Pregnant

943 5 0
                                    

Hanya tersisa Gavin yang belum mendapat giliran.

"Sini, bro. Gue yang rekam, lu kesana," ucap Keyzan pada Gavin.

Gavin melihat pemandangan ironis di depannya, Debbie yang pingsan dengan sekujur tubuh belepotan sperma. Dikelilingi cowok-cowok yang puas setelah menikmati tubuhnya. Gavin yang tadinya bernafsu langsung kehilangan minat.

Gavin melirik Keyzan yang sedang merekam tubuh Debbie yang tergeletak tak berdaya dari atas sampai bawah. Gavin jadi muak.

"Lu ngapain?," tanya Gavin.

"Rekamlah, pertanyaan aneh!," jawab Keyzan tanpa rasa bersalah. Gavin langsung merebut ponselnya dari tangan Keyzan.

"Udah cukup! Gue mau pulang, terserah kalian kalau masih mau disini," ucap Gavin hendak pergi.

"Lu nggak mau?," tanya Kian kaget karena Gavin menolak kesempatan ini.

"Gue nggak mau bekas orang," jawab Gavin.

"Hmm... ya udahlah. Dia juga udah nyerah, udah nggak menarik lagi," ucap Keyzan melirik Debbie sekilas dan berjalan pergi, disusul yang lain.

Mereka semua meninggalkan Debbie begitu saja tanpa perasaan.

Gavin, Kian, Elang dan Keyzan pamit pulang bersamaan. Namun, Gavin hanya pura-pura. Setelah memastikan mereka semua pergi, Gavin langsung buru-buru kembali ke dalam gedung sekolah.

"Max, Max... bangun!," ucap Gavin membangunkan Max yang pingsan karena kena hajar dirinya dan yang lain, Gavin sedikit merasa bersalah.

Max membuka mata dengan susah payah dan agak sedikit buram melihat sosok di depannya.

Gavin?

"Lu udah sadar? Debbie ada di depan kelas 11-04," ucap Gavin sebelum langsung pergi. Gavin tidak ingin ikut campur lagi, sudah urusan mereka sekarang.

Max langsung membuka mata lebar mendengar nama Debbie disebut. Dengan susah payah, ia bangkit berdiri. Tubuhnya terasa luluh lantak. Namun, Max berusaha berjalan menghampiri Debbie.

"Aaaaah!!," teriak Max ketika melihat Debbie pingsan dengan tubuh tanpa busana.

Max lupa akan sakitnya sendiri dan menghampiri tubuh Debbie yang tergeletak.

"Oh, fuck... Debbiee," ucap Max bergetar menahan tangis melihat tubuh pacarnya lengket dengan cairan sperma. Ia bisa menebak Debbie diperkosa habis-habisan.

Max langsung menyelimuti tubuh Debbie dengan baju seragamnya sendiri, karena baju seragam Debbie sudah koyak.

"Ng... Ma..x.?," suara Debbie terdengar sangat lemas.

"Debbie... ssh, it's okay now. Maaf gue baru datang," ucap Max sambil menangis memeluk Debbie.

"Hmm..," balas Debbie sudah tidak sanggup bersuara, yang pasti ia lega dan jatuh pingsan lagi.

Max segera membopong tubuh lunglai Debbie untuk dibawanya ke rumah sakit. Max sudah tidak merasakan sakit di tubuhnya, berganti dengan rasa marah yang memuncak.

Gue akan balas perbuatan mereka semua, Debbie. Batin Max penuh dendam.

...

Max terpaksa melapor kejadian ini ke orang tua Debbie untuk keperluan visum dan polisi. Ayah dan ibu tiri Debbie sangat syok pada nasib anak semata wayang mereka.

Sesuai dugaan, laporan dan bukti yang ada langsung dimentalkan oleh kepolisian karena sogokan keluarga Ricky, Gavin, Kian, Elang dan Keyzan yang kuat. Mereka tidak terima anak mereka dihukum. Selain itu, mereka juga tidak mau merusak nama baik mereka sendiri.

Suck It Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang