ETERNAL NEXUS
(CINTA ABADI)PROLOGUE
Langit Neverland malam itu bercahaya ungu. Aurora berkobar liar di angkasa, seakan menangisi sesuatu yang tak terlihat. Angin berbisik, membawa aroma darah dan abu. Di tengah reruntuhan istana yang megah, seorang gadis berdiri dengan jubah putihnya yang terkoyak, wajahnya ternoda debu dan luka. Mata emasnya yang dulu penuh cahaya kini dipenuhi kesedihan mendalam.
Di hadapannya, seorang pria dengan jubah hitam panjang tersenyum sinis. Matanya gelap seperti kegelapan itu sendiri. Suaranya rendah, penuh kepuasan.
"Akhirnya, roda takdir kembali berputar."
Sang gadis mengepalkan tangannya. "Kau pikir dengan membakar kerajaan ini, menghancurkan semuanya... kau bisa memutuskan ikatan kami?"
Pria itu tertawa kecil. "Ikatan? Nexus itu bukan berkah, tapi kutukan. Dan kau..." Ia melangkah mendekat. "Selena, kau tak akan bisa menghindari takdirmu."
Mata gadis itu melebar. Nama itu...
Kilatan ingatan menghantamnya—gadis berambut perak yang tersenyum di tengah ladang bunga, suara tawa seorang pria yang terdengar begitu akrab, janji yang diucapkan di bawah cahaya bulan.
Sebuah nama berbisik di benaknya.
Bukan Selena.
Ruka.
Dan di sanalah ia sadar—ini bukan pertama kalinya semua ini terjadi.
Takdir selalu berulang. Sekarang, ia harus memilih. Melawan... atau kembali terjebak dalam lingkaran tanpa akhir.
Di kejauhan, dentuman keras menggema. Sebuah cahaya menyilaukan melesat dari langit, menembus kegelapan yang melahap Neverland.
Dan roda takdir... sekali lagi berputar.
DON'T PLAGIARISM

KAMU SEDANG MEMBACA
ETERNAL NEXUS (EN-BABY)
FantasyBOOK 01: "Jika ingatanku hilang, kau harus berjanji untuk mengembalikannya." "Aku berjanji!" *** "Dia, pemuda itu, kenapa terasa familiar? Siapa dia?" "Mata itu, apa aku pernah bertemu dengannya?" *** "Sialan! Kenapa harus ingatan kami yang dihapus...