Virgin 🔞

6.8K 20 1
                                    

"Kesini kamu, Debbie," ucap pak Landy menyuruh Debbie mendekat.

Debbie pun menurut, pak Landy langsung memegang payudaranya. Debbie agak mundur sedikit.

"Ng...," desah Debbie. Ia merasa hina sekarang.

"Kamu cantik sekali, Deb. Payudaramu juga cukup besar. Kalau mau lebih besar lagi harus rajin diremas-remas. Bisa sendiri atau suruh pacar kamu," ucap pak Landy tersenyum sambil melirik Max.

Max yang sedari tadi hatinya panas melihat pacarnya dipegang-pegang begundal tua ini berusaha menahan sabar.

Pak Landy mulai mencium bibir Debbie. Debbie sempat menutup rapat mulutnya, namun pak Landy meremas payudara Debbie hingga Debbie terpaksa berteriak dan membuka mulutnya. Saat itulah lidah pak Landy merajalela bermain dalam mulut Debbie.

"Hmmm..mmm," Debbie berusaha mendorong tapi tidak kuat. Lama-lama ia mulai terbuai dengan ciuman pak Landy yang lebih tua dan pengalaman.

Pak Landy melepas ciuman mereka dan menyeringai melihat tatapan Debbie yang sayu.

"Nikmat kan, sayang?," tanya pak Landy.

Debbie hanya diam dan pipinya merona, sekaligus melirik Max karena merasa bersalah. Wajah Max tidak bisa ditebak saat ini.

"Sekarang berbaring di sofa," perintah pak Landy. Debbie mengikuti instruksi pak Landy dengan hati berdebar.

Pak Landy mengelus kaki Debbie yang mulus, semakin lama belaiannya naik hingga pangkal paha.

"Oh, ng, ah," desah Debbie merasa geli sekaligus terangsang.

Tangan satunya dipakai pak Landy untuk meremas-remas payudara Debbie.

"Ah, ah, ah."

Kancing seragam Debbie mulai dibuka pak Landy satu persatu hingga terlihatlah payudaranya yang menyembul dari bra.

"Wow, besar dan kencang milikmu. Ya kan?," tanya pak Landy pada Max.

Max masih diam saja, pak Landy pun melanjutkan aksinya. Dibelai-belainya payudara Debbie di balik branya, hal itu membuat tubuh Debbie terangsang hebat.

"Oh, oh, oh," desah Debbie, jari-jemari pak Landy dengan lihai memainkan puting payudaranya. Diputar, dipilin, digetar.

Payudara Debbie mulai terasa sesak karena semakin terasa kencang akibat terangsang. Debbie inisiatif melepas kaitan branya sendiri agar lega.

"Hahaha enakkan? Saya sudah pengalaman dengan gadis sepertimu, awalnya mereka menolak. Tapi lama-lama mereka yang ketagihan haha," tanya pak Landy puas melihat Debbie terangsang.

Debbie jadi malu mendengar ucapan pak Landy, Debbie melirik ke arah Max. Kali ini mata cowok itu memandangnya tak percaya. Maaf kak, pikir Debbie.

Melihat payudara Debbie yang polos tanpa bra dan membusung membuat kedua laki-laki di ruangan itu bergairah.

Pak Landy tidak menunggu lama, ia segera melahap payudara terbuka Debbie.

"Oouhh, aaaah," desah Debbie merem melek. Tangannya reflek menjambak rambut pak Landy yang tebal.

Lidah dan bibir pak Landy mengemut, menjilat, menggigit puting payudara Debbie. Tangan pak Landy juga tidak diam dan meremas-remas payudara satunya.

Kencang dan padat sekali tubuh gadis belia, beda dengan tubuh istrinya yang sudah berumur, pikir pak Landy.

"Oh, oh, oooh," desahan Debbie sangat kencang dan nyaring, terdengar hingga lorong. Untungnya sekolah sudah sepi, petugas kebersihan pun sudah pak Landy suruh pulang awal.

Suck It Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang