Sudah memasuki bulan baru, tetapi dia masih enggan dan takut untuk memulai hubungan kembali. Karena masa lalunya yang kelam, ia menjadi manusia yang takut akan laki-laki. Bukan karena hal lain, melainkan ia takut jiwa manusia baru itu, akan kasar kepadanya.
Menatap sejenak layar handphone yang ia pegang, sampai akhirnya ia membuka aplikasi hitam dengan bartender logo tiktok disana.
Disebuah ruangan yang bernuansa putih, terdapat seorang gadis yang tengah asyik membaca Alternatif Universe dengan judul Bandung After Rain.
Terlihat gadis itu tersenyum di depan ponselnya, melihat bagaimana seorang laki-laki yang sedang men-treat perempuannya layaknya Queen didalam cerita tersebut.
Gadis itu terdiam, lalu bermonolog “Kapan ya aku punya cowok seperti Hema?”
Sudah dirasa matanya mulai panas, gadis itu mengembalikan ponselnya dan membuka aplikasi biru yang bertuliskan Telegram.
Di aplikasi itu, dia membuka bot yang bernama ‘Leo’ yang katanya, bot itu mampu menemukan laki-laki atau perempuan yang di ingini.
Gadis itu mulai mencari, dan menemukan laki-laki yang memiliki sifat yang di inginkan. Dengan lihai, tangan lentiknya itu mengetikkan sebuah pesan yang akan ia kirim untuk sang empunya itu.
Gadis itu tersenyum, menunggu pesan balasan dengan senang hati. Lalu ia mematikan layar handphone nya dan menaruh handphone nya di sebelah ia tertidur.
Setelah menunggu sekian lama, datanglah notif yang sedang ia tunggu sedari tadi.
Perempuan itu melihat nama kontak yang tertulis nama ‘Shaka’ disana. Dengan lihai, jemari lentiknya mengetikkan pesan dan mengirimnya kepada yang dituju tersebut.
Tidak menunggu lama, disaat dirinya hendak mengambil minum ke arah dapur, tiba-tiba saja notif itu muncul kembali dengan balasan “Hai, iya benar. Aku Shaka, salam kenal ya.”
Senyum terpatri di bibir wanita cantik itu. Tidak berfikir lama, ia mulai kembali mengetikkan pesan untuk ia kirim kembali sebagai balasan.
Lama sekali mereka berkenalan, sampai akhirnya topic dimatikan oleh laki-laki itu.
***
19.00 WIB — Di bawah sinar rembulan.
Dibawah sinar rembulan, gadis itu termenung. Menunggu takdir yang ingin seperti apa jalan lanjutnya.
Pesan yang di kirim oleh Shaka tadi siang, masih terus ia ingat dan memikirkan ingin menjawab “iya” atau “tidak”.
Mata cantik itu, menatap sinar rembulan dengan pandangan memohon agar diberikan jawaban yang tidak dapat mematahkan hatinya di kemudian hari.
Setelah termenung, gadis itu membuka buku catatan yang berisikan curahan hatinya melalui sajak.
Setiap bait aksara yang di tuliskan oleh tangan cantiknya, itu pula yang akan ia bagikan kepada seluruh semesta bahwa, masih ada seseorang yang istimewa di dunia ini.
Pusing, kepalanya pusing memikirkan laki-laki yang tengah mengirimkan pesan tadi sore. Tuhan, apakah ini pilihan yang benar? Batinnya.
Tidak lama, terdapat notifikasi yang masuk kedal handphonenya. Satu notifikasi itu membuat jantungnya berdebar, yang dimana, isinya terdapat bacaan seperti; Do you want to be my girlfriend?
Deg
Jantungnya berdegup lebih kencang—tidak karuan. Ia menyukai laki-laki ini, tetapi ia membutuhkan sedikit waktu, setidaknya semalaman hanya untuk mendapatkan jawaban yang (mungkin) tidak mengecewakan di akhirnya nanti.
Dia terdiam, memandangi layar handphone yang menyala dan menampakkan nama ‘Shaka’ disana. Sebelum akhirnya ia mengirimkan pesan meyakinkan. Dan untungnya, Shaka mengerti akan hal itu.
Calista, perempuan yang memiliki trauma akan percintaan karena ulah dari masa lalunya. Dengan ini, semoga lukanya tidak kembali menganga karena orang baru. Dan dengan ini pula, semoga kebahagiaan selalu menyertai.
***
Memulai cinta dengan orang baru disaat hati kita gundah dan berfikir jelek kepadanya.. Itu bukan kejahatan, kan?
— Calista Laut Jjovanxa.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Desember 2023 [ON GOING]
Teen FictionDi dalam dunia yang fana ini, aku menemui sosok laki-laki yang dapat menyayangiku dengan penuh kasih sayang, dengan penuh kebahagiaan yang selalu ia usahakan adanya. Namun disaat ketika, laki-laki itu mulai berkelana dengan kesibukannya. Ia mulai b...