Prolog

28 3 1
                                    

Kembali ke kota Bandung sangatlah aku inginkan dari dulu, namun di keadaan yang sekarang membuatku sedih. Tak satupun aku menemukan hal yang aku rindukan dari dulu

****

"LEDIS!!!"

Suara itu... Teriakan itu... Membuatku menoleh ke arahnya, dengan penuh harapan mataku yang berair ini berharap kalau itu kamu Abim. Langkah kaki yang berlari mendekat ke arahku, membuatku ingin melihat siapa itu. Mataku terlalu buram karna terus menangis di tambah lagi malam yang sudah datang membuat suasana menjadi gelap.

"Dis? kamu gapapa?"

Sempat berhenti menangis karna ada yang memanggil namanya, namun Ledis kembali menangis saat ia di hampiri sosok laki-laki yang menanyakan keadaannya sekarang. Ya laki-laki itu adalah Abram, Ledis kembali menangis bukan karna Abram menakutinya. Tapi karna Ledis berharap kalau yang datang itu adalah Abim.

Abram berusaha menenangkan Ledis yang sedang menangis sebelum ia mengajak Ledis bicara lebih lama, sampai akhirnya Ledis berhasil di tenangkan oleh Abram dan tangisnya pun sudah berhenti.

"Abim dimana Abram?" tanya Ledis pelan saat tangisnya mulai berhenti

"Ada Dis" ucap Abram sambil mengelus-elus pundak Ledis agar ia jauh lebih tenang

"Dimana?" tanya Ledis lagi dengan penuh harapan kalau mereka akan bertemu

"Ada Dis, tapi bukan di Bandung" balas Abram pelan

Mendengar jawaban Abram barusan membuat Ledis terdiam mematung, entah kenapa pikirannya tiba-tiba berkata kalau ia ke Bandung hanya membuang-buang waktu saja. Ia tak menemukan Abim, bunda, Lula, bahkan ayah sekalipun. Kabar yang sangat ia nantikan dari dulu tak juga ia dapatkan.

****

"Abim di Jakarta" jelas Abram saat mereka berada di warung bi Eem

Abram membawa Ledis kembali ke warung bi Eem agar mereka lebih nyaman bicara di sana. Walaupun bi Eem sudah tak seramai saat mereka masa-masa sekolah, tapi di setiap sudut bi Eem ada cerita mereka yang akan abadi.

"Sejak kapan Bram?" tanya Ledis

"Seminggu yang lalu Dis. Abim sempat lama sadar dari koma, bahkan dokter pun bilang kalau tubuh Abim sudah tak merespon" ucap Abram kepada Ledis

"Sampai akhirnya dokter bilang coba dengan terapi apa ya namanya, aku lupa Dis. Intinya kata dokternya coba ceritain semua kenangan yang pernah terjadi saat sama Abim dulu, biar Abim yang ada di bawah angan-angan nya sadar dan kembali merespon. Jadi kita semua ceritain pengalaman kita dulu waktu pertama sekali ketemu Abim sampe sekarang" jelas Abram

Ledis hanya diam mendengarkan ucapan Abram, rasanya sangat sakit tapi di sisi lain Ledis juga bersyukur karna Abim sudah sadar dari koma yang begitu lama.

"Aku dan temen-temen juga ceritain gimana awalnya kamu sama Abim bisa ketemu. Sampai akhirnya kamu pergi ke Jakarta" sambung Abram dengan pelan agar Ledis tak tersinggung, Ledis mengangguk paham akan yang Abram ucapkan

"Waktu kita ceritain tentang kamu, jari Abim merespon walau cuma gerak bentar. Lalu karna tubuh Abim merespon, dokter menyuruh untuk terus melanjutkan terapi itu dan bunda pun melanjutkan nya barulah Abim sadar"

Aku Kamu Dan Bandung : 2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang