Prolog - "𝐃𝐢 𝐁𝐚𝐰𝐚𝐡 𝐁𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠-𝐁𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐊𝐞𝐚𝐛𝐚𝐝𝐢𝐚𝐧"

10 3 1
                                    

-
Prolog

Penyesalan itu menghantuiku… 
Terlalu dalam aku mempercayai tujuan yang berani menentang hukum langit.

Kini, aku terjebak dalam keberadaan yang ganjil—seperti boneka abadi, tetapi dengan jiwa manusia yang penuh luka. Andai saja sisi kemanusiaanku bisa musnah, mungkin segalanya akan lebih mudah. Tapi, inilah akibat dari ambisiku yang tak terbendung.

Langit, kutuklah dirimu! Mengapa Ayah menciptakanku? Untuk apa aku ada? Apa makna dari keberadaan ini? Siapa, atau apa, sebenarnya aku?

Aku bersumpah, Dia akan ada di sisiku—terikat pada tujuanku, mengabdi pada keinginanku.

Prinsipku jelas: Aku adalah pusat dari semua harapan

Namun, aku terus berharap… 
Andai aku tak pernah mengenal manusia. 
Andai aku tak pernah terjerat oleh rasa penasaran. 
Andai aku tak begitu dikuasai oleh keegoisan. 
Andai aku tak perlu merasakan perasaan. 
Andai aku tak pernah terlibat dalam permainan dunia fana ini. 
Andai… aku tidak abadi
Dan yang paling penting, andai aku tak pernah bertemu dengannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝗗𝗢 𝗜 𝗛𝗔𝗩𝗘 𝗔 𝗖𝗛𝗢𝗜𝗖𝗘 ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang