Purnama bersinar terang di langit malam. Istana sibuk setelah kedatangan ketujuh gadis yang diramalkan, seorang gadis berambut pirang berjongkok sambil menghirup aroma segar dan lembut dari sepantaran bunga dengan warna ungu yang khas.
Gadis itu menghirup kemudian tersenyum manis, ini pertama kalinya ia melihat bunga tersebut dalam hidupnya. Dan ini pertama kalinya, ia datang ke tempat yang bahkan tidak diketahui oleh orang awam. Dia adalah salah satu dari orang beruntung.
"Tidak, gadis beruntung itu adalah Ruka eoni dan-- Ahyeon..." Menyebut nama temannya satu itu membuat beberapa memori kebersamaan mereka terlintas di benak nya.
Ahyeon adalah gadis pendiam yang bersemangat. Dia selalu memberikan energinya ke yang lain.
"Aku akan menemukan mu, Hyeon. Aku janji." Ucap Rami dengan tekad, dia tahu Ahyeon pasti baik-baik saja di suatu tempat.
Perlahan-lahan Rami mendengar suara langkah kaki yang menuju ke sini. Ia menunduk, berharap agar tidak kelihatan -- bersembunyi di balik bunga-bunga.
Langkah itu terdengar seperti bukan satu orang saja, itu dua orang.
Bugh!
Terdengar suara bogem mentah yang baru saja mengenai seseorang, Rami berusaha mengintip tapi dia tidak bisa melihat jelas akibat satu kuncup bunga menghalangi.
"Heeseung, katakan!"
'itu Heeseung? Berantem sama siapa?' tanya Rami dalam hatinya, masih betah dengan posisinya saat ini, berjongkok sambil bersembunyi.
"Aku tau, Ruka adalah reinkarnasi putri yang kita cari itu! Tapi... Tapi kenapa kau tidak mengatakan padaku? Aku pikir kita teman!"
Setelah memukul Heeseung, sosok itu segera pergi dari situ dengan amarah yang menyala.
Rami yang masih bersembunyi menatap kepergian pemuda itu, ia kemudian meyakini itu adalah Jay dan keduanya berantem akibat Ruka karena dia hanya mendengar nama Ruka eoni-nya itu. Yang lain tak terdengar jelas.
Rami menunduk tapi sesaat kemudian ... "Argh!" Ia melompat keluar dan berteriak ketika melihat kecoak yang tiba-tiba berjalan ke kakinya, "Pergi! Pergi! Jauhi aku!"
"Rami? Sedang apa kau di sana?" Tanya Heeseung menatapnya heran.
Rami menatap Heeseung dengan polos, "Eh itu ... Aku sedang apa yaa ... Berjalan-jalan, hehe," ujarnya awkward.
"Berjalan-jalan? Di tengah malam?" Heeseung mengangkat satu alisnya.
"Aku juga butuh udara segar," ujar Rami.
"Ini bukan dunia-mu, di sini ada banyak monster kau tau ..." Ucap Heeseung dengan menakut-nakuti.
"Jangan menakutiku. Aku tidak takut!" Ucap Rami sok pemberani.
Ia teringat saat mereka bertujuh--BabyMonster sedang nobar film horor di rumah Chiquita, Rami adalah orang pertama yang melindungi matanya dengan bantal saat hantu muncul.
"Tetap saja seorang gadis tidak boleh keluar malam-malam begi--" belum selesai Heeseung berbicara tiba-tiba Rami memotong, "Kau berdarah? Tunggu!"
Rami berlari ke arah tanaman obat di ujung taman. Heeseung menatap gadis itu dengan tatapan sulit diartikan kemudian meraba-raba bibir bawahnya yang dimana cairan kental dan anyir dapat ia rasakan.
Beberapa menit kemudian, keduanya duduk di kursi taman. Dengan telaten Rami membersihkan darahnya dan menaruh obat yang ia racik sendiri.
"Vampir tak punya darah tapi kenapa kau berdarah?" Ia sendiri tidak mengerti kenapa ada pertanyaan serandom itu.
Heeseung tidak menjawab dan akhirnya Rami memilih membereskan obat-obatan itu. Duduk dengan tenang.
Sesaat kemudian Heeseung berbicara, "Kami berbeda."
Rami menoleh, "Berbeda? Apa yang membuat kalian bertujuh berbeda dari vampir lainnya?"
BERSAMBUNG
Siapa yang minta Dialog Rami? Aku bikinin khusus loh😌
Sekalian chemistry sama Heeseung 😭Komen! Gak komen, gak kulanjutin!😌
![](https://img.wattpad.com/cover/352578807-288-k370187.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ETERNAL NEXUS (EN-BABY)
FantasyBOOK 01: "Jika ingatanku hilang, kau harus berjanji untuk mengembalikannya." "Aku berjanji!" *** "Dia, pemuda itu, kenapa terasa familiar? Siapa dia?" "Mata itu, apa aku pernah bertemu dengannya?" *** "Sialan! Kenapa harus ingatan kami yang dihapus...