🤍 Karma.

2.3K 258 32
                                    

~Happy reading~








  Hamparan rumput hijau yah membentang itu
menjadikan langit biru sebagai atap nya. Seorang
pemuda terbaring tenang di bawah pohon dengan kedua tangan yang ia lipat di bawah kepala. Netra itu terpejam menikmati bagaimana angin pelan mengelus rambut serta wajah sempurna nya.

Seorang wanita paruh baya dengan langkah kaki tanpa alas nya kian mendekat. Dress putih selutut dengan rambut lembut yang tergerai sesekali tertiup angin, wajah nya yang terdapat sedikit kerutan sama sekali tidak mengurangi kecantikan nya.

Wanita itu tersenyum saat duduk di sebelah pemuda yang tak lain adalah putra bungsu nya.
Tangan selembut susu itu terangkat mengelus dengan sayang Surai sang putra

Gerakan itu membuat netra yang lebih muda terbuka menampilkan bola mata coklatnya yang indah.

“Ibu?!”

Netra nya melebar hingga beberapa detik kemudian memeluk wanita itu dengan erat. Tak membutuhkan waktu lama untuk merasakan balasan atas pelukan nya.

“ibu kenapa ninggalin aku sendirian, aku kesepian loh di tempat ini. Kalau malam yang terang cuma bintang sama bulan, tapi aneh nya setiap malam aku gak ngerasa kedinginan.”

Di lepas nya perlahan pelukan mereka, kedua tangan ibu menangkup kedua belah pipi putra nya.

“Xeon..”

“heum?”

Wanita itu terkekeh, putra bungsu nya ini umur berapa sih, sebenarnya. Lihat saja perbedaan tinggi mereka, dia harus mendongkang untuk melihat wajah putra bungsu nya.

“ibu kenapa ketawa?” Xeon memiringkan kepala nya merasa bingung.

Wanita itu menggeleng pelan, lalu tatapan nya berubah serius. “Xeon, kamu mau pulang?”

Alis Xeon menyatu tanda tidak mengerti. “pulang?”

Sang ibu mengangguk “Kamu mau ikut pulang dengan ibu, atau kembali?”

“ibu aku gak ngerti.” kedua tangan Xeon tergerak untuk menurun kan kedua tangan sang ibu, lalu di  genggam nya tangan lembut yg sedikit keriput itu, kali ini dirinya yang menatap dengan serius.

“Setelah aku terbangun di tempat ini, aku gak begitu ingat apa yang terjadi sampai aku bisa berada di tempat ini.”

Mengambil nafas sejenak Xeon melanjut kan. “Rasanya, ada Sesuatu yang aku lupakan, seperti kosong dan hilang, tapi aku gak bisa mengingat nya.” kini Xeon hanya bisa menunduk lesu.

“kamu ingin tau?” Xeon mengangguk, membuat sang ibu tersenyum. “kalau begitu, kembali dan pulang lah, beri mereka kesempatan.”

“mereka?” Xeon kembali menatap sang ibu dengan bingung. Wanita itu mengangguk, “Ya, kak heli dan bang Rey.”

Tubuh Xeon seperti tersengat listrik dengan ingatan yang datang silih berganti, membuat kepala nya sangat pusing. “Argh! Ibu ini apa?!” Xeon langsung memegang kepala nya dengan kedua tangan begitu ingatan itu berputar, bercampur aduk, membuat kepala nya sangat sakit.

XeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang