Prolog

110 39 55
                                    

Derap langkah sekelompok pria menggema di penjuru hutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Derap langkah sekelompok pria menggema di penjuru hutan. Dedaunan kering menjadi saksi atas keterburu-buruan mereka. Semua pria itu pantas disebut nekat, karena berani memasuki wilayah hutan hanya dengan berbekal obor dan sinar bulan sebagai sumber cahaya. Entah apa yang membuat mereka tampak terburu-buru, yang pasti, tujuan mereka adalah sebuah gubuk di tepian hutan sana.

Di kala penting itu, seorang pemuda secara tiba-tiba berhenti, jauh tertinggal dari kelompoknya. Tubuhnya pucat, hingga keringat dingin sebesar biji jagung mulai bercucuran dari kulit. Ia mencoba bersandar pada bahu seseorang, lalu berjalan terseok-seok.

"Ja, jamkkanman, dongsaeng-a," lirih orang yang memberi sandaran, menyemangati sang adik.

Namun, sang adik tak bersemangat. "Aku sudah tak tahan lagi ...." Ia sudah meringis kesakitan.

"Bertahan sebentar lagi saja, Hawoon. Penawar kutukanmu akan segera dijumpai," Taeyang-sang kakak tetap optimis. Meskipun dua bersaudara itu sudah tertinggal dari rombongan, mereka tetap teguh berjalan.

Kini, telah terungkap salah satu motif rombongan nekat ini; mencari penawar kutukan.

Butuh waktu sekitar dua jam untuk sampai di gubuk itu, dikarenakan adanya binatang buas. Sekelompok pria itu beruntung, sebab tak ada satupun dari mereka yang terluka, termasuk si kakak beradik; Taeyang dan Hawoon. Namun ... keberuntungan hanya didapat sesaat saja. Ketika salah satu pria membuka gubuk itu, ia menemukan mayat seorang pria tua yang terbaring bersimbah darah. Alhasil, ia berteriak kesal.

Kebetulan, teriakan pria itu juga bersamaan dengan kemunculan bulan purnama, sehingga Hawoon jadi bertambah kesakitan. Rambutnya memutih, pandangannya kabur, serta tubuhnya melemah. Karena hal itu, beberapa pria cepat-cepat mencari beberapa obat yang berguna di dalam gubuk, dan sisanya berada di sekeliling dua bersaudara itu.

Taeyang tentunya sangat panik dan kecewa, hingga tanpa sadar tak sengaja merubah warna mata Hawoon menjadi biru gelap, segelap kutukannya, sehingga menjadi tak sadarkan diri.

Pada saat itulah Taeyang baru menyadari akan kemunculan sebuah simbol aneh di leher sang adik.

Salah seorang pria di sisi kanan Taeyang ikut memperhatikan tanda yang tiba-tiba muncul itu sambil berceletuk, "Tuan, bukankah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salah seorang pria di sisi kanan Taeyang ikut memperhatikan tanda yang tiba-tiba muncul itu sambil berceletuk, "Tuan, bukankah ini ... gumiho?"

----*****

-Ja, jamkkanman, dongsaeng-a (Ayolah bertahan, adikku)
-Gumiho (Rubah ekor sembilan)

----*****

Gambar by Pinterest (2 gambar digabung)

Halo gess! Menurut kalian prolog nya seru ga? Kalau seru kasih voment-nya ya! Ini cerita gaada jadwal updatenya, jadi, terus tagih saya biar cepet update hehe ....

Salam cinta dari Sha_isy

Hawoon MysteryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang