chapter 3

183 25 9
                                    

Bug






" Gue rasa.....bibir Lo lebih cocok buat ciuman sama lantai kotor itu"














































" Eunghhh "

Jimin terbangun dari tidurnya yang ia tidak tau sejak kapan dia mulai, kepalanya terasa pusing sehingga membuat dia sedikit meringis, matanya mengedar mencari seseorang yang kiranya bisa membantunya seperti mommy atau tidak hyungnya, tapi tungguu.......

Dahinya mengernyit heran melihat tempat ia berada sekarang, ini bukan kamarnya, kamarnya itu tidak seram seperti ini, kamarnya itu cantik dan juga indah, bukan seram seperti ini, kamar ini tidak terlalu luas tapi juga tidak sempit, ada satu tempat tidur yang saat ini ia tempati dan meja belajar dengan sofa singgle dan ada juga sofa panjang singgle dan juga meja bundar di depan televisi di depannya, dan di kanannya ada sebuah pintu yang ia yakini sebagai pintu kamar mandi

Ia mencoba mengingat² kejadian apa kira² yang membawanya sampai kesini, seingatnya tadi ia terpisah dengan unggi dan jinnie dan ia mengikuti dia orang cowo yang hampir melecehkannya, namun.....

" Kau sudah bangun?"


Tiba-tiba pintu ruangan ini terbuka dan menampilkan seorang pemuda tinggi, kekar, Tampan- ah tidak, sangat tampan, matanya bulat hitam jernih juga tajam, rahangnya tegas, bisepnya besar dan juga otot dadanya terlihat jelas dan besar, tangannya juga besar dan berurat, tetap terlihat jelas meski ia memakai lengan panjang, terlihat seperti hot Daddy yang sering Jimin baca di novel kesukaannya , tapi dapat ia pastikan jika pemuda ini masih muda mungkin seumuran abangnya?, atau diatasnya sedikit


Pria di depan Jimin mengernyit heran melihat pemuda kecil di depannya yang terdiam dengan mulut terbuka dan mata sedikit melotot dan tidak berkedip memandangnya, menggemaskan pikirnya

Ia mendekati si mungil yang masih setia menatapnya di setiap langkah yang ia rajut mendekati si mungil, jangan lupa mulut terbuka yang sebentar lagi mungkin akan mengalirkan air mancur dari dalam

Mangap Jim, elehhh.....

" Hey...."

Jimin terlonjak kaget merasakan tepukan di bahunya, dan selanjutnya yang ia lihat adalah wajah tampan yang ia kagumi tadi malah sudah semakin dekat dengannya

" y-ya?...ahh maafkan aku" terkutuklah Jimin dengan kegugupannya

" Kau..... baik² saja?" Pria itu bertanya dengan ekspresi tenang di wajahnya

" Ya"

Kemudian Jimin melihat pria itu menjauhinya dan keluar dari kamar, sejenak ia menghembuskan nafas lega dan memegang dadanya yang terasa sedikit sesak karena detak jantungnya yang terlalu cepat

'mommy huhuhu....ganteng banget jodoh Jimin '

Aminin aja ges

Ceklek

Pintu kembali terbuka oleh pria tadi dengan sepiring nasi dan satu botol minuman mineral juga peaperbag yang Jimin tidak tau apa isinya itu, dia mendekati Jimin menaruh barang bawaannya di nakas dan menaruh peaperbag tadi di depan Jimin

" Makanlah, dan ganti bajumu"

Setelah mengatakan itu dia berlalu dari kamar itu meninggalkan Jimin yang masih mematung di tempat

Jimin heran, baru kali ini dia bertemu orang yang sangat irit bicara padanya,dari tadi ia bangun mereka sama sekali tak memiliki percakapan yang panjang, biasanya orang² yang bertemu dengannya akan langsung excited padanya, ini apa?

my dearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang