Pagi itu, Elena bangun dengan lesu, tapi dia tahu dia harus berangkat ke sekolah tepat waktu. Dengan malas, Elena merapikan tempat tidur dan berganti seragam sekolah. Pikirannya masih setengah mengantuk, tapi dia bisa mendengar samar-samar suara dari lantai bawah-awalnya hanya seperti percakapan biasa, namun perlahan berubah menjadi nada tinggi.
Saat menuruni tangga, Elena menghentikan langkahnya di anak tangga terakhir. Dari ruang tamu, suara ayah dan ibunya terdengar semakin jelas, mereka sedang bertengkar. Elena menggigit bibirnya, hatinya berdebar keras. Bukan pertama kali ini dia mendengar mereka seperti itu, tapi setiap kali, rasanya tetap menyakitkan.
"Kenapa kamu menuduh aku terus? Apa yang selama ini aku kasih selalu kurang? Dasar istri tidak tahu diri!" suara ayahnya terdengar sangat tajam.
"Aku tidak menuduh mu, aku hanya curiga kenapa kamu selalu jarang di rumah!" balas ibunya dengan nada penuh emosi.
Elena berdiri diam, memegang erat tali ranselnya. Dia tidak tahu harus bagaimana-apakah harus masuk dan mencoba melerai, atau pura-pura tidak mendengar dan langsung keluar rumah. Hatinya terasa hancur setiap kali mendengar mereka bertengkar, seperti ada bagian dari dirinya yang ikut pecah. Pagi yang seharusnya biasa berubah menjadi momen yang berat untuk dilalui.
"Mereka bertengkar lagi, gue harus gimana" ucap Elena di dalam hati.
Setelah beberapa detik yang terasa seperti selamanya, Elena memutuskan untuk diam saja karna merasa percuma saja kalo dia menghampiri ayah dan ibu nya pasti dia yang akan kena imbas nya. Elena langsung berjalan cepat menuju pintu depan, berharap tidak terlihat. Saat dia membuka pintu, suara perdebatan masih menggema di belakangnya. Rasanya seperti membawa beban yang tak terlihat di pundaknya, seberat ransel yang dia bawa.
Saat keluar rumah, Elena menarik napas dalam-dalam, mencoba menghirup udara pagi yang sejuk, tapi dadanya terasa sesak. Dia terus berjalan, berusaha menjauh dari suara pertengkaran orang tuanya, meskipun dia tahu perasaan itu akan terus menghantuinya sepanjang hari di sekolah.
"Sudahlah sekarang gue harus berangkat ke sekolah nanti telat lagi" ujar Elena sambil menaiki motornya.
Setelah 5 menit berlalu Elena mengendarai motor nya tibalah di sekolah.
Elena akhirnya tiba di gerbang sekolah, hiruk-pikuk siswa yang baru datang, suara tawa, dan obrolan ramai memenuhi udara. Namun, semuanya terasa jauh bagi Elena , seakan dia berada di dunia yang berbeda. Pikirannya masih tertinggal di rumah, di antara suara pertengkaran orang tuanya yang terus terngiang di telinga.
Elena melangkah menuju loker dengan ekspresi datar. Di sekelilingnya, teman-temannya tampak asyik bercanda dan berbagi cerita tentang akhir pekan, tapi Elena hanya tersenyum tipis saat melihat teman-temannya itu.
"Hei, Elena ! Gimana weekend lo?" tanya salah seorang temannya, Asya.
Asya adalah sahabat Elena dari kelas 1 SMA sampai dengan sekarang kelas 3 SMA, persahabatan mereka begitu dekat tetapi Elena belum pernah menceritakan keadaan di rumah nya seperti apa, yang di ketahui Asya keluarga Elena sangat harmonis dan Asya berpikir Elena selalu bahagia jika ada dirumah nya.
Elena terdiam sejenak, mencoba mencari jawaban yang terdengar normal. "Ya, biasa aja. Gak ada yang spesial," jawabnya sambil membuka loker dan meletakkan buku-buku pelajaran.
Asya tampak tidak terlalu curiga, hanya mengangguk sebelum kembali ke percakapan dengan teman lainnya. Elena merasa lega, tapi di saat yang sama, ada perasaan hampa yang terus menggelayut di hatinya. Dia menutup loker dengan pelan dan mulai berjalan menuju kelas.
Saat duduk di bangkunya, Elena mencoba memusatkan perhatian pada buku catatan yang ada di depannya. Namun, pikirannya tetap berputar tentang pertengkaran pagi tadi. Dia bertanya-tanya, apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah pertengkaran itu akan berhenti, atau malah memburuk? Rasanya dia tidak bisa melepaskan pikiran itu, dan itu membuat dadanya semakin sesak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang kita
Random" Siapapun orang yang hadir di hidup gue, bakal gue abadikan di karya gue sendiri" ~ Elena claretta ~ Elena adalah seorang wanita tangguh memiliki paras yang sangat cantik dengan sifat rendah hati, Elena tinggal d...