Tapi namanya dua orang pacaran, yang ketiganya adalah iblis.
Tiga bulan kemudian.
Debbie dan Max sedang bertengkar di rumah Debbie soal uang.
"Kembaliin nggak?!," teriak Debbie.
"Kembaliin? Kita kan udah sepakat ya untuk urusan bayaran date ganti-gantian tiap minggu. Minggu lalu lu, minggu sebelumnya gue. Kenapa sekarang lu minta ganti? Kan yang bikin aturan lu sendiri. Aneh!," balas Max tidak mau kalah.
"Iya, tapi kalau dipikir-pikir curang tau nggak! Setiap giliran gue yang bayar kita makannya di tempat-tempat mahal. Sedangkan lu? Bawanya ke tempat-tempat murahan! Nggak level tahu!"
"Jadi lu bilang gue nggak level sama lu?," tanya Max tersinggung.
Siapa sih yang nggak mau bawa pacarnya ke tempat bagus? Sayangnya Max masih sekolah dan rela berhemat dengan uang jajan untuk ngedate. Kadang ketika jaga toko orang tuanya ia mendapat sedikit tambahan, tapi tetap tidak sebesar uang jajan Debbie.
"Iya, lu harusnya ngetreat gue better. I deserve it. Yang bucin kan lu, bukan gue. Ngaca sana!," ketus Debbie.
"Lu..!," geram Max mencengkeram dua bahu Debbie. Pacarnya ini memang cantik dan menyenangkan tapi kadang bisa berlaku bitchy.
"Aw!," teriak Debbie malah mendorong tubuh Max hingga Max hampir jatuh.
"Debbie!," geram Max.
Max maju dan balas mendorong Debbie. Persetan kalau putus. Ceweknya ini benar-benar menyebalkan. Namun ketika Max mendorong Debbie dengan keras, Debbie jatuh dan berpegangan pada kaos Max sehingga membuat Max ikut terjatuh di atasnya.
Brukk! Suara terjerembab mereka sangat keras.
Tanpa sengaja, tangan Max menyentuh benda kenyal di dada Debbie. Oh, lembutnya, pikir Max.
Debbie langsung merasakan payudaranya tersentuh tangan Max dan segera bangkit. Debbie merasa malu. Begitu juga Max.
Namun nafsu Max meningkat. Yang sebelumnya bisa ditahan setiap melihat Debbie. Kali ini mesumnya kumat.
Debbie takut melihat pandangan mata Max yang seperti binatang buas mengincar mangsa.
"Ng... takut, kak," ucap Debbie. Hal itu malah terlihat imut di mata Max dan membuat Max semakin kalap.
"Deb, lu cantik banget," ucap Max langsung mencium bibir pacarnya.
"Hmm..mmm..mmm," desah Debbie. Awalnya berontak, namun Max menahan kepalanya hingga ciuman Max tepat sasaran.
Lagi-lagi ciuman Max memabukkan. Lidah Max bermain-main dalam mulut Debbie.
"Ng, hmm," desah Debbie yang ikut hanyut dalam ciuman ini.
Max melepas ciuman mereka dan memandang mata Debbie yang sayu. Nafas Max sudah memburu. Nafsunya tidak bisa ditahan lagi.
"Deb, buka ya," pinta Max. Tangannya sudah siap mengangkat kaos Debbie.
Debbie sempat ragu memandang Max. Selain sudah nyaman dengan cowok ini, Debbie sendiri sebenarnya penasaran dengan seks dan ingin mencobanya sendiri. Yah, walau dengan si nerd Max.
Max senang mendapat lampu hijau. Buru-buru Max melepas kaos Debbie dan terpukau.
Payudara Debbie yang tertutup bra terlihat besar, mulus dan putih.
"Oh, fuck. Debbie, lu putih banget kayak bidadari," ucap Max merasa beruntung.
Debbie masih terlihat malu-malu dan menutupi payudaranya dengan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suck It Up!
Teen FictionDebbie, siswi 16 tahun melalui kehidupan sekolah yang keras. Berhubungan seks dengan cowok nerd, kepala sekolah dan cowok populer. Cerita dibumbui dengan konflik keluarga.