mendengar apa yang dikatakan Tuan Huang, ia juga dengan sangat jelas mendengar bahwa ia akan dijodohkan dengan orang lain jika Mark masih tidak ada kabar sampai pada hari pertunangan.

Renjun diam bukan karena ia setuju dengan rencana sang papa, tetapi dia hanya tidak menyangka kalau apa yang dikatakan papa nya beberapa bulan yang lalu sebagai ancaman pada sang kekasih akan menjadi kenyataan, ia tidak tau harus bereaksi seperti apa, karena selama sebulan ini ia sudah dipusingkan dengan persiapan acara ulang tahun dan pertunanganya, ditambah lagi sang kekasih sangat sulit dihubungi. Untuk mengatakan tidak setuju pun rasanya tidak sanggup, ia sangat lelah.

Setelah diam selama beberapa saat, Renjun pun merespon sentuhan sang Mama dengan mengenggam tanganya dan menampilkan senyuman yang sedikit dipaksakan diwajahnya agar orang tuanya tidak terlalu khawatir atas keterdiamanya tadi.

Renjun tidak mengatakan apapun, hanya senyum paksaan yang ia berikan sebagai respon. Tidak lama setelah itu, ia berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk kembali ke kamar karna sudah menyelsaikan makan malamnya. "Renjun sudah selesai makan Ma, Pa, sekarang Renjun ijin untuk kembali ke kamar!"

Kedua orang tuanya hanya menganguk sebagai balasan.

Renjun tau, walaupun ia sudah memberikan senyuman agar orang tuanya tidak terlalu khawatir tidak akan membuat kedua orang tuanya berhenti menghawatirkanya, untuk itu sebelum benar-benar kembali ke kamarnya Renjun memberitahu keduanya bahwa ia tidak apa-apa dan tidak perlu terlalu menghawatirkannya.

"Renjun tidak apa-apa Pa, Ma. Tetapi untuk bertunangan dengan orang lain rasanya tidak akan bisa, jadi biarkan Renjun memikirnya terlebih dulu, Renjun juga yakin Mark pasti akan menepati janjinya pada Renjun, Mark sangat menyayangi Renjun begitupun sebaliknya!"

"Tentu saja sayang, Papa dan Mama tau kalau kalian saling menyayangi, ini hanya sebagai opsi lain jika nanti Mark masih tidak bisa dihubungi sampai acara pertunangan. Bagaimanapun semua teman dan kolega bisnis papa sudah tau kalau acara besok bukan hanya untuk merayakan ulang tahun kamu saja, tetapi juga acara pertunangan. Walaupun mereka tidak tau pasti siapa yang akan menjadi calon tunanganmu!"

Tuan Huang menjelaskan alasan kenapa ia memutuskan untuk menjodohkan Renjun dengan anak koleganya yang lain, agar keluarga mereka nanti tidak dipermalukan jika calon tunangan sang anak tidak hadir, selain itu juga ia tidak ingin Renjun terus-terusan bersedih karena memikirkan nasib pertunangannya dengan Mark.

Karena tidak ingin menambah beban pikiran kedua orang tuanya, Renjun pun hanya pasrah dan mencoba menerima apa yang direncanakan papanya, memang tidak mudah tapi ia akan mencoba memikirkannya seminggu kedepan, meskipun dia juga berdoa semoga Mark pulang dan acara pertunangan mereka berlanjut tanpa ada pengganti.

Sebelum bebar-benar kembali ke kamarnya, Renjun tidak lupa memberikan kecupan di pipi Papa dan Mamanya secara bergantian, kemudian naik ke lantai atas dimana kamarnya berada.











If u like this story, please tap the star.👇🏻

Subtitutes [ Jaemren ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang