Anak

102 27 11
                                    







"PAPA PASTI UDAH GILA... !!!"

Naka mengerang diatas ranjang, gak tau lagi harus dengan cara apa untuk menjelaskan. Padahal awalnya Naka cuma mau tanya prihal perkenalan nya dengan Keenan, tapi diluar nalar ternyata diam diam papanya telah membuat janji untuk acara perkenalannya itu

Ini jelas gila, andai papa tau jika pria yang dielu elu kan selama ini adalah bocah mesum yang berhasil curi first kiss anaknya dulu.

"Dan kenapa harus besok? Plis lah biarin aku nafas tenang dulu, kan naka belum siap ketemu Keenan"

Keenan_ sampai kapanpun Naka gak akan lupa dengan nama itu. Memang siapa yang gak kenal Keenan, dulu dia berhasil menarik hati semua teman temannya. Keenan pintar, dia juga tampan, dan jelas kaya raya.

Itu sih menurut guru dan teman temannya.

Bagi Naka, Keenan itu sombong. Ngomong klo lagi mepet doang, dan sekalinya banyak omong malah nyakitin hati orang lain.

Kerennya Naka adalah salah satu korban, diajak main baik baik, malah dikatai bodoh. Memang siapa yang gak marah, untungnya Naka berhasil hajar muka itu meski bibirnya yang harus jadi korban.

"Gak ... Tenang Naka, belum tentu kan kecilnya ganteng gedenya juga ganteng. Bisa jadi dia sekarang cuma beban keluarga negara, yang dengan mudah bisa aku manfaatin"



Besoknya.

Glup

Susah payah Naka telan liurnya, beberapa kali menguatkan akal sehatnya agar tetap tenang. Sedangkan Keenan_ pria yang pernah dia kenal sejak kecil sudah duduk tepat disebrang mejanya.

"Maaf lama, tadi kejebak macet"

"Gak masalah, aku juga baru Dateng tadi"

Naka buang tatapannya menuju kopi panas diatas meja, beberapa kali mengumpat karena sempat terpesona dengan seorang Keenan.

Gimana nggak, Keenan gak sesuai dengan ekspektasi Naka yang sempat dimaki maki semalaman. Naka fikir dia bisa lebih tampan dari Keenan, tapi saat wajah itu muncul dengan sombongnya, ternyata wajah manisnya gak ada apa-apanya dibandingkan wajah Keenan.

Dan Naka mau nangis dikolong meja sekarang juga.

"Kamu mau pesen makan?"

Naka menggeleng, entah untuk tolakan makan siang Keenan atau menyadarkan isi kepalanya yang mulai kacau.

"Keen"

Pria itu menatapnya penuh " iya, kenapa Naka?"

"Sebenernya ada sesuatu hal penting yang mau aku bahas sama kamu, dan aku harap kamu mau mengerti"

Keenan terlihat menunggu, tapi setiap dia mencoba menatap mata itu, semakin sulit untuk Naka memulai pembicaraan.

"Ekhmm.. Itu, sebenernya_aku mau ajak kamu kerja sama, untuk sesuatu yang membuat kita saling menguntungkan. Keen, harusnya aku bisa kerja bulan ini, tapi papa nolak karena tempat kerja yang aku mau jauh dari rumah. Sebenernya ini agak berlebihan, tapi Keenan_ayo kita menikah, dengan ini aku gak perlu izin papa lagi untuk kerja disana"

Setelah ucapan panjang lebarnya, Keenan terlihat diam dengan tatapan yang sulit diartikan.

Yang jelas berhasil membuat Naka gugup dalam sekejap.

"Saling menguntungkan? "

"Iya, kamu bisa pinta keuntungan apapun selagi aku bisa bantu"

Disebrang nya Keenan tertawa ringan, padahal suaranya gak aneh tapi mampu bikin Naka diam merinding ketakutan.

Apalagi saat keenan melanjutkan ucapannya .

"Kalo aku minta anak, kamu bakal kasih?"










"HAH? ANAK? KAMU GILA YA !!"

"Naka_"

"Aku cuma mau kerja ya.. kamu mikir dikit dong, minta kok anak. Itu namanya bukan saling menguntungkan, bayangin sebanyak apa yang harus aku kasih ke kamu, dan itu jelas gak sebanding dengan apa yang aku dapet" ucap Naka panjang lebar bercampur emosi.

"Terserah, kamu nolak pun gak masalah"

Naka putar otaknya, mencari letak saling menguntungkan dari permintaan Keenan. Walaupun akhirnya tetep gagal, karena Bagi Naka, Keenan itu betulan gila.

"Apapun - selain - anak"

"Aku gak butuh apapun, aku punya segalanya naka. keuntungan yang aku mau cuma anak, itu penting untuk 80% warisan kakek, dan aku harus memilikinya paling lambat sampai akhir tahun depan"

"Gak waras !"

"Alasan ku Lebih masuk akal dibandingkan menikah hanya untuk sebuah kerjaan"

Sinting ,dia fikir dirinya ini pabrik pembuatan anak?

Naka menyerah. Dia kemas tas nya dengan kasar, berdiri kasar sebelum menunjuk wajah songong Keenan yang terlihat santai di tempatnya.

"Aku gak Sudi, aku nolak dan aku harap pertemuan ini gak pernah terjadi"

Sebelum pergi, Keenan sempat menahan pergelangan tangannya kuat. Membuat Naka sebisa mungkin gak reflek pukul wajah Keenan dengan tas mahalnya seperti dulu.

"Oke, aku hargai tolakan kamu_" dibalik itu Naka rasakan sebuah kertas tersalip di telapak tangannya "_dan aku fikir kamu akan membutuhkannya"

"DALAM MIMPI MU"

Kertas itu diremas, Naka pergi dengan beribu kekecewaan. Entah rasanya Naka ingin marah pada semua orang, terutama pada pria bernama Keenan asega park.

Bayangkan hanya karena masalah pekerjaan, ia harus menyaksikan harga dirinya diinjak orang lain.

Naka memang bodoh, tapi melahirkan anak hanya demi warisan adalah sebuah hal gila. Naka sangat berperasaan jika menyangkut prioritas hidupnya, dan dia gak akan tega melahirkan bayi lucu yang kehadirannya bukan karena cinta.

"Brengsek, dia emang gak pernah berubah. Harusnya aku sadar orang kaya dia gak akan bisa diajak kerja sama, licik.. dia fikir aku Sudi, dan apa ini_" kertas itu dengan enggan Naka lihat "_liat aja, aku bisa kerja disana tanpa bantuan dia. walaupun _

_HAH, DIA CEO NYA?!!"










TBC




D

icerita ini, Keenan itu cowok yang ganteng banget. Mungkin papanya ganteng, tapi Keenan jauh lebih ganteng.


 Mungkin papanya ganteng, tapi Keenan jauh lebih ganteng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Si ganteng yang Berhasil bikin Naka setres










Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PILLOWTALK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang