#1

24 1 0
                                    

"Ichaaal!"
"Ichaaaaaaaaaaal"
"Ichal ih banguuun!"

Seorang gadis berambut hitam dan panjang melemparkan bantal ke arah Ichal yang sedang tertidur dalam posisi tengkurap. Sudah beberapa cara ia lakukan untuk membangunkan kakak sepupunya itu. Mulai dari melempar bantal, menyalakan laptopnya, mematikan lampu sampai mengarahkan senter ke wajah Ichal, namun semuanya sia-sia.

"Apasih yang bisa bangunin nih orang!" Gerutu Cindy--gadis itu--kesal. Tiba-tiba, ia melompat kegirangan. "Aha!"
.
.
-
Pip pip pip pip

Kriiinggggggggggg

Kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiingggggggg

"Sial! Jam berapa ini?" Ichal membuka selimutnya dan dilihatnya jam dinding yang masih menunjukkan pukul dua pagi. 'Siapa yang nyetel alarm jam segini coba?' Batinnya dalam hati. Ichal berjalan mematikan alarm yang berasal dari ponselnya.

Klik

Kriiiiiiiing

Pip pip pip pip

Ichal menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ternyata, bunyi alarm yang mengganggunya tadi bukan hanya berasal dari ponselnya saja. Ichal melirik jam bekernya yang bergetar.

Klik

Pip pip pip pip

"Apa-apaan ini?" Ichal mematikan alarm di jam bekernya. Lalu ia berjalan ke arah jam tangannya. Bunyi 'Pip' berhenti. Sekarang kamarnya kembali sepi tanpa suara. Hanya ada suara nafas dan langkah Ichal. 'Siapa yang tega membangunkanku?' Tanya Ichal dalam hati, padahal ia sudah tahu siapa pelakunya--Cindy.

Ichal mendengar bunyi dari perutnya. "Kok gue laper ya?" Ichal berbicara pada dirinya sendiri. Dengan langkah malas dan gontai, Ichal turun ke lantai bawah untuk sekedar berburu makanan. Laki-laki itu merasa aneh saat sedang menuruni tangga, ia mencium aroma mie rebus yang semakin membuat cacing-cacing di perutnya berpesta.

"Siapa yang bikin, ya?" Lagi-lagi, Ichal berbicara pada dirinya sendiri. Ia menoleh ke kanan, ke kiri dan ke belakang. Ichal menarik kursi dan duduk disitu. Dengan hati-hati agar tidak menimbulkan suara, Ichal mulai memakan mie rebus tersebut. 'Maklum, orang laper' Batin Ichal dalam hati.

"CILUK BA!" Cindy muncul dari bawah meja makan dan membuat mie rebus di dalam mulut Ichal kembali keluar ke tempat asalnya. Tangannya mencari-cari gelas berisi air mineral. Sadar belum menyiapkan air minum, Ichal berlari ke rak gelas dan mengisi gelas kaca yang ia pegang dengan air mineral, lalu meneguknya.

"Itu mie gua yang bikinin, baik kan?" Cindy merebut gelas dari tangan Ichal.

"Suek tau gak. Kenapa harus gua coba?" Kata mahasiswa itu sambil cemberut. Ya, Ichal sudah kuliah. Sekarang usianya 18 tahun, kuliah di jurusan arsitektur.

Cindy terkekeh. "Yaelah baper amat. Mau curhat nih"
Ichal menuju ke meja makan untuk melanjutkan acara 'nyemil'-nya itu.

"Cerita apaan?"

Adik sepupunya itu tiba-tiba duduk di sampingnya dengan kaki di angkat satu. "Gua naksir cowo dong" Kata Cindy, bangga, berbunga-bunga dan tersenyum menunjukkan gingsulnya.

Ichal meminum kuah mie. "Yailah bocah"

"Sst! Diem dulu! Gue belom selesai tau!" Omel Cindy, Ichal mah ngangguk-ngangguk aja.

"Tapi dia benci sama gue......" Wajah Cindy berubah menjadi memelas.

"Udah selesai?" Tanya Ichal.

"Belom!!"

"Dia ngatain aku orang gila terus jelek terus tepos" Lanjut Cindy masih dengan wajah memelasnya.

"Ooh gitu, terus hubungannya sama gua apa, ya?" Ichal mencuci mangkok di wastafel yang tidak jauh dari meja makan.

"Kasih advice kek atau apa gitu!" Omel Cindy, lagi.

Ichal menjawab santai, "Lo gak gila kok cuma iseng overdosis, haha!" Laki-laki bertubuh tinggi itu tertawa keras khas laki-laki.

"JAHAAAAAAAT!" Jerit Cindy.

"Eh apa itu berisik-berisik? Ganggu!" Suara perempuan terdengar dari kamar di sudut rumah, Ibu dari Cindy atau Tantenya Ichal.

Kedua terdakwa menyengir kuda

"Liat aja lu nanti pagi!" Ancam Cindy kepada Ichal dan mencabut rambut di tangan kakaknya itu, kemudian pergi meninggalkan Ichal sendirian di dapur.

"Adaw sakit" Ichal mengusap-ngusap bekas kejahatan Cindy di tangan kirinya.
.
.
--
Ichal terbangun saat mendengar suara sapu dari halaman. 'Ah, pasti itu mbah nap' Batinnya. Mbah Nap adalah tukang kebun milik keluarga Cindy yang datang di setiap Minggu pagi. Menurut Ichal, ia adalah orang yang baik dan loyal.

Tiba-tiba, Ichal merasakan sakit perut yang luar biasa. Sama seperti manusia-manusia lainnya, yaitu ke toilet setiap pagi hari.

Ceklek

Saat ia ingin duduk di toilet, alangkah kagetnya Ichal saat menemukan foto kuntilanak yang ditempel di penutup WC. Refleks, ia berteriak karena terkejut.

Dan, itulah jawaban dari kalimat 'Liat aja lu nanti pagi!' Yang berasal dari Cindy.

"AAAAAAAA... CINDYYYYYYYY!"
--
13-07-2015
Thx for reading😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kamu Usil SihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang