"Jangan dekat-dekat atau lu dihajar Max!," teriak Debbie pada Ricky dan Gavin yang berhasil memojokkannya di salah satu ruang kelas.
"Max? Haha... mungkin sekarang dia udah mati kali," balas Ricky. Debbie geram mendengar ucapan Ricky
"Kalau dia sampai mati, gue akan bunuh lu semua!," teriak Debbie sambil melempar penghapus papan tulis berikut spidol-spidolnya. Gerakan yang tidak diantisipasi mereka berdua, Gavin berhasil menghindar namun Ricky kena telak.
"Aaargh!," teriak Ricky ketika penghapus papan tulis itu mengenai kepalanya. Hal itu membuatnya semakin emosi.
"Heh, tahan dia!!," perintah Ricky pada Gavin.
Ricky dan Gavin hendak maju, namun berhenti ketika pintu kelas terbuka dan Kian, Elang, Keyzan masuk.
Wajah Debbie yang tadinya penuh harap jadi hopeless. Jika mereka disini, berarti Max?? Debbie ingin menangis.
"Haha harapan lu selamat udah nggak ada. Nobody will come help you right now," ucap Ricky.
"Jangaan!," teriak Debbie semakin terpojok oleh 5 orang cowok.
Melihat Debbie sudah ketakutan dan menangis, Ricky menyuruh yang lain menunggu di luar kelas.
"Sekarang cuma kita berdua, Debbie," ucap Ricky menyeringai. Ia segera maju mendekati Debbie.
Debbie yang sudah terpojok tidak bisa lari lagi, Ricky langsung merobek seragam Debbie hingga kancingnya terlepas.
"Aaaah, jangaan pleasee!," teriak Debbie.
"Keep your please to yourself," ucap Ricky sebelum memeluk juga mencium bibir Debbie secara brutal.
"Hmmph...hmmph," Debbie mengalihkan wajahnya ke samping, tapi malah membuka celah untuk Ricky mencium lehernya.
"Ng.. aw, ah," desahan Debbie membuat Ricky semakin bernafsu.
Tangan Debbie yang digunakan untuk menutupi payudaranya dibuka paksa oleh Ricky. Debbie sudah berusaha melawan namun tenaganya kalah telak, hingga ia mulai kelelahan karena berontak.
Ricky sadar Debbie mulai lelah berontak. Ia pun menidurkan dan menindih Debbie di meja guru yang agak besar. Ricky langsung mengangkat bra nya dan menyembullah payudara cewek cantik itu yang putih dan besar.
"Wow, damn! Pantes Max putus sama cewek kacamata itu. Lu jauh lebih seksi."
Debbie merasa malu walau Ricky sudah pernah melihat. Debbie berusaha menutupi payudaranya, namun Ricky keburu menciumi dan menghisap puting payudara Debbie secara brutal.
"Oh, oh, oh," desah Debbie sambil menjambak rambut Ricky, antara menolak dan tidak.
Ricky mengemut payudara Debbie seperti bayi menyedot puting ibunya.
"Oh, oh,... stoop, oh," desah Debbie tak berdaya. Ia merasa bagian bawahnya sudah basah.
Tangan Ricky tidak tinggal diam, ia menaikkan rok sekolah dan menarik celana dalam Debbie hingga sobek. Ricky langsung berhenti mengulum payudara Debbie dan mengamati vaginanya.
"Udah basah rupanya. Belagak nggak mau tapi mau," ucap Ricky tertawa. Debbie merasa malu dan harga dirinya terluka, ia hanya bisa diam.
Hal yang selanjutnya dilakukan Ricky mengejutkan Debbie, bagai tersetrum. Ricky memainkan bibir dan lidahnya di klitoris Debbie.
"Oh, oh, am..puun.. ooh," desah Debbie dilema antara menolak dan ketagihan.
Dengan buas, Ricky memakan klitoris Debbie hingga menimbulkan suara berdecak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suck It Up!
Teen FictionDebbie, siswi 16 tahun melalui kehidupan sekolah yang keras. Berhubungan seks dengan cowok nerd, kepala sekolah dan cowok populer. Cerita dibumbui dengan konflik keluarga.