Ibu Kos Lapar : Spoiler, next story.

9.9K 23 0
                                    

Kania memandang gemas pemuda tampan di depannya, kenapa bisa begitu polos seolah dia adalah anak perawan yang hendak di perkosa? Di media sosial, kontennya begitu menggoda kaum hawa. Bayangkan, bagaimana dia membelai ikan dengan lembut, menari di atas potongan salmon merah yang berkilauan, atau memijat dada ayam dengan sentuhan yang sensual sebelum mengirisnya.

" Arga, katanya mau uang kos saya gratiskan bulan ini?! " ujar Kania, mencoba menyapu ragu yang masih menghiasi paras tampan pemuda berkulit karamel di depannya. Arga terdiam, matanya terpaku pada wajah Kania.

Jantung nya berdebar kencang karena rasa takut menggerogoti hatinya, membuat tangannya terasa dingin dan berkeringat. Padahal, mereka sudah sepakat, deal sudah terjalin. Tapi saat momennya tiba, saat Bu Kania mendekat dan matanya menatapnya penuh harap, Arga merasa seperti terjebak dalam mimpi buruk.

Meskipun selama ini dikenal sebagai selebgram dengan konten sensual terselubung, sebenarnya masih polos seperti embun pagi. Hatinya masih suci murni, tak ternodai oleh dunia yang penuh dengan nafsu dan keinginan. Konten-konten yang dia buat hanyalah untuk mendapatkan uang, untuk membantu keluarganya yang sedang terpuruk. Dia tak pernah benar-benar menikmati sensualitas yang dia tampilkan.

Namun, kenyataan pahit tak bisa dielakkan. Kondisi keluarganya yang memprihatinkan membuat Arga terpuruk. Utang menumpuk, biaya pengobatan sang ayah yang lumpuh tak kunjung reda, dan kebutuhan 12 adiknya yang masih kecil terus menggerogoti tabungannya. Arga, meskipun seorang selebgram dengan jutaan pengikut, merasa terjebak dalam lingkaran setan. Uang endorse yang diperolehnya, meskipun puluhan juta setiap minggu, tak cukup untuk menutupi semua kebutuhan.

Ayahnya, dengan keyakinan anehnya tentang "banyak anak banyak rejeki" telah menciptakan keluarga besar yang kini menjadi beban berat di pundak Arga. Empat Ibu dan 12 adiknya, meskipun penuh kasih sayang, menjadi pengingat akan tanggung jawab besar yang harus dia pikul. Arga, yang dulunya bermimpi untuk sukses dan bebas, kini terkungkung oleh realita hidup yang keras.

" Bu Kania... " Arga menghela nafas, menatap Ibu kosnya dengan mata sayu. " Bu Kania saya... "

" Ya?! " tanya Kania tak sabar, memek nya udah becek. Minta di garuk.

" Bagaimana kalau Ko Steven tau? "

" Steven tidak akan tahu! " Jawab Kania yakin, tangan nya terangkat membelai wajah tampan Arga. Sentuhan lembutnya jari-jarinya menelusuri garis rahang Arga yang tegas, menelusuri hidung mancungnya, dan akhirnya berhenti di pipinya yang halus, " Sangat halus, " gumam Kania.

Sangat berbeda dengan suaminya yang wajahnya gradakan kaya aspal rusak, apalagi bentuk tubuhnya Arga ini sangat menawan, dengan sixpack yang bahkan tercetak jelas di balik kaos oblong longgar. Suaminya itu pendek dan sangat gendut, seperti babi obesitas, tapi karena dompetnya sama gendut dengan perutnya, Kania mau menikahi pria paruh baya itu.

Namun setelah menikah, harta tak menjamin kebahagiaan Kania. Terlebih suaminya itu sangat sibuk dengan bisnisnya, seringkali dinas lama di luar negeri. Kania jadi merasa dirinya seperti pajangan saja, hidupnya hampa dan tak bermakna. Dia merindukan sentuhan hangat, perhatian, dan kehangatan yang tak pernah didapatkannya dari suaminya.

Di tengah kehampaan itu, Arga muncul seperti seberkas cahaya. Menggetarkan jiwanya yang lapar akan sentuhan maskulin, usia kepala tiga memang adalah masa di mana wanita begitu bergairah.

"Bu Kania, saya..." Arga tergagap, matanya tak lepas dari wajah Kania yang memancarkan aura dingin.

"Arga, kamu lihat saya? Lelaki mana yang tak menginginkan saya? Kalau kamu memang tidak mau, kamu bisa keluar dan bereskan barang-barangmu dari kosan saya." Ancam Kania, suaranya dingin menusuk, menunjukkan kekuasaan yang tak terbantahkan.

" Bu Kania saya..." Arga menjawab dengan suara gemetar, "S-saya mau! Saya mau memuaskan Bu Kania, tolong beri saya waktu satu minggu lagi untuk membayar uang Kos, saya akan memuaskan Ibu. "

" Good Boy. "

..................

Gimana? Cerita kali ini lebih komplek pada perasaan, jadi kalian bisa baper -baper gemas dan sange.

Jadi kalau mau lanjut komen dan beri 500 ⭐

Okey?

Oneshot ( Cerpen Enak) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang