Adia

707 1 0
                                    

Di sisi lain, Max sebenarnya merasa bersalah sudah menyalahkan Debbie. Seharusnya dia tidak marah pada cewek itu. Max terbawa emosi melihat Adia dibully dan melampiaskannya pada Debbie.

Oleh karena itu, kini Max berada di gedung olahraga menunggu kelas Debbie selesai latihan basket. Ia ingin minta maaf pada Debbie.

Debbie menyadari kehadiran Max di kursi penonton. Saat bertatapan, Max melambai padanya sambil tersenyum canggung.

Sesaat Debbie keheranan, namun ia tidak sempat memikirkan hal lain karena temannya mengoper bola ke arahnya. Debbie pun fokus lagi pada sesi latihan basket.

Cantik, pikir Max betah memperhatikan Debbie dengan rambut tergerai dengan keringat membasahi dahi dan pipinya.

"Woy, lagi perhatiin mantan ya?," ucap seseorang yang langsung duduk di sebelahnya.

Ricky!

Max sudah malas banget meladeni orang ini. Ia memilih diam.

"Jawab, Max," ucap Ricky pelan namun dingin.

"Iya," jawab Max ogah-ogahan. Biarin deh Ricky marah, kayaknya memang sudah kesal juga dia, pikir Max.

Ricky langsung menatap tajam. Max cuek saja.

"Lu tau nggak? Debbie udah jadi milik gue, hati dan... tubuhnya," ucap Ricky.

Deg, hati Max sakit mendengarnya.

"Kalian... udah tidur bareng?," tanya Max kaget.

"Iya, dong. Debbie seksi gitu and... she loves havin sex with me," ucap Ricky sambil menyeringai.

Max langsung lemas mendengarnya, ia memperhatikan Debbie yang sedang bermain basket. Max percaya kata-kata Ricky karena ia melihat dengan matanya sendiri bagaimana Debbie disetubuhi Ricky saat itu. Hanya masalah waktu saja hingga Debbie menyerahkan dirinya.

Debbie sempat menatap Max dan Ricky bergantian, ia merasa waspada melihat kedua cowok itu berdekatan.

"Gue selalu menang, Max. Apapun itu," ucap Ricky lagi.

Max ingin sekali membunuh cowok di sebelahnya ini, namun ia berusaha mengendalikan emosi dan memilih pergi dari sana. Urung sudah niatnya meminta maaf pada Debbie.

Ricky tersenyum menang, sedangkan Debbie agak kecewa ketika melihat Max pergi dan berpikir cowok itu masih marah padanya.

...

Beberapa hari kemudian.

"Surprise!!!," teriak Adia dan beberapa teman sekelas Max ketika ia masuk kantin.

Max kaget, hari ini memang hari ulang tahunnya dan beberapa hari ini Max agak kurang semangat karena memikirkan Debbie. Namun karena hal ini, ia langsung membaik dan tertawa senang.

Teman-temannya langsung mendorong Max ke sebuah meja dengan kue di tengah. Mereka juga mendorong Adia ke sebelah Max. Dicomblangin ceritanya karena saking Adia dan Max tampak akrab.

"Iih, apaan sih?," teriak Adia pada teman-temannya. Ia memandang Max yang hanya tertawa-tawa, tapi Adia bisa melihat wajah Max yang memerah.

Omg, is he shy? Haha so cute, pikir Adia.

"Suap, suap, suap!," teriak teman-teman lain ketika Adia membantu Max memotong kue.

"Hah, serius nih?," tanya Adia.

"Suap, suap, suap!," balas teman-temannya.

Adia dan Max saling lihat-lihatan. Sudah seperti acara nikahan saja, pikir mereka berdua sambil tertawa.

Suck It Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang