Di sekolah.
Melihat Ricky sering melamun dan memandangi Debbie, membuat teman-temannya iba. Mereka pun bersolidaritas membantu temannya yang bertepuk sebelah tangan itu.
Awalnya hanya ancaman biasa yang tidak digubris Max. Lama-lama berubah jadi pembulian fisik. Mereka berusaha menghajar Max di tempat tertutup dan sebisa mungkin lukanya terhalang baju seragam supaya orang-orang tidak curiga.
"Lu pantat botol berani-beraninya pacaran sama Debbie?!," ucap Elang.
Bukk! Satu pukulan ke perut Max.
"Udah dibilangin kan jangan dekat-dekat dia lagi!," ucap Gavin di lain hari.
Bukk! Satu pukulan ke punggung Max.
"Lu udah pernah pacaran sama Debbie kan? Sekarang giliran Ricky, napa sih?!," ucap Keyzan di hari lain.
"Dia bukan piala bergilir, sialan!!," ucap Max.
Bukk! Keyzan meninju dada Max.
"Nggak pantes lu sama Debbie! Ngaca donk, anjing!," ucap Kian di hari berikutnya.
Bukk! Satu pukulan di bahu Max.
Hari demi hari dilalui Max dengan pembulian, awalnya hanya perihal Debbie dan Ricky. Makin lama jadi kebiasaan.
Max berusaha sabar dan tidak melawan karena Elang, Keyzan, Gavin, Kian adalah anak orang kaya semua. Sudah pasti siswa miskin sepertinya yang akan disalahkan, Max malas ribut.
...
Di rumah Debbie.
"Ng, oh, ah," desah Debbie ketika Max mencium lehernya sambil meremas-remas payudaranya. Debbie pun ikut mengangkat kaos Max, menyuruh cowok itu membuka baju. Max berinisiatif membuka kaosnya sendiri.
"Kak, ini kenapa?," tanya Debbie terkejut melihat luka-luka di tubuh Max.
"Oh... ini," Max baru teringat akan luka di tubuhnya yang memang ia sembunyikan dari orang-orang.
Debbie masih menunggu jawaban, sedangkan otak Max sedang mempertimbangkan apa harus beritahu Debbie. Max tahu betapa impulsif ceweknya itu, namun Max juga sadar ia tidak akan bisa membohongi Debbie terus. Max terpaksa cerita yang sebenarnya.
...
Di sekolah.
Dengan langkah kaki cepat, Debbie mendatangi geng Ricky di kantin belakang sekolah.
"Heh, kalian semua tuh kaya harta tapi miskin hati ya! Terutama lu, Ricky! Nyerah aja, brengsek! Selamanya gue nggak akan mau jadi pacar lu!," teriak Debbie.
Ini kedua kalinya Ricky dilabrak Debbie tanpa tahu apapun, ia hanya bengong.
"Kalau berani pukul Max sekali lagi, lihat akibatnya!," teriak Debbie sebelum pergi.
Setelah kepergian Debbie, Ricky langsung menginterogasi teman-temannya untuk mencari tahu apa yang terjadi. Mereka semua pun menjelaskan pada Ricky.
"Sorry, Ricky," ucap Kian di akhiran cerita.
"Debbie malah jadi benci lu. Rencana kita gagal total," ucap Keyzan.
"Kita? Siapa aja?," tanya Ricky kaget.
"Gue, Elang, Kian dan Gavin," jawab Keyzan.
Ricky menghela nafas. Kenapa teman-temannya bertindak semaunya tanpa bertanya? Pikir Ricky.
"Dengar baik-baik ya, njing. Mulai sekarang jangan ganggu si Max lagi, oke?!," pinta Ricky tegas.
"Lho, kenapa lu jadi nyalahin kita? Bukannya lu yang awalnya cerita tentang Debbie ke kita?," tanya Keyzan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suck It Up!
Teen FictionDebbie, siswi 16 tahun melalui kehidupan sekolah yang keras. Berhubungan seks dengan cowok nerd, kepala sekolah dan cowok populer. Cerita dibumbui dengan konflik keluarga.