Kini mereka berdua sama-sama telanjang, hanya ada kondom terpasang.
Max begitu nafsu melihat tubuh Debbie yang indah, payudaranya besar, perutnya rata dan pinggangnya kecil. Rasanya masih tidak percaya cewek sesempurna ini mau menjadi pacarnya, walau harus berbagi dengan cowok lain.
Max langsung melahap dan meremas-remas payudara Debbie.
"Oh, oh, oh," desah Debbie ketika Max dengan rakus memainkan putingnya, dijilat, diemut dan digigit. Enak dan sakit jadi satu.
"Ricky boleh nyentuh lu, tapi lu tetap milik gue," ucap Max. Pernyataan itu malah membuat Debbie semakin bergairah entah kenapa.
Lima menit Max memainkan payudara kencang Debbie sampai puas dan mulai hafal ukuran cup Debbie.
"Ng, oh, ooh, keluar," desah Debbie ketika permainan Max semakin liar di payudaranya.
Max mengamati payudara Debbie yang agak memerah juga akibat ulahnya. Max pun berbaring di kasur, membuat Debbie kebingungan kenapa berhenti.
Max mengusap vagina Debbie yang basah dengan jarinya.
"Ng..oh, hmm," desah Debbie.
"Lu udah basah, langsung masukin aja," ucap Max.
Vagina Debbie juga sudah gatal dan berkedut-kedut minta disetubuhi, cewek itu langsung setuju.
"Hari ini lu di atas ya," pinta Max. Debbie segera menurut dan naik di atas tubuh Max sambil mengarahkan vaginanya ke penis Max yang sudah berdiri tegak.
Debbie meringis ketika baru kepala penisnya yang masuk, ia mencengkeram bahu Max.
"Kok diam? Lanjut dong," pinta Max melihat Debbie tidak bergerak.
"Bentar, ini perih tau!"
"Lu pasti bisa, Deb!," ucap Max menyemangati Debbie.
Debbie pun mencoba lagi menurunkan tubuhnya.
"Aw, sakiit... nggak bisa," ucap Debbie mulai terisak.
"Ck," Max mulai tidak sabar. Ia bangkit duduk dan menahan bokong Debbie.
Jlebb!
"Aaah!!!," teriak Debbie ketika Max mendorong masuk penisnya tanpa aba-aba.
"Ooh, shit... sempit banget, Deb," desah Max menikmati momen ini. Ketika penisnya terasa dijepit oleh dinding vagina Debbie.
Debbie yang awalnya perih mulai hilang sakitnya. Penis Max terasa hangat dan penuh dalam vaginanya.
"Gue mulai gerak," ucap Max ketika melihat Debbie mulai terbiasa pada penisnya.
"Ng, ah, ah," desah Debbie ketika titik rangsangnya disodok-sodok.
Semakin lama hujaman Max semakin brutal hingga Max dapat melihat dengan jelas payudara Debbie ikut bergerak mengikuti kecepatan geraknya.
Plok! Plok! Plok!
"Ah, ah, anjir...enak," desah Debbie merem melek. Max menyeringai mendengar Debbie bicara kotor.
Plok! Plok! Plok!
Debbie hampir orgasme namun Max malah berhenti gerak. Debbie menatapnya heran.
"Udah gue ajarin caranya, lu lanjutin. Gue istirahat sebentar," ucap Max merebahkan diri.
Debbie melanjutkan gerakan naik turun tanpa protes.
"Oh, ouuh, Deb. So fuckin good," desah Max menikmati Debbie yang bergerak di atasnya. Payudaranya yang terpental-pental terlihat luar biasa seksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suck It Up!
Teen FictionDebbie, siswi 16 tahun melalui kehidupan sekolah yang keras. Berhubungan seks dengan cowok nerd, kepala sekolah dan cowok populer. Cerita dibumbui dengan konflik keluarga.