Begitu Ricky meresmikan jadiannya dengan Debbie, Max langsung tersingkirkan.
Awalnya Max tidak terima kenyataan kalau Debbie direbut begitu saja dari tangannya. Max masih berusaha menghubungi dan mendekati Debbie, namun Ricky dan kawan-kawannya selalu menghalangi dan mencegah.
Gaya pacaran Ricky cukup posesif. Bukannya nyaman, Debbie malah jadi tertekan.
"Peraturan jadi pacar gue yang terpenting jangan hubungan dengan mantan atau gue binasakan tuh mantan."
Ucapan Ricky terngiang-ngiang dalam benak Debbie. Ia takut Max terluka lagi.
Syukurnya, Ricky masih punya hati tidak memperlakukan Debbie seperti pelacur. Walau Ricky suka mengajaknya untuk having sex. Namun, Ricky menghormati keputusan Debbie yang belum siap. Ricky cukup sabar memberikan cewek itu waktu.
Sayangnya, Debbie melakukan kesalahan dengan bertemu Max diam-diam. Debbie sengaja mencari waktu di luar jadwal ketemuannya dengan Ricky di sebuah mal.
"Kak!," teriak Debbie girang ketika melihat Max. Ia tanpa ragu memeluk dan mencium singkat bibir cowok itu. Max pun kaget dan melirik sekelilingnya. Untung saja sepi.
"I'm so happy to meet you! Ricky beda banget sama lu, jalan sama dia bikin gue tekanan batin tahu nggak!," ucap Debbie langsung curhat.
"Oh, ya? Kenapa?," tanya Max kaget. Ia mengira Debbie suka. Biar bagaimanapun, Ricky itu tampilannya tampan dan banyak cewek suka cowok itu.
"Dia posesif, bikin gue merasa terkekang," ucap Debbie.
"Lu diapain aja sama dia?," tanya Max.
"Yah, gitu. Controlling banget. Hp gue suka dicek, kemana-mana harus lapor dia, curigaan. Pokoknya red flag!," jawab Debbie.
"Dia... dia.. belum nyentuh lu kan?"
Debbie memutar bola matanya. Kenapa sih cowok mikirnya selalu begitu?
"Well... he tried," jawab Debbie tersenyum.
"Jangan bilang lu udah gituan?'," balas Max tegang.
Debbie terdiam, membuat jantung Max berdebar.
"Deb?"
"Gue nggak bisa cegah dia untuk nggak nyentuh. He's kind of persistent, tapi gue udah nolak having sex. Terserah lu percaya atau nggak," ucap Debbie.
Gue percaya! I know sooner or later it will happen. Gue bisa baca jalan pikiran Ricky, batin Max menangis.
Debbie terkejut ketika Max tiba-tiba berlutut. Kalau tadi Max malu karena Debbie menciumnya. Sekarang Debbie yang malu karena Max malah berlutut.
"Kembali aja sama gue, Deb," ucap Max berlutut sambil terisak.
"Ngapain? Berdiri lu!," ucap Debbie malu. Walau malnya sepi tapi tetap saja ada satu atau dua orang lewat.
"Kembalilah ke gue, please! Gimana caranya lu ninggalin Ricky?," lanjut Max masih setia berlutut sambil menangis.
"Kak, berdiri!," ucap Debbie dengan nada mengancam. Kali ini Max menuruti Debbie dan berdiri.
Debbie memandang Max. Tubuhnya jauh lebih tinggi daripada Debbie, tapi Max malah menangis. Ini kedua kalinya Debbie melihat Max menangis. Pertama kali ketika Max menemaninya ketika ibu Debbie pergi. Namun saat itu Debbie tidak terlalu memperhatikan. Baru sekarang Debbie mengamati.
Max membuka kacamata untuk mengusap air matanya sendiri. Mata, hidung dan pipi Max terlihat memerah. Debbie memandangnya iba sekaligus geli.
Max terkejut ketika Debbie menyentuh wajahnya dan mengarahkan untuk memandang Debbie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suck It Up!
Teen FictionDebbie, siswi 16 tahun melalui kehidupan sekolah yang keras. Berhubungan seks dengan cowok nerd, kepala sekolah dan cowok populer. Cerita dibumbui dengan konflik keluarga.