"KAN.. UDAH DIBILANG, ORANG GILA MANA YANG MAU NIKAH SAMA ORANG KAYA KEENAN !!"
"Kata gue sih yang gila tuh elu" janu menunjuk Naka yang penampilannya mirip gembel. belum mandi seharian, kucel, maklum karena ini hari Minggu.
"Iya gila kali lahhh.. masa lamaran nikah sama Keenan ditolak. Naka sadar Dikit dong, otaknya dipake. Dia itu Keenan, cowok ganteng yang lahir dari keluarga berada. Lo bisa kuasai bumi klo nikah sama dia, semua yang Lo mau pasti dikasih" tambah sena dengan jiwa matre nya yang mendadak tantrum.
"Klo gua jadi lo, tanpa nolak gua ajak nikah hari itu juga si Keenan"
Naka menyerah, dan kembali rebahkan diri diatas kasur" salah emang curhat sama kalian tuh.."
Janu dan Sena saling melirik, entah harus dengan cara apa menyadarkan temannya yang memiliki kapasitas otak yang sempit.
"Naka, kamu tau gak klo kita berdua lulus lamaran kerja disana"
Dalam sekejap Naka bangkit, menatap nanar kedua temannya dengan mata hampir berkaca kaca. Perasaan iri menghampiri, Naka sedih karena mimpinya tak direstui seperti teman temannya.
"Gimana rasanya menapakkan kaki dikantor itu?"
"Sangat Megah dan berkelas. meskipun kita hanya kariawan biasa, tapi aku beneran sombong dan pamer kesemua keluarga ku, sampe tetangga ku juga iri "
"Hiks, papa.. !!! Naka juga mau"
Detik selanjutnya Naka sudah melihat kedua temannya berpindah, menepuk pundaknya berulang kali dengan wajah mencurigakan.
"Ayo Naka, terima aja tawaran papa mu. Cuma nikah kok, gak buruk" sesat temennya, tanpa memberi tau jika pekerjaan nya akan ditukar dengan hal yang lebih membuat nya setres.
Anak
Naka ingin lupa, tapi hasrat mimpi kembali menggebu gebu setelah ungkapan kedua temannya.
"Kamu gak perlu khawatir, gajinya besar. Klo kamu kerja disana, Keenan gak akan macem macem sama kamu. Karena pekerjaan mu jauh lebih berkelas, pasti Keenan juga minder" santai janu, tanpa tau jika diam diam Naka membatin dengan kata-kata julid.
Minder apanya, Bahkan Keenan bisa pecat kalian detik ini juga.
Tapi Naka gak peduli dengan semua omong kosong Sena, atau pun Janu. Rasanya Naka mendadak diserang rasa gelisah, otaknya dipaksa memilih antara mimpi dan masa depan.
Klo bukan Keenan, mungkin Naka gak akan se-frustasi ini. Tapi kenyataannya yang akan dia hadapi adalah pria dengan otak jenius, yang entah akan buat hidup Naka menjadi seperti apa.
Jadi dengan tekat yang kuat Naka berdiri, membungkam kedua temannya yang terus mengoceh perkara lamaran dengan Keenan.
Pokoknya detik ini Naka memutuskan untuk menolak.
"LANGIT BUMI BERSAKSI BAHWA SAMPAI KAPANPUN, SEORANG NAKA TIDAK AKAN MENIKAH DENGAN KEENAN HANYA KARENA SEBUAH KERJAAN "_
"Masuk reynaka ! "
"Gak mau !!" Naka pandang sengit Keenan, pria yang beberapa jam telah resmi menjadi suaminya itu " aku gak mau satu kamar sama kamu! Pokoknya aku mau kamarku sendiri"
"Gila, suami istri mana yang tidurnya pisah"
"Ck, kenapa sih keen.. gak usah terlalu serius gitu deh, kita kan nikah cuma buat saling menguntungkan"
Keenan maju 5 langkah, menghimpit Naka yang diam diam kena panik
"hari ini aku nikahin kamu dengan mahar yang tinggi, aku masih inget yah mata kamu yang berbinar-binar setelah liat emas dan berlian_" dagu Naka diangkat, mempertemukan manik keduanya "_ kamu fikir siapa yang baru aja dapet untung "
KAMU SEDANG MEMBACA
PILLOWTALK
FanfictionNaka cuma mau kerja dikantor impian, tapi papa gak kasih izin karena jauh dari rumah. "yaudah cepet nikah, biar kamu bisa tinggal bareng sama suamimu disana" [sungjake AU]