Awal dan Akhir

4 1 0
                                    

Akashi Seijuro x Nakano Nisha
Reverse Isekai AU!

"Arigatou, Sayonara."

✨⭐✨

"Skripshit ini benar-benar membuatku gila! Lanjut segan, berhenti tak mau. Arrgghh!!!"

Aku menenggelamkan kepalaku di meja belajar. Pengerjaan skrip(shit) ini benar-benar membuatku terlampau stress. Dosen pembimbingku sangat susah ditemui. Bilamana bertemu pun, ia selalu minta revisi. Padahal itu wajar karena sesi bimbinganku sangat minim. Aku dibuat sangat pening merangkai rentetan kalimat penggantinya agar tak ada revisian lagi. Sementara ia dengan mudahnya mencorat-coret hasil jerih payahku selama ini.

Sudah sebelas kali skripsiku dimintai perbaikan. Jelas aku merasa muak, gila, kesal, pening, depresi dan frustrasi. Bisa-bisa aku menjadi penghuni rumah sakit jiwa dalam waktu dekat ini.
Padahal aku sudah melakukan penelitian semaksimal mungkin sampai beberapa kali jatuh sakit karena keseringan begadang.

Ingin sekali aku berhenti. Namun, bukankah itu tindakan yang sangat bodoh? Tidak, aku tidak mau menyia-nyiakan semuanya. Mana mungkin aku terhenti saat sudah bersusah payah sampai di titik ini.

Akan tetapi, jika pun aku harus melanjutkan skripshit ini, aku sudah kehilangan semangat dan motivasi.

Aku sudah putus asa.

Diri ini bagai terjebak di jalan yang buntu. Ingin maju, tapi bingung harus lewat dari mana. Ingin mundur. Namun, aku sudah melangkah terlalu jauh.

Langkah yang kulewati pun bukannya mulus saja. Banyak sekali lika-liku dan medan terjal yang sudah kutempuh susah payah sebelum akhirnya sampai pada titik ini.

Mataku memanas, air mataku pun luruh. Lantas bibirku menyuarakan isak pilu yang makin lama bertambah kencang. Peduli setan dengan tetangga apartemen sebelah yang mungkin terganggu. Aku sudah tak sanggup menahannya lagi!

Seseorang, siapa pun itu, tolong katakan padaku; apa yang harus kulakukan? Karena aku sudah tidak tahu harus berbuat apa lagi.

Jangan sarankan aku memakai jasa joki skripsi! Bukan karena tak punya cukup uang untuk membayar. Hanya saja, aku tidak mau sudah belajar ±empat tahun, tetapi ujung-ujungnya skripsiku dikerjakan oleh tangan dan otak orang lain. Kalau begini, aku merasa tidak pantas menyandang gelar sarjana.

"Ah, bodoh!!!"

Bodohnya diriku. Memang seseorang mana yang akan mendengar keluh kesahku walau aku menjerit-jerit?

Aku ... sendirian.

Keluargaku? Mereka jauh di desa. Aku juga tak tega mengeluh pada mereka.

Keduanya telah bersusah payah banting tulang untuk membayai kuliahku di Kyoto University—salah satu kampus elite di Jepang. Tak sepantasnya aku mengeluh karena perjuanganku tidak sebanding dengan kerja keras mereka.

Berkonsultasi dengan dosen pembimbing kedua? Jangan diharap! Kedua dosen pembimbingku itu sama-sama tipikal orang yang super duper sibuk karena merangkap di kampus lain. Pun kalau ada waktu, saking sibuknya, yang ia katakan hanya 'revisi lagi' tanpa memberiku penjelasan mendetail bagian mananya yang harus direvisi. Alhasil, skripsiku jadi terhambat.

Semua teman yang biasa membantu dan jadi tempat mengaduku juga sibuk dengan urusan masing-masing. Mau tidak mau, aku harus berjuang menghadapi ini sendirian saja.

Sendirian saja.

✨⭐✨

" ... Sha."

"Nisha."

Aku mengangkat kepala saat kudengar ada samar-samar suara baritone yang memanggil namaku. Tak hanya itu, aku turut serta merasakan belaian lembut pada punggung ini.

AkaNish : Arigatou, SayonaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang