Pada saat sore hari ada seorang gadis duduk di ayunan. Ya siapa lagi kalau bukan Hiromi.
"tadi aku habis di siksa ibu dan ayah lagi... Huh.. sampai kapan penderitaan ku ini selesai?" hiromi menghela nafas berat, hampir semua tubuh nya luka hanya karena kedua orang tuanya yang begitu kejam.
"hai kita bertemu lagi, hiromi."
Hiromi menoleh kesamping.. ohh ternyata itu zale.
"oh.. halo zale" sapaan ramah dari hiromi
Zale pun duduk di sebelah ayunan lalu menatap muka hiromi yang terlihat bagian pipinya memar.
"hiromi.."
"iya??"
"kamu dianiaya oleh ibu dan ayah mu lagi?" zale khawatir dengan keadaan hiromi yang makin... Hancur.
"iya, hahaha. Ugh... Bagian punggung ku sakit banget" tawa hiromi, dia sudah terbiasa dengan keadaan ini. Zale pun heran, bahkan dengan keadaan seperti ini pun hiromi masih bisa tertawa. Sekuat apa sih hiromi?
"kamu wanita hebat, hiromi."
"eh? Aku tidak hebat, zale" hiromi menggelengkan kepalanya, yang berarti tidak.
"kamu hebat. Kamu benar-benar kuat menahan semua ini, kamu sangat kuat.. bahkan aku tidak pernah menemukan orang sepertimu, hiromi" ucap zale sambil menatap langit yang berwarna oranye.
"aku.. tidak sekuat yang kau kira, zale" singkat hiromi.
Mereka berdua hanya diam, oke.. topik pembicaraan mereka habis.
"hiromi, kamu suka apa?" zale membuka topik pembicaraan.
"mnhh? Maksudnya?" hiromi tak mengerti apa yang dimaksud dari perkataan zale.
"kamu suka pemandangan atau apalah.. aku hanya ingin tahu" zale bingung harus menjelaskan bagaimana, semoga saja hiromi mengerti apa yang dimaksud zale.
"ohh! Aku suka lautan..."
"hm?? Itu agak dekat dengan rumah ku loh, mau kesana?" zale mengajak hiromi untuk ikut ke lautan yang hampir dekat dengan rumahnya, siapa tau dia ingin kesana.
"mnhh.. boleh!" hiromi menerima ajakan dari zale. Zale (?) Dia tentu saja senang.
Zale mengandeng tangan hiromi, hiromi (?) Dia.. malu-malu kucing guys. Singkatnya mereka sudah agak lama berjalan akhirnya sampai ketempat tujuan, lautan.
"wah.. ini... Bagus banget" mata hiromi berbinar-binar melihat pemandangan yang begitu indah. Di tambah adanya matahari terbenam... Itu jadi terlihat sangat indah.
Mereka berdua mencelupkan kaki mereka di air laut itu, mereka tidak ketengah-tengah. Mereka masih di pinggiran lautan.
Zale sangat fokus memandangi matahari terbenam itu... Lalu hiromi pun bertanya
"kamu suka liat sunset, ya?""ya... Aku jadi teringat ibuku yang sangat suka dengan sunset" ucap zale sambil tersenyum kearah hiromi.
Mereka berdua memandangi sunset sambil duduk di pinggir-pinggir lautan.
"aku kangen masa kecilku.." hiromi sedikit mengeluarkan air mata karena dia mengingat kenangan lamanya bersama ibu tercintanya yang sekarang sudah berubah drastis menjadi jahat.
"kenangan? Bisa kau ceritakan, hiromi? Aku begitu penasaran.. boleh kan?" tanya zale.
"okay... Jadi.. dulu meskipun ibu dan ayah ku bertengkar, ibu dulu masih ada interaksi bersamaku, kalau aku stress, sedih, atau apapun itu.. ibu ku selalu mengajakku kelautan... Kita bermain bersama. Tapi entah kenapa karena kejadian ibu di maki-maki dan di pukul-pukul habis habisan ibu ku jadi berubah." saat menceritakan tentang masa lalu dengan ibu hiromi, tubuh hiromi bergetar. Dia benar-benar merindukan ibunya yang dulu.
Zale tidak hanya diam, dia memeluk hiromi. Dia tau perasaan hiromi, berantakan, sakit, sedih. Zale benar-benar salut dengan wanita seperti hiromi, dia mampu bertahan hingga titik ini, sekarang zale mengerti seberapa kuatnya hiromi.
"Semesta itu kejam, ya?" Tanya hiromi sambil mengusap air matanya sambil melihat ombak kecil mengenai kaki mereka.
"ya.., kau benar." Zale menatap sunset.
Mereka berdua bertatapan, lalu hiromi kembali menangis lagi. Tapi kali ini beda... Dia sepertinya akan mengeluarkan penderitaan nya ke zale dan lautan. Lautan adalah saksi bisu dari kedua orang yang sungguh menderita hidupnya.
"AKU DAH GA KUAT ZALE! A-AKU MAU NYERAH AJA! hiks.. s-semesta terlalu jahat sama aku... Apa dosa yang aku perbuat?" Hiromi memeluk zale lalu berteriak. Sungguh besar penderitaan yang dimiliki oleh hiromi, hiromi... Kau sungguh kuat.
"Kita sembuh bareng-bareng ya? Jangan menyerah, kita lewati masa pahit ini bersama. Hanya kau dan aku" Zale memeluk hiromi dengan erat, dia tidak ingin melepas hiromi. Zale mengerti seberapa berat nya masalah hiromi, zale berniat membantu hiromi untuk memiliki semangat hidupnya kembali.
"Kau wanita yang kuat, hiromi."
Kuat?? Tangisan hiromi pecah kembali. Dia selama ini tidak pernah di sebut kuat oleh satupun orang, semua menganggap hiromi adalah orang yang lemah.
"Aku tidak sekuat yang kau kira.." Hiromi tersenyum dengan beribu-ribu luka yang sembunyi, dia masih mengeluarkan air mata. Zale menghapus air mata yang ada di pipi hiromi lalu berkata...
"Kau kuat. Tau kata kuat? Kau itu kuat, hiromi. Kau mampu bertahan sampai sini, kau kuat masih bisa menahan semua pukulan dari ibu dan ayah mu. Kamu adalah wanita terkuat yang aku temui setelah ibuku." Zale mengelus rambut hiromi yang sudah basah karena sebelum nya mereka bermain di lautan.
"Zale.. jika aku benar-benar sudah tidak kuat dengan kejamnya dunia... Tolong bawa aku kesini lagi.. aku ingin menenggelamkan semuanya disini."
Zale mengerti maksud dari hiromi.
"Tidak, aku akan menyembuhkan mu."
Hiromi berdiri dan zale ikut berdiri. Hiromi menarik tangan zale dan zale hanya mengikuti hiromi.
"Hiromi, jangan ketengah-tengah" Zale ingin memberhentikan langkah hiromi.
Kini mereka sudah tenggelam setengah badan, lalu hiromi tersenyum.
Dada zale sakit... Sepertinya zale tidak akan bisa melihat hiromi tersenyum semanis ini.. zale tau, pada akhirnya hiromi menyerah dengan semesta.
"Hiromi.. jangan menyerah, oke? Aku masih membutuhkan mu."
"Tidakk, aku tidak akan menyerah. Katanya zale bakal nyembuhin penyakit aku" hiromi tersenyum. Dia sedang menutupi luka nya yang sangat dalam, dirinya benar-benar rapuh. Dia sangat ingin menyerah.
Zale memeluk hiromi, hiromi Kaget. Saat zale memeluk hiromi, zale merasakan ada jiwa yang bersedih di dalam tubuh hiromi.
Sungguh tenang mereka berdua, tapi di balik ketenangan mereka ada jiwa yang rapuh dan sakit.
Ombak kecil menghantam tubuh mereka berdua.
"Hiromi, belajarlah dari batu karang di tepi lautan."
"Hm? Maksudnya zale??" Hiromi bingung, belajar dari batu karang? Memang bisa?
"Belajarlah dari batu karang di tepi lautan. Tetap kukuh dan tegar, meski selalu dihantam kerasnya deburan ombak."
"Kau harus kuat dan tegar, hiromi. Jangan menyerah, aku selalu disisi mu." Kata zale lagi dengan serius sambil memegang kedua bahu hiromi.
Hiromi mengangguk pelan, sambil melihat ke tengah lautan. Berharap jika sudah benar-benar lelah dia bisa menenggelamkan sakit dan penderitaan di tengah lautan.
To be continued.
Hahaha, gimana? Jelek yak. Maaf author lambat ngetiknya, author ngetik sama upload pas mood lagi jelek aja (agak laen). Biar kata-kata nya ngena, padahal mah engga.
Di vote ya, biar author makin semangat buat upload. Makasih yang udah baca + vote, i love u so much꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡.Good bye, author akan sering-sering upload!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan Lautan Membebaskan mu
Teen Fiction"semesta itu kejam, ya?" "ya.., kau benar." Apakah lebih baik menghabisi nyawa sendiri dari pada hidup dengan penuh tekanan ini? Mengapa semesta begitu jahat dengan mereka berdua..? apa dosa yang mereka perbuat hingga seperti ini. Hanya ingin member...