Keesokan pagi.
Debbie terbangun sendirian di kasur. Ia mencari keberadaan Max. Sepertinya dia sudah pergi, batin Debbie kecewa. Namun ketika ia mengecek ponsel, senyumnya kembali.
Max
Gue pulang mandi dulu. Nggak tega bangunin putri tidur.Debbie senyum-senyum sendiri membaca pesan dari Max. Syukurlah, Max tidak kabur begitu saja. Debbie kemudian izin ke ayahnya agar tidak sekolah, tubuhnya baru terasa ngilu pagi ini setelah permainan semalam. Syukurlah, ayahnya tak curiga.
Max mengirim pesan padanya lagi ketika waktu agak siang.
Max
Lu nggak ke sekolah hari ini?Debbie
Enggaklah, badan gue masih lemes tau! Btw, di sekolah nggak ada yang tahu soal mama kan?Max
Nggak ada. Ya udah, nanti pulang sekolah gue mampir bawain seblak kantin.Debbie
♡ Okay! ♡ Thank you so muuch, kak!!!Max senyam-senyum membaca pesan dari Debbie. Ia tahu pacarnya sangat menyukai seblak di sekolah mereka. Max pun mengingat permainan mereka semalam yang berlangsung panas. Rasanya ingin cepat pulang sekolah, Max tak sabar ingin bertemu pacarnya itu.
"Cieee... Debbie ya?," tanya Adia tiba-tiba di sebelah Max, Max sampai lupa.
"Ah, iya," jawab Max malu ketahuan Adia.
"Lu balikan sama dia?"
"Iya."
"Well, sorry kalau gue harus ngomong kayak gini, Max. Hati-hati sama cewek model Debbie."
"Apa maksud lu?," tanya Max bingung.
"Yah, dia kayak cewek model yang manja and clingy, has bad attitude. Cewek kayak dia biasanya bergaul sama bad girls and bad boys. Bisa jadian sama elu malah mencurigakan, lebih kayak dia manfaatin lu."
"....hmm, dia nggak kayak gitu kok," bela Max.
"Apa Debbie bener-bener tau soal lu? Lu bisa jadi diri lu sendiri depan dia? Dia tau hobi lu apa? Tau tentang keluarga lu?"
"Dia tau hobi gue main game dan cukup supportif. Kalau soal keluarga... bukan salahnya, tapi emang gue belum cerita aja."
"Lho, kenapa? She is your girlfriend. Kalau menurut lu dia baik, cerita aja."
"...iya, gue akan cerita ke dia suatu hari," ucap Max, entah kenapa ia seperti belum siap menceritakan soal keluarganya pada Debbie.
...
Pulang sekolah.
Sesuai janjinya, Max melipir ke kantin sebelum pulang dan membeli sebungkus seblak.
Ketika tiba di rumah Debbie, Max kaget bertemu ibunya Debbie.
"Tante?!," teriak Max terkejut, apa yang terjadi? Bukannya ibu Debbie sedang dipenjara? Max bertanya-tanya dalam hati.
"Ssst, jangan keras-keras. Debbie lagi tidur siang. Dia nggak sekolah ya hari ini?," tanya tante Rhea.
"Ah,.. itu..," Max bingung jawab apa, tidak mungkin ia menjelaskan tentang permainan mereka semalam.
"Mungkin dia syok atas kejadian ini. Salah tante," ucap tante Rhea memberi Max jawaban tanpa bersusah payah.
"Tante..," ucap Max merasa prihatin karena wajah tante Rhea menjadi muram.
"Ah, ngomong-ngomong bisa kita bicara sebentar berdua saja?," tanya tante Rhea.
"Ya"
"Jangan disini, di cafe terdekat saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Suck It Up!
Teen FictionDebbie, siswi 16 tahun melalui kehidupan sekolah yang keras. Berhubungan seks dengan cowok nerd, kepala sekolah dan cowok populer. Cerita dibumbui dengan konflik keluarga.