2

8 1 0
                                    

Tandai typo

Sekian happy reading

💮💮💮

Tap

Tap

Tap

Suara sepatu terdengar sedang menuruni tangga, membuat semua atensi orang yang berada di ruang makan mengalihkan perhatiannya.

"Siang semua" sapannya sapa vanya ketika melihat semua keluarganya menatapnya.

"Siang sayang / dek" jawab mereka serempak.

Setelah mendapat jawaban segera ia duduk di sebelah bunda nya.

"Oh ya, angun mana si ko nga pulang pulang " ucap sinta sambil melihat ke arah pintu masuk ruang makan

"oh ya hampir lupa, katannya tadi anggun kita suruh makan dulu, karena angun mau beliin titipan anak anak panti ,kata nya juga masih lama" ucap vanya panjang lebar.

"Oh ok, kalau gitu mari kita mulai siapkan makan" ucap bagas ferdiansyah negeri

Ketika sedang makan dengan khidmat, handphon vanya berbunyi.

drttt

drttt

drtt

"siapa?" tanya sinta melihat anak gadisnya

"oh ini angun" jawab vanya dan segera ia pencet tombol hijau.

"Assalamualaikum ngun ada apa?" salam vanya

"Wa'alaikumsalam"

"eh eh tunggu ko suara cowo si, anggun nya mana" ucapan vanya sontak membuat semua atensi keluargannya melihat ke arahnya.

"Maaf ka sebelumnya, ini anu emm sebelumnya apakah anda keluarga nomer ini?" tanya seseorang di sebrang sana sambil sesekali menjawabi pertanyaan pertanyaan orang di sebrang sana.

"Iya saya sendiri kakanya"

"Maaf sebelumnya, adik anda telah mengalami kecelakaan"

Ting!

Bukan suara notifikasi tapi suara sendok di jatuhkan.

Deg!

Entah mengapa air mata vanya seketika jatuh tanpa diminta, yang mana membuat keluargannya panik.

"A-ngun" ucapnya sambil memandang lurus kedepan

"angun kenapa ka?"tanya sinta sambil memandang putri pertamannya dengan pandangan yang sulit di artikan

"a-ang-un bun d-dia kecelakaan"

Deg!

Bagai di beri uang kaget sekarang, hati sinta seketika sesak mendengar bahwa putrinya, putri bungsunya kecelakaan.

"Di jalan mana bang hiks" segera sinta rebut handphone putrinya dan bertanya pada orang yang mengabarinya yang kebetulan belum di matiin teleponnya.

"Di jalan merpati.sila.lima arah bengkel mulya jaya itu temat kecrlakaannya, tetapi adek anda sekarang sedang menuju rumah sakit medika jaya terimakasih."

"oke makasih bang"ucap sinta

"mas ,angun mas hiks hiks" ucap nya sambil memhapus jejak air matannya

"udah tenng dulu, lebih baik kita pergi aja ke rumah sakitnya dulu" ucap januar marveline negeri papa anggun

"Oke sekarang kita siap siap" ucap Gerald Argian negeri  anak sulung, laki laki 26 thn. dokter.

Mereka semua sengaja ambil cuti untuk melihat adik bungsu mereka ikut lomba termasuk semua keluarga.

⏳⏳⏳

Sedari tadi sinta tidak bisa tenang, hey! ia merasa gelisah merasa tidak nyaman.

Air matanya juga tidak henti hentinya membuat sungai yang sangat deras di pipinya, ia merasa gagal menjaga anaknya.

Begitu pula dengan kaka dan abang abangnya, mereka merasa sebagai abang kaka tida becus,  gagal menjaga adik,  gagal gagal.

Sama halnya dengan januar, kini ia sedang mendekap sinta dengan erat, berniat untuk menenagkan istrinya yang sedang terisak keras.

Raga memang sedang mendekap istrinya, tetapi pikirannya sedang berkelana,  ia memikir kan bagaimana keadaan putrinya itu.

"nga mungkin angun ninggalin papa ,papa yakin angun kuat" Batin januar sambil mengelua rambut sinta dan melamun.

"hiks hiks bang angun hiks" tangusan vanya di dekapan Andhika renandra negeri  anak ke 2 dari januar dan sinta, 25 thn, Atlet angkat beban.

"Udah mending tenang dulu" ucap dhika sambil mengelus puncak kepala adiknya.

Tiba tiba datang dua remaja datang menghampiri mereka.

"Hosh hosh! gimna ka keadaan angun hosh hosh" Calina ersyana teman sekaligus sahabat angun, ia sendiri adalah model ya walaupun masih sekolah sih.

"iyah  gimana keadaannya?" aurora riakie anindita , ia juga termasuk sahabat anggun, menjadi seorang MUA , wjar aja masih sekolah udah bisa, kemampuan mereka bertiga di atas rata rata ges.

" hiks hiks belum tau" jawab vanya smbil mengelap air matannya mengunakan baju dhika yang di jawab gelengan,
'ngapapa air mata, dari pada ingus' itulah pikiran dhika

"oh ya bang ghafa mana ya" tanya aurora yang di jawab acuhan bahu dari dhika.

Sedangkan ghafa? , ia sendiri izin ke kamar mandi, entahlah ia sangat sangat banyak pikiran.

Hampir 1 jam lamannya menungu akhirnya seorang wanita paruh baya keluar dari dalam ruangan itu, dokter

"Gimana dok keadaan anak saya?" tanya sinta seketika, ketika ia melihat aang dokter keluar.

"Maaf sebelumnya, kami sudah berusaha semaksimal mungkin ,pasien atas nama angun tidak bisa di selamatkan, karena benturan di kepala dan dada membuatnya tidak kuat mungkin?"  jelas sng dokter

Deg!

"nga nga mungkin,  Ahhahahaah sahabat gue nga mungkin ningalin gue iya kan ra?" calina tertawa hambar, tiba tiba saja air matanya turun tanpa di minta ketika saja ia mendengarkan ucapan sang dokter.

"hiks hiks pa angun pa hiks hiks"seketika itu juga tangis sinta menjadi lebih histeris

"yang sabar bund, mungkin ini yang terbaik untuk angun, berarti allah lebih sayang angun" ucap argi.

Tbc.

huhuhuhu maapin

sori dong ya kalau ceritanya ga bagus lah

kalau ga suka sama ceritanya boleh tingalin ceritanya, ga usah di baca gapapa bagi yang ga suka.

alhamdulilah sih kalau suka

Jangan lupa vote komen ya

Thank you so much

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrasi menjadi istri ceo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang