Dalam kekekalan yang sunyi, ia menyesali keberadaannya-keberadaan yang terlahir dari ambisi yang melawan hukum langit. Ia bukan manusia, namun terperangkap dalam tubuh yang merasakan penderitaan seperti manusia. Dibayangi oleh penciptaan yang tak ia pahami, ia mempertanyakan segalanya-tujuannya, identitasnya, dan bahkan makna dari keabadian itu sendiri. Janji yang ia buat kini menjadi kutukan yang mengikat takdirnya. Di bawah bayang-bayang keabadian, ia terpaksa menghadapi kenyataan bahwa keinginan terbesarnya mungkin adalah hal yang seharusnya tak pernah ia kejar: seorang manusia, yang kehadirannya menghancurkan semua yang ia percayai. Penyesalan dan ambisi bercampur dalam jiwanya yang tak pernah tenang, sementara langit menjadi saksi bisu dari keputusan yang tak bisa diubah. by Secretarely