Di sekolah.
Para siswa terpesona mengamati sosok yang baru tiba itu, terutama cewek-cewek.
"Omg, siapa tuh?"
"How cute!"
"Anak baru?"
"Kayak foto model!"
"Gantengnya!"Max merasa aneh sepanjang jalan dari pintu gerbang ke kelasnya. Beberapa cewek bahkan masih mengikutinya karena penasaran.
"Idih, itu Max ya?"
"Masa sih? Bisa beda gitu kalau nggak pakai kacamata?"
"Tahu ganteng gini, gue juga mau deh dari dulu!"Terdengar pujian silih berganti dari para cewek seakan melihat selebriti di sekolah. Cewek-cewek di kelas Max merasa beruntung dan tidak menyangka. Sedangkan, cowok-cowok langsung menyerbunya bagai lebah.
"Woy, Max! Seminggu nggak masuk kirain kemana, tahunya oplas!"
"Coba kita cek dulu, takutnya orang lain nyamar jadi teman kita nih!"
"Widih, gantengan lho! Bagi rahasia donk!
"Efek putus cinta kayaknya, gitu donk upgrade diri! Kalau kayak gini sih Jefri Nichol juga lewat!""Stop, stop! Jangan sampai gue sumpel mulut lu pada! Heran!," teriak Max.
"Ah, sepertinya rahasianya dari kacamata! Yang merasa berkacamata dan jelek boleh dicoba solusinya! Tapi kalau tetap jelek, resiko ditanggung sendiri, yo, bubar-bubar!"
"Apaan sih lu?," teriak Max pada kekonyolan salah satu temannya itu.
"Jangan sewot gitu. Mereka cuma bercanda, kok. Apa kabar, Max?," tanya Filly sambil tersenyum manis.
Max agak terpukau karena Filly menyapa dan mendekatinya duluan. Filly adalah cewek tercantik di kelas, biasanya mah irit bicara dan hanya memandang sebelah mata pada Max, tapi tumben hari ini Filly mendekati mejanya hanya untuk bertanya kabar.
"Nggak akan gue maafin walau mereka minta maaf juga," jawab Max dengan muka datar.
"Haha ternyata lu ini lucu juga ya," ucap Filly.
Max tidak tahu harus menjawab apa, kondisi terselamatkan oleh bel masuk sekolah. Filly juga hendak kembali ke mejanya.
"Nanti jam istirahat kita ke kantin bareng kalau mau," ucap Filly sambil mengedipkan mata pada Max.
Apaa? Max terheran-heran.
Max mencari sosok teman baiknya, Adia. Tapi Adia juga melihatnya dengan pandangan yang aneh.
Oh no.. Adia, not you too, pikir Max.
...
Kabar cowok baru alias Max yang berubah penampilan langsung tersebar cepat ke seisi sekolah, termasuk Debbie.
Saat ini, Debbie dan Ricky sedang makan bersama di kantin sambil mendengar cewek-cewek di sebelah meja mereka membicarakan Max.
"Lu udah lihat Max belum?"
"Belum, kayak gimana sih?"
"Ganteng abis!"Debbie memdengar dan melirik tajam pada mereka. Entah kenapa, dada Debbie terasa sesak mendengar cewek lain memuji-muji Max. Seharusnya hanya dia yang bisa melihat ketampanan Max yang tersembunyi itu.
Kenapa dia harus pamer sekarang sih? Nggak dari dulu pas masih jalan sama gue, Max sialan, batin Debbie yang kalau boleh jujur lagi jealous abis saat ini.
"Eh, eh, itu orangnya datang!," teriak salah satu cewek itu.
Reflek Debbie dan Ricky menoleh ke arah jalur masuk kantin dan terlihat Max sedang dikelilingi cewek-cewek, termasuk Filly.
"Wah, kayaknya udah populer sekarang dia," celetuk Ricky sambil melirik Debbie.
Debbie tidak mengubris ucapan Ricky karena ia senang sampai bergetar melihat Max. Debbie senang karena Max terlihat sudah sembuh dan sehat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suck It Up!
Teen FictionDebbie, siswi 16 tahun melalui kehidupan sekolah yang keras. Berhubungan seks dengan cowok nerd, kepala sekolah dan cowok populer. Cerita dibumbui dengan konflik keluarga.