"Maxie boy! Mau lihat pemandangan indah?," tanya Ricky menyeringai.
Ricky sengaja menghujam tubuh Debbie dengan cepat supaya Debbie keenakan, kemudian ia mengarahkan ponselnya pada wajah Debbie yang merem melek.
Debbie sengaja memalingkan wajahnya karena malu pada Max. Ricky tidak berhenti sampai disana, ia menurunkan layar ke payudara Debbie yang bergerak-gerak, kemudian lanjut ke vagina Debbie yang sangat jelas sedang dimasuki dan dihujam penis Ricky.
Max melotot melihat layar ponselnya.
"Aaargh, bajingan! Bangsat! Apa yang lu lakukan?," teriak Max.
"Well, your ex is enjoying it. I can feel her vagina squeeze mine," ucap Ricky.
"Ricky, berhenti sialan!," teriak Max.
"Anything you want to say to your ex boyfriend?," tanya Ricky sambil mengarahkan ke wajah Debbie.
"Oh, kak. Maafin gue hiks."
"Debbie, sadar! Lu harus lawan dan berontak!," teriak Max.
"Iya, ah, oh, oh, oh," desah Debbie karena Ricky sengaja mempercepat gerakan penisnya keluar masuk vagina Debbie. Ia hampir orgasme sebentar lagi, namun Ricky malah memelankan ritmenya.
Debbie membuka mata memandang Ricky di depan mata dan Max di layar ponsel bergantian.
"Mau klimaks? Desah nama gue dulu," pinta Ricky sambil bergerak lagi menghujam vagina Debbie.
"Nggak! Oh, oh, oh," desah Debbie ketika Ricky mulai menggenjotnya lagi.
Plok! Plok! Plok!
"Ng, oh, oooh," Debbie nyaris orgasme ketika Ricky memelankan ritmenya lagi.
"Desah nama gue, Deb!," perintah Ricky.
Debbie ingin menangis karena merasa tanggung, ia ingin mendesah tapi ada Max yang melihatnya.
"Ayo bilang!," perintah Ricky mulai bergerak cepat lagi.
"Hiks..oh, Ricky," desah Debbie akhirnya kalah oleh nafsu.
"Debbie!," teriak Max tidak percaya.
"Haha ayo minta faster," perintah Ricky memelankannya lagi.
"Oh, faster!," desah Debbie yang sudah hilang akal sehatnya.
"Faster who?," tanya Ricky.
"Faster... Ricky!," teriak Debbie. Ricky tersenyum menang.
"As you wish, baby," ucap Ricky meletakkan ponselnya di meja namun dalam kondisi tetap hidup sehingga Max masih bisa melihat dan mendengar mereka berdua.
Ricky fokus bergerak sambil menahan pinggul Debbie. Dibukanya paha Debbie lebar-lebar, membuat penis Ricky semakin dalam.
Plok! Plok! Plok!
"Ah, oh, oh," desah Debbie merem melek. Payudaranya juga ikut dimainkan Ricky.
Plok! Plok! Plok!
"Oh, oh, ooooh" desah Debbie mencapai orgasme, disusul dengan Ricky.
"Ooh, fuck Debbie!," desah Ricky mencapai orgasmenya. Ia menyemburkan banyak sperma ke dalam rahim Debbie, ingin segera membuat Debbie hamil.
Setelah akal sehat Debbie pulih, ia langsung melihat ke arah ponsel. Max memandangnya jijik dan langsung memutuskan panggilannya.
"Kak, haloo!," ucap Debbie berusaha memanggil Max, namun sia-sia. Ketika Debbie hendak menghubungi lagi, ponselnya direbut Ricky.
"Biar gue yang hubungi kalau masih mau ngomong," ucap Ricky.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suck It Up!
Teen FictionDebbie, siswi 16 tahun melalui kehidupan sekolah yang keras. Berhubungan seks dengan cowok nerd, kepala sekolah dan cowok populer. Cerita dibumbui dengan konflik keluarga.