School Medical Room 🔞

3.4K 7 0
                                    

Hubungan Debbie dan Max menjadi agak renggang sejak itu. Tanpa disadari, seseorang masuk sebagai orang ketiga.

Ricky Angkasa, setelah dilabrak oleh Debbie ia jadi sering memperhatikan dan memikirkan cewek itu. Apalagi teman-temannya juga banyak yang mengincar Debbie, namun sangat disayangkan Debbie malah memilih Max.

Akhir-akhir ini hubungan Debbie dan Max seperti bermasalah. Ricky yang melihat itu pun menyeringai dan mulai memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan pdkt pada Debbie.

...

Sabtu siang.

Debbie yang sedang bersantai di rumahnya mendadak dikejutkan dengan suara ponsel berbunyi. Debbie melihat nomor yang tak dikenalnya. Alis Debbie mengernyit. Siapa ya? Akhirnya ia pun terpaksa mengangkat

"Halo."

"Halo, bisa bicara dengan Debbie?"

"Ya, saya sendiri. Dari siapa ya?," tanya Debbie. Ia masih tidak mengenal suara di ujung sana.

"Ini Ricky."

Jeda sejenak, Debbie bahkan sempat melirik ke arah ponselnya. Nggak salah nih?

"Kenapa telepon?," tanya Debbie jutek. Gara-gara cowok ini, hubungannya dengan Max masih diam-diaman entah sampai kapan, karena dua-duanya sama-sama gengsi.

"Nggak apa. Iseng aja," jawab Ricky.

"Kalau cuma iseng, mending gue tutup."

Eh, buset! Sombong banget, pikir Ricky. Terpaksa upgrade taktik.

"Duh, cantik-cantik ternyata galak ya," ucap Ricky. Cewek pasti senang dipuji cantik, pikir Ricky.

Debbie masih terdiam dan memutar bola matanya.

"Di save dulu aja nomor gue ini, buat jaga-jaga. Bye!," ucap Ricky sebelum memutuskan panggilannya.

Debbie hanya bisa memperhatikan ponselnya. Apaan sih nih cowok? Nggak jelas, pikir Debbie. Namun ia menuruti permintaan Ricky untuk menyimpan nomornya sambil mengecek pesan-pesan dari Max.

Debbie pun menghela nafas. Sudah seminggu ia dan Max tidak saling bicara. Ia berharap Max menegur atau menyapanya di sekolah atau minimal mengiriminya pesan seperti biasa, tapi nihil. Jujur Debbie rindu cowok itu, tapi ia gengsi menghubungi duluan. Apa Max tidak merindukannya? Debbie bertanya-tanya.

Sementara itu, Max sendiri sebenarnya merindukan Debbie. Tapi perkataan Debbie benar-benar membuatnya tersinggung. Seharusnya Debbie yang minta maaf duluan padanya, pasti Max akan memaafkannya. Namun cewek itu malah cuek. Apa gue yang harus yang menghubungi duluan? Max bertanya-tanya.

...

Di sekolah.

Ricky mulai gencar pdkt dengan Debbie. Setiap pagi dan siang Ricky selalu menghampirinya. Sore dan malam Ricky menghubungi Debbie juga lewat chat dan vidcall.

Ricky memperlakukan Debbie seperti ratu. Mengajak ngobrol, tas sekolah Debbie dibawakan, selalu mentraktir Debbie makanan, memberi hadiah, menawarkan antar jemput.

Semua siswa jadi sering meledek dan menjodohkan mereka berdua karena terlihat serasi, sama-sama cantik dan tampan.

Sementara itu di sudut lain.

"Kayaknya mereka saling suka satu sama lain, Max. Lu nggak kenapa-napa?," tanya Adia pada Max.

Max memperhatikan Debbie dan Ricky yang sedang tertawa bersama. Bohong kalau Max tidak cemburu, dadanya terasa sesak.

"Max?," tegur Adia lagi.

"Oh, sorry. Gue nggak kenapa-napa, kok.."

"Jangan bohong, deh. I know you're jealous," ucap Adia menggoda Max.

Suck It Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang