03. know your limits!

1 0 0
                                    

Tepat pada hari ini adalah first official day Anna bekerja di tim Marketing dari CLL group. Ini sesuai dengan bidangnya, meskipun sebetulnya bukan itu tujuan utamanya.

"Thank you Blanco, tapi aku baik-baik saja. Kau sedang dicari oleh bosmu, right? Aku akan mengurus diriku sendiri." ucap Anna kala Blanco kekeuh untuk menemani Anna hingga bertemu dengan atasan resminya. Namun pria itu sesungguhnya tidak bisa berbohong bahwa atasannya juga membutuhkan dia sekarang.

"I'm sorry, little girl."

"No, no. I'm fine. Just go, Blanco." Anna membalas dengan senyum, tangannya ia gerakan seolah menyuruh Blanco pergi untuk menemui atasannya. Tidak lama dari itu, Blanco dengan berat hati meninggalkan Anna dan segera naik ke lantai 36.

Anna kembali duduk di sebuah sofa untuk menunggu atasannya datang. Untuk menghabiskan waktu, ia mengambil ponsel ditasnya dan mengambil gambar atas kantor barunya.

Bukan, bukan untuk diposting pada media sosial atau semacamnya, ini adalah arsip pribadi yang penting karena tempat inilah yang menjadi pusat dimana dirinya dapat dengan mudah menghancurkan musuhnya.

"Hi, Anna Blake."

Seseorang menyapanya membuat Anna berhenti dari lamunannya. Ia melihat wanita dengan heels setinggi 7cm dan blazer warna khaki mendekat ke arahnya.

"Hi Ms. Brown." sapa Anna saat mengenali bahwa wanita cantik bernama Lily Brown itu akan menjadi atasannya.

"Santai saja padaku, cukup panggil Lily." balasnya dengan ramah.

Setelah itu, Anna mengikuti atasannya ke sebuah ruangan yang berada di lantai 28. Sejujurnya ia sangat gugup, namun perlakuan baik dari Lily meruntuhkan ketakutan dan pikiran negatifnya.

"Aku tau banyak ceritamu dari Blanco. Kau ternyata memang cantik, Anna."

"Oh thank you, Lily. You're pretty too."

Lily menatap ruangan yang akan menjadi miliknya. Tidak begitu besar, namun ia menyukai setiap inci ruangan yang memiliki konsep design yang fantastis, rasanya bukan seperti kantor namun lebih mirip rumah yang memiliki kesan warm namun tetap formal.

"Aku harap kau menyukai ruangan barumu."

"Ya, tentu! It's totally perfect, Lily."

Lily terkekeh mendengarnya, ia dapat melihat bahwa gadis didepannya itu tidak bisa menyembunyikan perasaan bahagianya.

"Berhubung ini adalah hari pertama, kau boleh untuk berkeliling di kantor dan menaruh semua barangmu di ruangan ini. Akan ada Patricia yang menemanimu untuk office tour."

"Thank you, Lily!"

"Baiklah, ruanganku ada di lantai 33. Jangan sungkan jika bertemu denganku. Selamat bekerja, Anna Blake."

Sementara Lily meninggalkan ruangan, Anna masih terpukau dengan ruangan kerjanya. Jika dipikir-pikir bagaimana mungkin atasan barunya begitu ramah dengannya yang notabenenya belum pernah bertemu sebelumnya. Ia menjadi penasaran dengan pengaruh Blanco dibalik semua ini.

Memang, lelaki itu sangat bisa dipercaya.

Dilain sisi, terdapat kemarahan besar dari seorang Marcelino Castillo. Bagaimana tidak, tanpa seizinnya, Blanco menggunakan privilegenya dengan tidak berdasar. 

"What's wrong, mate?"

"Didn't I hear it wrong? You have to ask yourself!"

"Okay, let me explain."

"Anna Blake adalah saudaraku. She's smart and perfect. Aku menjamin bahwa dia tidak akan mengecewakanmu. I know I was wrong not to tell you earlier, tapi ini semua sangat mendadak." ucap Blanco memberikan pembelaan pada temannya itu. Sejujurnya, Blanco sudah lama mengenal Marcelino sejak mereka ada di program akademik S2 pada universitas yang sama di Chicago. Marco seharusnya merupakan adik kelasnya, namun dengan berbagai privilege dari keluarganya, ia dengan mudah menginjakan kaki di tingkat atas dalam waktu yang singkat. Sehingga perbedaan umur dua tahun tidaklah penting mengingat keduanya berada di angkatan yang sama.

"I don't care about your reasons. You may know me, but you should know your limits, Blanco Scott." tegas Marco dengan tajam menatap lawan bicaranya.

"I admit my mistake, I apologize, Mr. Castillo." ucap Blanco mengakui kesalahannya, kemarahannya tidak tersirat dalam ekspresinya, namun yang pasti, ia menguatkan kepalan di kedua tangannya.

"Bawa dia ke ruanganku sekarang."

"Kau tidak boleh menyakitinya, Marco." ucap Blanco dengan cepat. Ia tahu sikap ketidakwarasan dari temannya yang sekaligus adalah atasannya itu. Sejujurnya ia sudah menyangka hal ini akan terjadi, namun ia tidak bisa melakukan apa-apa karena Anna lah yang meminta untuk ada di perusahaan yang sama dengannya ini. Entah apa tujuan gadis itu, namun ia harap semua akan baik-baik saja.

I'm so sorry, Anna. But I promise you'll be okay with me.

"As I said, know your limits, Blanco. You brought her here, so she belongs to this company, right?"

Bastard man, you really are a bastard, Marco!

"Baiklah."

***

Bersambung...

Skye Ridd |



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOST IN THE FIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang