Dikejar Waktu

14 7 0
                                    

"Dan ... sebelum aku meninggalkan tempat ini, mari kita saling mengenal."

‧͙⁺˚*・༓☾☽༓・*˚⁺‧͙

"E ... baiklah .... Aku Lee Taera." Taera mengulurkan tangan kanannya sambil tersenyum kikuk. Ekspresi ragu dan khawatir juga ada pada wajahnya.

Hawoon tersenyum tipis kala membalas uluran tangan tersebut. "Senang berkenalan denganmu." Ia bersikap ramah. Mereka berdua bertatapan selama beberapa detik, sebelum akhirnya saling memalingkan muka.

Setelah itu, Maehwa pun ikut memperkenalkan diri. Ia melangkah maju sedikit. "Namaku Kim Maehwa," ucapnya pelan, dengan sorot mata yang terus mengarah ke lantai.

Kedua gadis itu tampak masih berada dalam kebingungan, sekaligus terkejut atas kejadian pagi hari ini. Kemunculan Hawoon yang secara tiba-tiba telah berhasil mengacaukan kegiatan pagi mereka. Sedikit kekhawatiran atas ucapan pria asing di kamar mereka ini juga ikut mewarnai pikiran.

Taera dan Maehwa sudah tentu tidak akan rela jika oppa mereka pergi begitu saja. Terlebih lagi, mereka semua baru saling mengenal nama. Bahkan, pakaian milik pria itu pun masih sama persis seperti yang ada di dalam novel. Bagaimana mungkin kedua gadis itu membiarkan orang dengan pakaian mencolok berkeliaran di jalanan?

Di tengah hiruk-pikuk segala pemikiran kedua gadis itu, tiba-tiba saja Hawoon sudah berjalan beberapa langkah keluar, sembari membenarkan posisi heuklip-nya. Kini Ia berada tepat di ambang pintu rumah Taera dan Maehwa.

"Tunggu!" pekik Maehwa panik. Ia segera berlari secepat kilat untuk menyusul sang oppa.

Tak peduli walaupun ia masih mengenakan pakaian tidur sekalipun. Ia beberapa kali hampir terjatuh tatkala menyenggol dinding lorong yang menghubungkan kamar dengan ruang tamu nan sempit itu.

Taera juga ikut menyusul dari belakang. "Jangan pergi dulu!!" perintahnya.

Hawoon lantas membalikkan badan, menatap sendu pada kedua gadis ini. Seperti ada hal tersirat dari pandangannya, yang tak akan dimengerti oleh orang lain. Ia terdiam saja.

"Sebaiknya aku memang harus pergi sekarang. Tak enak rasanya jika harus tinggal bersama perempuan yang baru kukenali," tutur pria itu, "terlebih lagi kalian berdua ini masih muda."

Hwarang mendekati si pria. Ia berusaha menahannya agar tidak pergi dengan beberapa kata rayuan. "Tetapi, kumohon jangan pergi dengan pakaian seperti ini juga, oppa," keluhnya.

"Benar kata Maehwa. Bisa-bisa akan dikira orang gila nanti." Taera ikut membenarkan.

'Eh ... tapi ... memangnya siapa yang akan menganggap Hawoon oppa ini orang gila ya? Paling tidak di ujung jalan nanti juga akan disangka sebagai aktor film,' batin Taera setelah berucap tadi, 'sebaiknya memang jangan sih, kalau-kalau ia membuat masalah kan bisa ribet.'

"Sebaiknya tinggal saja di sini beberapa minggu, kami bersedia membantu kok. Ganti dulu pakaian milik Oppa," rayu Maehwa dengan ekspresi memelas.

Namun, rayuan itu tidak benar-benar meluluhkan pemikiran Hawoon. Ia telah memutuskan akan pergi setelah beberapa hari menginap. "Baiklah, aku akan tinggal dengan kalian berdua dalam kurun waktu beberapa hari saja."

Maehwa tersenyum puas. Baginya, keputusan denial seperti itu pun tetap membuatnya senang. Oppa tampan idolanya akan tinggal di rumah ia dan Taera selama beberapa hari.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hawoon MysteryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang