Bab 1: Awal.

42 7 0
                                    

Suatu malam yang gelap dan di hiasi bintang-bintang, ada seorang gadis menangis di tempat duduk di taman. Gadis itu terlihat berantakan dan kacau.

"mengapa.. semesta begitu kejam dengan ku.. apa dosa yang ku perbuat..?" gadis itu menangis sesenggukan.

"hei.. mengapa kau disini? Ini sudah malam. Seharusnya kau pulang." ada seseorang pria mengulurkan tangannya untuk gadis itu.

"tidak usah sok peduli dengan ku, lagi pula aku juga tidak mengenalmu." gadis itu tidak menerima uluran tangan dari pria itu.

Pria itu duduk di sebelah gadis itu dan menatapnya, sungguh.. berantakan gadis itu.

"nama mu siapa?" pria itu membuka topik pembicaraan, dan gadis itu hanya menoleh lalu menjawab.

"Nazuraha Hiromi, panggil saja hiromi" sambil menghapus air matanya sendiri.

"lalu.. siapa namamu?" tanya hiromi dengan heran ke pria yang tiba-tiba datang menemuinya.

"mhm.. nama ku Alexander Zale, panggil saja zale" zale tersenyum ramah dengan hiromi.

Hiromi sedikit merona melihat muka tampan zale, lalu hiromi menggeleng-gelengkan kepalanya.

"hm.. hiromi"

"ya? Ada apa?"

"itu.. mengapa kau begitu banyak luka?" meski dia baru saja bertemu dengan hiromi tapi dia juga khawatir dengan hiromi.

Hiromi panik lalu menutupi luka-luka yang terdapat di lengan dan kaki. Tapi itu percuma.. zale dari tadi memperhatikan luka dan lembab di tubuh hiromi.

"jujur saja hiromi.. ceritakan semua padaku" zale tersenyum lagi dan memegang kedua tangan hiromi dengan lembut.

Entah apa yang membuat hiromi menangis, ya. Dia menangis saat zale memperlakukan hiromi dengan begitu lembut.

Hiromi memeluk zale dengan sangat erat, karena dia baru kali ini merasakan perhatian dari orang sekitar.

"hiks.. a-aku.. hiks.. zale.. sakit.. tubuh ku benar-benar sakit... Hiks.." hiromi terisak sambil memeluk zale. Zale yang merasa dipundaknya basah, dan zale tersadar.. jika hiromi memiliki masalah.

"menangis lah hiromi, keluarkan semua tangisanmu" zale mengelus punggung hiromi dengan lembut.

Hiromi menangis sesenggukan mengeluarkan semua emosi nya yang dia pendam selama ini, dia berteriak di pelukan zale. Melampiaskan semua itu di zale.

Hiromi menangis hingga 15 menit, dan setelah itu tangisan itu reda. Lalu hiromi menatap zale dengan mata lelah, dan merah.

"boleh kau ceritakan masalahmu, hiromi?" zale dengan penasaran dengan perasaan hiromi yang bercampur aduk seperti bubur.

"aku.. selalu dipukuli oleh ibu dan ayah ku." hiromi melihat kebawah, dia tidak berani untuk bertatapan dengan zale, dia malu.. karena barusan nangis.

"what?! Kenapa?" zale kaget dan mengelus pundak hiromi.

*Flashback ke masa lalu hiromi*

Saat itu hiromi pulang dari Sekolah Dasar, dia membawa kertas ulangan yang nilainya sungguh memuaskan.

"wah.. pasti ibu bangga padaku! Dan ayah.. hm.. mungkin iya!" hiromi sangat senang dengan nilai nya.

Singkat nya, hiromi sampai di rumah nya lalu masuk. Hiromi mendengar ada suara berisik di kamar ayah dan ibu nya, pintu mereka sedikit terbuka. Dan hiromi sedikit menguping pembicaraan orang tua nya.

"tolong mas.. terima hiromi mas.. lagi pula dia anak kamu! Anak darah daging kamu." tegas ibu hiromi sambil sedikit mengeluarkan air matanya.

"ARGHH! aku tak peduli! Aku tak terima kemunculan hiromi di dunia ini! Aku kan mau nya anak cowok, mengapa yang keluar cewek." bentak ayahnya.

Biarkan Lautan Membebaskan muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang